Alexi mendesah pelan setelah mengetahui jika dirinya harus remidi ulangan sosiologi sendirian. Nilainya yang dibawah rata-rata membuatnya harus mengerjakan seluruh latihan di buku paketnya. Gadis itu menunduk lesu menatap dua angka merah besar di kertas miliknya. Empat puluh lima.
Thalia mengelus punggung Alexi berirama. "Gue bakalan bantu lo ngerjain soal-soalnya, oke?"
Alexi mengangguk pelan. Dia masih tak percaya nilainya jauh dari perkiraannya. Padahal ia sudah serius belajar mengenai materi itu.
"Kita juga bakalan bantu, Xi!" Suara cempreng milik Letta membuat kedua gadis didepannya membalik badan. Terlihat Letta dan Kinar yang sedang tersenyum lebar, menunjukkan deretan giginya yang rapi.
Alexi tersenyum. "Makasih."
"Tapi ada syaratnya," sergah Kinar memainkan kedua alisnya, membuat Alexi mengerutkan kening.
"Syarat?"
Kinar dan Letta mengangguk bersamaan.
Tangan Thalia terangkat memukul keras lengan Letta yang berada didepannya. "Heh! Kalo gak niat bantu, yaudah. Gak usah pake syarat segala."
Letta menarik tangannya dan mengaduh pelan. Dia mendelik kesal pada Thalia sambil mengelus tangannya yang terlihat memerah. "Gue bercanda kali! Gak usah pake acara pukul-pukul segala!" Omelnya menunjukkan lengannya kepada Alexi.
Alexi mengelus pelan lengan Letta. Gadis itu tersenyum penuh kemenangan sambil menatap Thalia yang wajahnya memerah karena marah. "Udah, Xi." Perintah Thalia menarik tangan Alexi dari lengan Letta.
"Lo PMS?" Tanya Kinar yang sedari tadi diam melihat pertengkaran kedua temannya itu.
Thalia mengangguk, membuat Letta dan Kinar berdecak kesal. "Pantes!" Ucap mereka bersamaan.
Alexi terkekeh pelan. Setidaknya rasa sedihnya sedikit berkurang gara-gara pertengkaran kecil Thalia dan Letta. Dia merogoh sakunya dan mencari benda pipih berbentuk persegi panjang miliknya. Setelah apa yang dicari sudah didapatkan, dia buru-buru membuka untuk melihat notifikasi yang masuk di ponselnya.
"Kenapa?" Tanya Thalia heran ketika melihat wajah Alexi yang berubah menjadi masam setelah membuka ponselnya.
Alexi kembali mengantongi ponselnya dan menggeleng. "Gak papa. Ke kantin yuk!" Ajaknya yang langsung diangguki oleh Kinar dan Letta.
"Rame! Gaada meja yang kosong," keluh Thalia menghentikan langkah ketiga temannya yang berjalan didepannya.
Kinar mengangguk setelah menyapu seluruh area kantin yang sudah sesak dipenuhi siswa yang kelaparan. "Balik ke kelas?" Usulnya yang diangguki oleh kedua temannya, kecuali Letta. Gadis itu masih mencari-cari tempat duduk yang kosong.
Letta menjentikkan jari dan menunjuk meja yang sudah terisi oleh tiga lelaki remaja dengan telunjuknya. "Itu disana!" Kaki gadis itu melangkah mendekati meja itu yang letaknya di pojok kanan kantin. Sadar jika teman-temannya tak mengikutinya, dia membalikkan badan. "Ayo!"
Alexi mengernyit bingung namun dengan perlahan kakinya melangkah mendekati Letta. "Tungguin nyet!"
"Cepetan! Itu kalian berdua! Cepet!" Perintah Letta yang langsung dipatuhi oleh Kinar dan Thalia. Mereka berjalan santai menyusul Alexi yang tak jauh dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaxi [Completed]
Teen Fiction"Kalo lo udah jadi pacar gue, bakal gue pastiin lo ganti status," ucap Galang tiba-tiba memecah keheningan. "Jadi apa?" Alexi bertanya setelah ia membalikkan tubuhnya menghadap lelaki itu. "Jadi istri gue." Jawabnya sambil menunduk dan menatap tepat...