Badman | 3

12.6K 432 9
                                    

"PANIEL!!"
Teriak seorang gadis dari ambang pintu cafe membuat beberapa pengunjung terkejut.
Sedangkan Roui?

Dia membelalakkan matanya takut.
Ada apa?

Adam heran melihat rona wajah Roui yang menghilang. Kulit mulusnya berubah pucat dan mata birunya membulat.

"Hey! Whats wrong?" tanya Adam.
Tiba-tiba saja Roui masuk ke bawah kolong meja cafe itu dan bersembunyi sambil mencengkeram celana bahan pria itu di bagian kaki.
"Hey! Apa yang kau lakukan!? Keluar dari sana! Kau tampak bodoh!" kata Adam sambil berusaha mengeluarkan Roui dari kolong meja.

"Shtt! Diam Adam! Dia Debby! Dia akan menarik rambutku saat melihat aku berbicara dengan Paniel. Err... Dia menyeramkan! Dia seperti nenek sihir dengan hidung bangirnya yang jelek!" gerutu Roui dengan suara berbisik.

Adam terkekeh geli sebelum berdiri dan menarik gadis itu keluar dari kolong meja. Kemudian memeluk gadis itu.
Roui panik dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Adam. "Adam! Apa yang kau lakukan? Aku bisa mati! Hikss Mommy!" rengeknya.

Tidak ada yang boleh menyakiti Lemon-nya. Batin Adam.

Paniel yang merasa di panggil, menoleh ke arah pintu masuk dan kemudian menghela napas lelah.
"Paniel! Hikss kau kemana saja? Kau sudah satu minggu tidak memberiku kabar! Ada apa? aku minta maaf jika aku berbuat salah hikss." Debby Northon, gadis itu menangis tanpa berniat untuk pindah dari depan pintu masuk cafe.

"Ada apa Debby?" tanya Paniel. Sesungguhnya Paniel menyayangi gadis ini. Hanya saja sifat Debby cukup egois.

Debby masih menangis dengan kepala tertunduk.
Debby Northon adalah gadis manis yang berusia 20 tahun. 5 tahun di bawah usia Paniel. Gadia yang berasal dari keluarga kaya raya. Gadis manja yang kekurangan perhatian dari kedua orangtuanya.

Paniel merasa kasihan dan akhirnya mendekat ke Debby dan membawa Debby kepelukannya.
"Maaf aku tidak memberi kabar. Kau baik-baik saja?" tanya Paniel dengan lembut.

"Hikss tidak hikss.." Debby menangis sambil menggelengkan kepalanya. Melingkarkan kedua tangannya dengan erat di pinggang pria itu.
Paniel tidak perduli dengan tatapan semua pengunjung cafe.
Tangannya mengelus dengan lembut punggung dan kepala gadis itu bergantian.

Adam dan Roui yang melihatnya juga belum berniat untuk duduk dan masih berpelukan.
"Adam?" panggil Roui dan mendongakkan kepalanya.
"Hmm?" balas Adam.
"Debby menangis. Apa yang terjadi?" tanya Roui.
Sungguh lehernya sakit karena harus mendongak. Pria itu terlalu tinggi. Kepala Roui hanya mencapai dada pria itu.

"Aku tidak tahu, Lemon. Bukan aku yang membuatnya menangis." Roui hanya mengangguk dan kembali menelusupkan kepalanya di dada pria itu.

Sedangkan Paniel
"Ada apa Debby?" tanya Paniel.
"Daddy dan hikss... Mommy hikss.. Pergi 1 minggu yang lalu hikss uhuk! Uhuk! Mereka tidak bilang akan pergi kemana hikss hikss..." Debby masih sesunggukan dan sesekali terbatuk.

Paniel merasa bersalah.
"Maafkan aku tidak memberimu kabar. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Hmm?" kata Paniel mengacungkan jari kelingkingnya.
Debby mengangguk dan mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Paniel.
"Paniel, aku lapar." kata Debby pelan. Paniel terkekeh dan membawa Debby ke salah satu meja cafe yang kosong. Yang dengan sialnya kebetulan berada persis di dekat meja Roui dan Adam.

Roui dan Adam sudah kembali duduk. Dan bertemu pamdang dengan Debby yang menatapnya marah.

"Apa yang kau lakukan di sini!?" sentak Debby ketus.
"Kau jangan pernah menemui Paniel lagi!" lanjutnya.
"Aku tidak mau!! Aku ingin Ice Cream dari Paniel!" balas Roui kesal.
Debby meradang, dan bergerak untuk menyerang Roui.
Namun Debby di tahan oleh Paniel dan Roui di sembunyikan dalam pelukan Adam.

"Stpp it! Debby. Jangan lakukan. Kenapa setiap kalian bertemu, kalian selalu bertengkar? Aku lelah ok!?" kata Paniel.
"I don't know. Debby selalu menarik rambut Roui saat bertemu." kata Roui menyembulkan kepalanya keluar dari pelukan Adam.

"Itu karena Roui selalu membuatku kesal! Dia selalu membuatku marah. Dia tidak pernah mengerti apa yang kukatakan. Dia lambat menangkap apa yang kukatakan!" jelas Debby
Paniel terkekeh dan mengelus kepala Debby.

"Kau harus sabar. Roui memang seperti itu. Aku juga mengalami apa yang kau alami hahaha" kata Paniel dan tertawa.
Debby hanya mengurucutkan bibirnya kesal.

"Panel, mana ice creamku? Aku harus segera pergi setelah makan ice creamku." Kata Roui.
Adam melepaskan pelukannya pada si Mungil Roui begitu juga Panel pada Debby.
"Baiklah. Kau akan segera mendapatkannya. Tunggu sebentar.
Debby, ayo. Ikut denganku." Ajak Paniel dan Debby mengikuti nya.

"Apa kau harus makan ice cream itu sekarang? Kau tidak bisa menundanya?" Tanya Adam tiba-tiba saat Roui asik memandangi keluar jendela kaca.
Roui mengangguk dengan antusias dan memandang Adam dengan mata polosnya.
Adam yang menerima tatapan itu menggeram karena tiba-tiba saja ada yang berdiri di bawah sana.

"Jangan menatapku seperti itu!" Sentak Adam.
"Kenapa? Aku tidak merasa menganggumu dengan tatapanku." Kata Roui.
"Kita harus pergi! Sekarang!" Paksa Adam.
"E em! Tidak mau!!" Balasnya keras kepala sambil menggenggam pinggiran meja dengan erat.
"Kau tidak harus memakannya hari ini! Ayolah!" Kata Adam jengah.

Roui tetap menggeleng dan enggan beranjak dari kursinya.
"Keras kepala!" Umpat pria itu kesal.
"Tentu saja kepalaku keras. Kalau lunak tentu saja bukan kepala. Dasar Pria tua!" Kata Roui

Adam yang mendengarnya hanya menghela napas berusaha bersabar.
Tak berapa lama akhirnya ice cream yang ditunggu Roui datang. Gadis itu bertepuk tangan dengan ceria seperti anak kecil.
"Thank you Paniel. Sekarang pergilah! Aku tidak mau Debby datang dan memarahiku lagi." Usir Roui setelah mengucapkan terimakasih.
"Dasar kerdil!" Ketua Paniel dan pergi.
Roui hanya memeletkan lidahnya dan mulai menyendok ice creamnya.

Suapan pertama gadis itu bergumam senang begitu juga suapan kedua dan seterusnya. Adam yang ingin berbicara tidak jadi karena terpana melihat cara gadis itu memakan ice creamnya.
Sisi prianya terusik melihat hal itu.

Tidak berapa lama, dengan Roui yang menikmati dunianya sendiri dan Adam yang mati-matian menahan hasratnya, akhirnya ice cream itu habis.

"Yahh. Ini selalu lezat. Terimakasih Adam." Kata Roui dengan senyuman manisnya. Adam hanya bergumam.
"Ayo sekarang kita pergi. Kau harus pulang. Dan aku harus kembali ke kantorku."

Roui mengangguk dan berdiri. Kemudian mengedarkan pandangannya dan menemukan Paniel yang sedang duduk menemani Debby.
"Paniel, aku pulang! Terimakasih! Bye Debby!!" Teriak gadis itu membuat seluruh pengunjung cafe terkejut.
Adam menghela napas malu, Debby menatapnya kesal dan Paniel memutar bola matanya jengah.
Well, ini sudah biasa dihadapinya.

Paniel mengangguk dan Adam menarik Roui keluar. Kemudian membawa Roui memasuki porsche-nya.

"Kau akan aku antar pulang. Jadi tetap tenang dan jangan berisik. Mengerti!?" Kata Adam sambil memasangkan sabuk pengaman gadis itu
Roui menceburkan bibirnya kesal.

"Adam, kenapa kau mengajak aku membolos?" Tanya Roui sambil menatap Adam dari samping.
"Sekolah itu milikku, terserahku ingin melakukan apapun." Jawabnya sombong.
Roui mencibir ke arah Adam dan kembali mengalihkan pandangannya ke jalanan dan pohon-pohon di sepanjang jalan.

"Kenapa kau tahu jalan kerumahku? Kau penguntit ya!?" Sentak gadis itu membuat Adam kesal.
"Fuck!" Umpatnya.
Tiba-tiba saja mulut pria itu di bekap tangan mungil Roui dan membuat pria itu menginjak rem mendadak.
"Apa yang kau lakukan!?" Kata pria itu kasar membentak Roui.

Bukannya terkejut, Roui malah mencubit bibir pria itu kesal.
"Jangan berkata kotor!! Ibu bilang itu tidak boleh!"
Adam menggeram dan menatap tajam kepada Roui.
Senyum miring muncul di wajah pria itu membuat aura kejam keluar dari pria itu .
"Kau melakukan kesalahan, baby girl."

Deg!

Dan entah mengapa itu membuat jantung Roui berdetak resah.

Mom, help me.

*******
TBC
Luv Dee

Hanya karena aku suka lagu itu 😁😁

BADMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang