Tangis bahagia

2.5K 97 13
                                    

Genap 30 menit sudah dokter berada di ruangan Alvaro. Namun tak kunjung keluar dari kamar Alvaro entah apa yang sedang dokter lakukan yang jelas Alifia sangat berharap jika doanya selama ini di kabulkan oleh sang pencipta.

"Tante apa Alvaro beneran sadar? Tapi tan-"
Ucapan Alifia belum selesai namun Fatimah menyergai.

"Anak tante itu kuat kamu gausah khawatir ya doain aja dia baik baik aja ya" Setelah mengatakan itu Fatimah langsung memeluk Alifia dan membiarkan Alifia menangis dalam dekapan nya. Sesekali ia mengelus rambut panjang gadis yang di cintai anaknya itu.

Tak lama setelah kejadian Fatimah yang menenangkan Alifia dokter keluar dari kamar Alvaro tanpa ekspresi dan itu membuat Alifia seketika down dan lemah

"Bagaimana? Apa ada perkembangan?" dokter menjawab dengan seulas senyum kemudian berkata "Alvaro telah melewati masa kritis dan koma nya. Kondisinya mulai membaik dan akan segera kami pindahkan ke ruangan yang lebih bisa di jangkau lebih dari 1 orang" Setelah mendengarkan perkataan dokter dengan seksama.

Alifia merasakan dirinya hidup kembali serta tak percaya dengan hal yang nyaris dianggap semu itu. Fatimah pun tersenyum bahagia serta meneteskan air mata bahagia.

"J-jadi maksud dokter Alvaro udah ga di ruang ICU lagi?" Tanya Alifia kemudian menatap jendela kaca yang menampakkan wajah sendu Alvaro.

"Iya akan kami pindahkan ke ruangan yang lebih bisa di jangkau tapi jangan terlalu banyak kunjungan dulu dia butuh istirahat. Dia akan sadar dalam beberapa jam lagi. Akibat efek obat yang ada di dalam infus" Perjelas dokter kembali. Dan menambahkan lagi "Dia termasuk kuat dan tahan terhadap obat obatan yang kami berikan walau kadar nya hanya 30% tapi dia mampu. Sebuah keajaiban pula dia bisa sadar dalam kurung waktu secepat ini." Ucap dokter itu lalu tersenyum ke arah Fatimah dan Alifia yang sedang larut dalam haru.

"Baiklah dok terima kasih atas kabar gembiranya saya sangat bersyukur dokter dapat menyelamatkan anak saya dari masa masa kritisnya.." Lirih Fatimah sesekali cairan bening itu mengalir di pipinya.

"Tugas saya hanya membantu. Saya hanya perantara untuk hal lain itu atas takdir sang kuasa. Saya permisi dulu jika ada keluhan tentang Alvaro pencet tombol merah di sebelah loker.." Ujar dokter Reyhan kemudian pergi meninggalkan tempat ICU itu.

"Assalamualaikum ini kok pada nangis semua ada apa ya?" Tanya Aldi yang baru saja datang untuk menemui Alvaro. Dan di susul pula dengan Angga yang membuntuti nya dari belakang. Fatimah menoleh ke sumber suara itu.

"Waalaikumsalam Alvaro udah melewati masa kritisnya nak. Dia mau di pindahin ke ruangan yang baru bukan di tempat ini lagi." Jelas Fatimah kepada Aldi dan Angga yang baru saja tiba itu. Mereka berdua yang tak menyangka dengan hal itu Alvaro sahabatnya akan kembali dan menjalani hari bersama mereka lagi. Sungguh kebahagiaan yang tiada habisnya.

"Ya ampun! Alvaro balik Ga Alvaro balik!!" Teriak Aldi dengan wajah yang susah di jelaskan ada bahagia tangis serta rindu bercampur aduk disana.

"Iya! Di!Gue bahagia banget!!" Ucap Angga tak kalah heboh kemudian mereka berdua berpelukan seperti seseorang yang sudah lama tidak bertemu.

"Eh tunggu kenapa gue jadi pelukan sama lo najis banget" Angga kembali pada alam bawah sadarnya. Dan melepas pelukan nya bersama Aldi.

"Iya kenapa kita jadi pelukan ya?" Aldi berbalik tanya dan Angga terlihat kesal melihat sahabatnya yang bego nya udah akut banget.

"Bego ih jangan homo lu ya najis amat"

"Gue juga najis sama lo! Pergi jauh jauh lo!" Usir Aldi yang tak mau kalah dengan Angga.

"Lo sendiri sono yang pergi" Balas Angga sinis.

"Udah udah kok kalian malah berantem disini" Lerai Fatimah melihat tingkah Angga dan Aldi Alifia yang menyaksikan hanya terkekeh melihat tingkah sahabat Alvaro yang tak pernah ada akurnya. Andai Alvaro ikut bergabung dengan mereka hari ini pasti klop banget pikir Alifia.

"Eh iya tan maaf kepelasan lu si nyebelin amat" Ucap Aldi cengar cengir dan menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak gatal.

"Hehehe maaf ya tan"

🌿🌿🌿

"Sus gimana keadaan pasien yang bernama Alvaro Anindito Aldorio?" Tanya seorang pria kepada salah satu perawat yang merawat Alvaro selama ini.

"Dia sudah mulai membaik tuan dan akan di pindahkan ke ruangan yang lebih luas dan bisa di jangkau oleh beberapa orang. darah yang tuan donorkan membantu Alvaro untuk melewati masa kritisnya" Jelas suster itu dan sepertinya keadaan Alvaro membaik dan dapat melewati masa kritisnya berkat seorang pria ini.

'Berarti darah yang gua donorin ke Alvaro ga sia sia maaf ya gue cuma bisa ngelakuin ini buat ngebalas semua kesalahan gua ke lu'

Pria itu mengangguk mantap kemudian pergi meninggalkan rumah sakit yang berada di kawasan ibu kota jakarta.

🌿🌿🌿

Padahal bersamamu itu candu.
Padahal saya senang melihat tawamu.
Padahal senyum mu itu endorfinku.
Padahal memang saya menginginkan mu.
Dan padahal semua tak pernah saya rencanakan.
Nyatanya,saya sudah mencintaimu.

🌿🌿🌿

Gimana nih siapa si cowo misteriusnya? Hayo tebak gih. Sorry kalo up nya lama ya. Masih slr :( see you! 💜

Cinta Pangeran Es ( End) MASA EDIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang