I'ʟʟ Rᴇᴍᴇᴍʙᴇʀ

162 30 9
                                    

Warn!! Gs for uke

Hari-hari Guanlin berjalan seperti biasa. Bangun, menyiapkan makanan, mengurus keluarga, bersih-bersih, lalu tidur. Berulang seperti itu setiap harinya.

Namun hari ini Guanlin merasa ada sesuatu yang aneh dengan dirinya. Dia merasakan keberadaan seseorang selain dirinya. Tapi siapa?

Miyeon sedang sekolah dan suaminya sedang bekerja.

Entahlah. Guanlin malas memikirkannya. Akhir-akhir ini dia jadi malas melakukan sesuatu. Bahkan sekarang dia sedang bersantai di ruang tengah dengan cemilan di pangkuannya.

Guanlin melirik sebentar ke arah jam dinding. Masih ada 30 menit lagi sebelum Miyeon pulang sekolah. Hari ini seperti biasa, dialah yang menjemput Miyeon.

.

.

Sekarang Guanlin sedang menunggu di depan pagar sekolah putrinya. Beberapa orang disana tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Guanlin. Bagiamana tidak, Guanlin menggunakan jeans panjang yang membuat kaki jenjangnya terlihat indah dan dipadukan dengan hoodie pink. Rambutnya yang panjang dia biarkan terurai bebas, membuat kesan indah dalam dirinya bertambah.

Memang terdengar simple, tapi baju apapun yang dipakai Guanlin memang terlihat sempurna dipadukan dengan tubuhnya.

Guanlin yang merasa diperhatikan hanya memberi senyum tipis. Dia risih sebenarnya, tapi ia tidak tau harus berbuat apa.

Guanlin lalu mengalihkan pandangannya ke segerombolan anak perempuan yang sedang berlari. Mencari dengan hati-hati keberadaan anaknya. Hingga akhirnya dia memusatkan perhatiannya pada seorang anak berambut dark brown yang juga sedang menatapnya.

Anak itu memang bukan Miyeon. Tapi entah mengapa, Guanlin tertarik untuk memperhatikan anak itu. Mungkin karena dia terlihat berbeda, mungkin?

Bukan berbeda karena fisik. Tapi jika dibandingkan anak lainnya dia terlihat lebih...

Suram?

Guanlin terkejut saat merasakan ada yang menarik bajunya pelan. Menundukkan kepalanya mencari tau siapa yang menarik bajunya.

Dia melihat Miyeon sedang berkacak pinggang dengan bibir yang dimajukan. "Eomma melamun. Miyeon sudah teriak tapi eomma tidak dengar. Miyeon kesal." Gadis kecil berikat dua itu semakin memajukan bibirnya.

Guanlin terkekeh mendengar kekesalan putrinya.

"Maafkan eomma. Nanti kita mampir ke pepper dinner sebagai gantinya. Bagaimana?"

Sebenarnya, Guanlin memang sedang ingin makan disana. Jadi sekalian saja tidak apa kan?

Miyeon menganggukkan kepalanya cepat. Sama seperti appanya kalau urusan makanan.

Guanlin masih sedikit penasaran dengan anak kecil yang sempat merebut perhatiannya tadi. Dia ingin menanyakannya pada Miyeon tapi dia ragu jika putrinya mengenal anak itu.

Tapi apa salahnya mencoba?

Guanlin mengelus kepala Miyeon dan bertanya. "Miyeon kenal anak yang ada disana tidak? Yang sedang melihat ke arah sini." Guanlin menunjuk ke arah anak bersurai dark brown yang tadi memperhatikannya tanpa mengalihkan pandangannya dari Miyeon.

Miyeon terlihat bingung. "Anak yang mana?" Pikirnya. Miyeon tidak melihat orang yang dimaksud eommanya.

Melihat putrinya kebingungan membuat Guanlin menolehkan kepalanya guna memastikan anak yang dia maksud. Tapi hanya lapangan kosong lah yang dia dapat. Tidak ada anak berambut dark brown yang tadi memperhatikannya.

ʟᴏ sɪᴇɴᴛᴏ >> ωιикραиTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang