Mama
Oleh : Vitrya WibowoCeklek!
Ia memutar gagang pintu, mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan. Sepi dan gelap. Dengan langkah tertatih, tangannya meraba-raba melalui dinding yang semuanya tampak hitam tanpa cahaya. Setelah beberapa saat, jemarinya menyentuh sebuah papan kayu terbentang dengan penopang pada setiap sudutnya.
Krieett!
Bunyi berdecit terdengar ketika tubuhnya roboh di atas papan kayu tersebut.
🌺🌺🌺
Sinar matahari menerobos melalui celah kecil jendela kayu yang telah usang dimakan usia. Sazy, bocah perempuan berusia empat tahun terlihat menggeliat di atas dipan reyot, di sekelilingnya rayap berkerubung menyemprotkan cairan berbau busuk. Membuat atmosfer dalam ruangan semakin bertambah buruk.
Sekali lagi, bocah perempuan itu meregangkan badannya. Lalu turun dari dipan sehingga menimbulkan bunyi berdecit keras. Ruangan menjadi semakin ingar bingar ketika jam dinding tua berdentang menggema, Sazy begitu menikmatinya. Dentingan jam dinding serta ranjang reyot dengan bunyi khasnya. Bagaikan alunan musik indah pengantar tidur yang selalu membuat dirinya merasa nyaman. Ia tidak pernah peduli kalau ruangan itu gelap dan sesak.
Di atas dipan reyot itu, Sazy dengan leluasa memandangi serta menciumi wanita yang terbaring dengan lelap. "Mama!" suara balita itu nyaring, semburat merah di wajahnya menambah rona bahagia tampak jelas di sana.
Sazy tidak ingin mengganggu sang mama yang tengah terlelap. Dengan perlahan ia menjejakkan kaki mungilnya di atas lantai dingin tanpa alas kaki, mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan.
Whuss...
Angin mendesau sedikit kencang, membuat tirai jendela di sudut ruangan tersingkap. Sazy melongok memastikan tidak ada seorangpun yang sedang mengintip dari baliknya. Ia menghirup napas penuh kelegaan lalu bibirnya tersenyum tipis penuh arti.
Ia kembali membaringkan tubuhnya di atas dipan, kemudian melingkarkan tangannya untuk mendekap wanita yang masih saja terlelap di sana.
Sinar matahari. Sazy begitu tidak menyukainya. Baginya cahaya terang dari sinar matahari, akan mengambil sang mama dari dekapannya. Memenggal episode yang mengantarkan seluruh kerinduannya.
Braaak!
Pintu ruangan didorong dengan paksa, beberapa pria berseragam cokelat menerobos masuk. Suara ingar bingar ia rasakan menyayat telinga dan mencabik-cabik hatinya. Membuat Sazy meringkuk ketakutan di bawah dipan reyot, lalu dirinya menangis membayangkan sang mama akan terbangun dari tidur.
Ketika akhirnya suara-suara itu semakin mendekat, si bocah kecil Sazy meraung. Dalam benaknya, manusia-manusia itu dengan beringas menyeringai sembari berseru dengan keras.
"Saya, melihatnya.!" seru salah seorang pria berseragam cokelat.
"Lihatlah wanita ini,! wajahnya mirip seperti korban wanita hilang di koran dan televisi." teriak yang lain.
Mereka segera mengangkat tubuh wanita itu dari atas dipan. Mengabaikan Sazy dengan tatapan penuh kemarahan. Balita perempuan itu menyeringai, siap menerkam siapa saja yang mengambil sang mama dari sisinya.
🌺🌺🌺
Pagi harinya. Terjadi kegemparan di seluruh penjuru kota. Dalam sebuah berita surat kabar lokal, di bawah kolom headline news tertulis. 'Wanita muda telah ditemukan dalam keadaan tidak sadar dan bersembunyi di dalam rumah kosong bekas terbakar sepuluh tahun silam. Menurut warga setempat, dalam tragedi kebakaran yang telah lalu, seorang balita perempuan tewas. Setelah sang ibu dikabarkan meninggalkannya seorang diri.'
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama
Short Storysebuah cerpen mini kurang lebih 500 kata. Tantang seorang balita yang begitu merindukan sosok ibu.