Shira berlari ke aula dimana para pembesar kerajaan berkumpul.
BRAK
Ia membuka pintu dengan kasar, lalu segera berlutut di hadapan raja.
"Shira! Kau tidak sopan sekali! Penjaga! Usir dia!!" Perintah mentri Juan, pengasuh Shira.
"Tunggu," sergah raja, "ada apa, Shira?" tanyanya.
"Baginda, izinkan hamba untuk ikut perang melawan kerajaan Xmae," pinta Shira masih menunduk.
"Tapi Shira, kerajaan Xmae itu sangat kuat. Kemungkinan besar kita akan kehilangan banyak pasukan. Dan lagi kau ini wa-" ucapan raja terpotong.
"Baginda! Hamba mohon jangan sebut hamba wanita!" potong Shira mendongak, "hamba sangat ingin bertarung melawan kerajaan Xmae, karena mereka lah yang membunuh kedua orang tua hamba, hamba sangat ingin membalas dendam terhadap mereka, hamba bersedia maju di garis depan!"
"Bila itu tentang dendam pribadimu, mungkin aku tak mengerti, tapi kau tahu konsekuensinya kan?" tanya raja memastikan.
"Hamba mohon, Baginda" ujar Shira kembali tertunduk.
"Baiklah, lakukan sesukamu!" Ucap raja menutup pembicaraan lalu meninggalkan singgasana dengan kesal.
※※※
Klotak klotak
Suara derap langkah kuda terdengar.
"Baginda, kerajaan Xmae telah tiba." ujar menteri Juan didepan pasukan.
"Baiklah," ujar raja lalu mengacungkan pedangnya, "SERANG!!!"
"Hiaaaaaa!!" Seru pasukan Shira menyerbu
Brak Bruk Brak
Ctang Cting CtangShira mengayunkan pedangnya dari atas kuda, seketika kepala orang didepannya melayang, darah mencuat ke segala arah.
Shira kembali maju. Ia dicegat oleh 3 orang prajurit Xmae. Seorang lelaki dari pasukan Xmae mengayunkan pedangnya tepat dikepala Shira dari belakang, namun Shira segera menunduk dan memutar tangannya lalu berputar searah dengan kudanya bersamaan dengan pedangnya yang menusuk tepat di jantung lelaki itu, ia segera menariknya kembali. Lalu segera mengayunkan lagi pedangnya, membelah perut seorang lagi didepannya. Ia lalu membenturkan pedangnya pada pedang seorang lainnya, membuat pedang orang itu melayang, lalu ia segera menusukkan pedangnya ke leher orang itu, orang itu tewas seketika. 3 orang sudah ia habisi.
Shira masih berlari teguh menuju ke depan sembari mengayunkan pedangnya, menyebabkan korban disepanjang jalur larinya. Kebencian dan dendamnya pada kerajaan Xmae begitu besar.
BRUAK
Kuda Shira tertubruk oleh kuda seseorang, hingga ia pun jatuh terpental. Namun dengan sigap ia pun berdiri lagi dan menegakkan pedangnya. Orang itu berdiri menghempaskan jubahnya.
"Si... siapa kau?!" tanya Shira.
"Kau tak perlu tahu." jawabnya tenang lalu berlari menyerang Shira. Shira terus menghindar, sesekali ia balas menyerang, hingga akhirnya ia dapat memukul pelindung kepala orang itu. Kemudian pelindung kepala orang itu pun terpental jauh. Rambut hitam panjangnya terurai.
"Kau.... wanita?" tanya Shira tak percaya bahwa orang yang ia lawan barusan adalah wanita, sama sepertinya.
Tanpa banyak bicara wanita itu segera mengayunkan pedangnya ke arah Shira, Shira pun segera melompat ke belakang orang itu, lalu menyayungkan pedangnya ke arah kaki orang itu, bermaksud melumpuhkannya, namun orang itu segera melompat, belum sempat kakinya mendarat ke tanah, Shira sudah dengan cepat mengayunkan pedangnya ke arah perut orang itu. Dengan cepat ia berputar hingga badannya bertumpu pada kedua tangannya dengan kepala dibawah, lalu kembali melompat ke belakang hingga mendarat dengan sempurna, ia singkap rambutnya ke balakang lalu dengan cepat kembali menyerang Shira, ia berlari zig zag. Kecepatannya membuat Shira tak dapat melihat arah serangan orang itu. Ia hanya dapat bertahan dengan menebak arah serangan orang itu. Lalu seketika ia menyiku kepala Shira hingga helmnya terlepas. Rambut merah Shira pun ikut terurai.
"Bah, kau juga wanita, siapa namamu? Sesama wanita harus saling mengenalkan diri dong" ujarnya sengaja menekan kata 'wanita'.
"Namaku Shira, namun jangan sebut aku wanita!" Seru Shira kembali menyerang orang itu.
"Bukankah kau memang wanita?" Tanyanya sembari menghindari serangan Shira.
Dengan cepat ia melompat kebelakang lalu berlari kembali kedepan dengan mengayunkan pedangnya, menyayat lengan kiri Shira. Ia pun jatuh berlutut sembari menutup lukanya dengan tangan kanannya yang memegang pedang. Darah menetes ditempat Shira berlutut.
"Aku bukan wanita" ucap Shira membuat orang itu tersentak.
"Aku tidak selemah wanita!!" Seru Shira lalu melepas pegangan pada lukanya dan bangkit menyerang orang itu dengan mengayunkan pedangnya.
Ctang
Pedang Shira menancap jauh di kanan mereka. Orang itu sudah mengacungkan pedangnya di depan wajah Shira yang berlutut. "Menyerahlah." ujarnya
"Aku tidak akan menyerah pada kerajaan busuk Xmae! Lebih baik aku mati!" seru Shira.
"Baiklah jika itu maumu" jawab orang itu lalu menarik pedangnya hendak menusuk Shira. Shira pun memejamkan matanya.
JLEB
"Hoak" menteri Juan memuntahkan darah, tangannya bergetar memegang perutnya yang tertancap pedang.
"TIDAK!! JUAN-SAN!!!" pekik Shira, "SIALAN KAU!!!" Shira berdiri lalu menyerang orang itu. Orang itu siap mengayunkan pedangnya kembali.
"Hentikan!" perintah seseorang yang telah turun dari kudanya. Tangannya menghentikan tangan orang yang tadi hendak menebas Shira. "Hentikan adikku, kita sudah menang"
'Helm itu? Jangan-jangan...' pikir Shira.
"Pa... Pangeran Hakoru, Sang Putra Mahkota?!""Iya, kenalkan aku putra mahkota kerajaan Xmae, Hakoru" kenal Hakoru melepas pelindung kepala yang ia kenakan, "dan ini adikku, Meika Ara. Dia ini wanita, tapi sangat cerdas dan kuat"
'Apa?' Pikir Shira mematung. Masih bingung dengan apa yang terjadi. Ia tak percaya bahwa yang ia lawan tadi adalah adik dari putra mahkota yang berarti ia melawan seorang putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Empress Queen
ActionShira adalah pendekar kerajaan Furikasa. Setelah kalah berperang, ia menjadi tawanan perang kerajaan Xmae. Namun apa daya bila pada akhirnya ia jatuh hati pada sang pangeran Xmae?