YOU'RE NOT A TEENAGER ANYMORE

3.5K 217 4
                                    

CHAPTER 2
YOU'RE NOT A TEENAGER ANYMORE


Kara tampak sibuk di dapur toko roti miliknya saat waktu hampir menuju tengah hari. Lengan kemeja berwarna tosca-nya tergulung hingga siku. Rambut panjangnya dia gelung ke atas dengan sekenanya. Tangan-tangan rampingnya sibuk menggilas fondant berwarna merah yang ada di atas meja dengan rolling pin. Adonan gula itu akan digunakannya untuk membuat karakter Elmo sebagai hiasan cupcake yang dipesan oleh salah seorang pelanggannya.

Meski sudah memiliki lima orang yang dia pekerjakan di dapur pada tiap shift-nya, Kara masih saja senang menerjunkan diri di dapur seperti saat ini. Perempuan itu merasa bosan jika dia harus bertahan di ruangan pribadinya. Ruangan tidak terlalu besar yang berada di samping dapur toko memang digunakannya sebagai kantor. Tapi Kara lebih senang menghabiskan waktu di dapur dibanding dalam ruangan kantornya.

Kara sudah akan merekatkan fondant yang telah digilasnya tadi ke atas red velvet cupcake yang ada di hadapannya saat seseorang memanggil namanya. Rani, karyawannya yang bertugas menjaga counter, sudah berdiri di sampingnya saat perempuan berkacamata itu menoleh.

“Kenapa, Rani?” tanya Kara seraya membetulkan letak kacamatanya.

“Ada yang mencari Mbak Kara di depan,” jawab Rani.

“Oh ya? Siapa?” tanya Kara kembali.

“Namanya Delilah, Mbak.”

Jawaban yang diberikan Rani membuat kedua alis Kara seketika bertaut. Seingatnya, dia tidak memiliki janji untuk bertemu dengan seseorang bernama Delilah hari ini. Tapi karena dia tidak ingin mengecewakan siapa pun pemilik nama Delilah ini, Kara akhirnya mengiyakan.

“Tolong minta dia tunggu sebentar ya,” pinta Kara.

Rani mengangguk singkat. “Baik, Mbak.”

Dan setelahnya, Rani segera berlalu meninggalkan dapur.

Kara mengambil waktu sebentar untuk melepas sarung tangan dan menarik lepas ikatan rambutnya. Setelah itu, dia memanggil salah seorang karyawannya yang sepertinya baru selesai memasukkan adonan ke salah satu oven besar yang ada di dapur.

“Anne, tolong selesaikan pesanan nomor sembilan ini ya,” ujar Kara. “Oh iya, untuk pesanan nomor sebelas, apa lagi yang kurang?”

“Tinggal tiga puluh pieces lemon pie, Mbak,” jawab karyawan bernama Anne itu.

“Tapi crust-nya udah jadi kan?”

“Sudah, Mbak. Tinggal filling-nya saja yang belum.”

“Oke. Pastikan semua selesai sebelum pukul dua ya. Karena pesanan itu harus diantar sebelum pukul empat,” pesan Kara sambil menatap waktu pada pergelangan tangannya yang jarum pendeknya berada di antara angka sebelas dan dua belas.

Setelah pesannya diiyakan oleh Anne, Kara segera keluar dari dapur untuk menemui tamunya. Ada beberapa orang pelanggan yang tengah mengunjungi toko roti miliknya saat dia keluar dari dapur. Tapi seorang gadis bertubuh semampai dengan rambut lurus sepunggung berwarna kecokelatan dan mengenakan dress selutut berwarna abu-abu menarik perhatiannya. Gadis itu berdiri membelakanginya dengan tas selempang tersampir pada bahu kiri. Sebuah map berwarna hijau tergenggam di tangan kanannya.

WRAPPED AROUND YOUR FINGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang