one-shot

116 19 2
                                    

Sasuke pov.

Lagi..
Aku melihatnya termenung di pinggir danau. Mata biru langit jernih nya tampak kosong. Tak ada kebahagiaan dimata nya.

Emosi pun tak terlihat, hanya kekosongan yang dilihatnya. Padahal aku yakin mata itu akan lebih Indah dengan binar bahagia di kedua matanya.

Tanpa diperintah, kenangan mulai bermunculan. Saat iya, sosok introvert yang tidak memiliki teman sama sekali. Hidup dalam tekanan klan memaksanya untuk selalu sempurna dalam berbagai hal. Konflik batin selalu dialami nya sejak kecil.

Sejak pertengkaran orang yang ia panggil tou-san dan kaa-san mulai menuju Puncak. Dimana ia melihat dengan jelas tou-san menampar kaa-san nya. Sang kaa-san yang balas memaki dengan suara tinggi, tanpa menghiraukan ia yang menjadi korban keduanya.

Terpuruk. Ia sunguh terpuruk oleh semua masalah yang muncul bersamaan. Sampai seorang murid pindahan membuatnya sadar. Saat dia tanpa lelah mendekatinya, berkoar-koar ingin berteman dengan nya, tingkah nya seakan tidak memiliki masalah apapun.

Saat itu aku bertanya. "Kau tau apa tentangku..?!" tapi reaksi nya sunggu di luar dugaanku. Dia tertawa! Ya, tertawa! Bukankah reaksi nya terlalu 'aneh' untuk dimengerti?

Seharusnya dia menjauh! Merasa sakit hati, memaki maki nya, atau mungkin menangis..? Lupakan yang terakhir. Dia laki-laki, mana mungkin secengeng itu.

Dia yang kumaksud adalah Naruto. Uzumaki Naruto namanya. Sosok periang yang membuatku sedikit berubah, membuat ku memiliki teman, dan membuatku mengerti suatu hal.

Saat itu, aku sedang mengambil minuman di loker. Loker ku dan lokernya berhadap-hadapan. Aku melihatnya, tapi kuacuhkan dia dan mulai melangkahkan kakiku pergi.

Tapi, sederet kalimat yang diucapkannya mmbuatku berhenti melangkah.

Perkataan yang menjadi jawaban atas pertanyaanku tempo hari.
Ia bilang, "kau benar. Apa yang bisa kuketahui dari sosok pengecut sepertimu?! Siapapun pasti tidak akan ada yang mengetahuinya. Karena kau terlalu menutup diri. Kau selalu lari, lari dan terus lari dari masalah yang datang. Kau bersikap dingin untuk menbuat perlindungan diri. Kau itu pengecut yang terlalu takut keluar dari zona nyaman mu!! Aku tau kau kesepian, matamu menjelaskan semuanya padaku! Tapi lihat..? Saat ada sosok yang ingin menjadi temanmu, cahaya mu, kau malah menolaknya! Heh! Bukankah kau begitu bodoh..?!! Orang bodoh seperti mu lebih baik enyah dari dunia ini! " Ucapnya sarkas waktu itu.

Jujur saja, aku yang mendengarnya merasa tertohok.
Kulirik ia sekilas.

Sejak saat itu aku mulai membuka diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sejak saat itu aku mulai membuka diri. Naruto, ia adalah teman pertama ku.

Tapi, aku merasa Naruto berubah. Senyumnya tak setulus dulu, tawanya menyimpan banyak beban, tingkahnya tak seceria dulu.

Puncaknya, Naruto selalu bolos sekolah. Dan ini hari ke lima ia membolos.

Sebenarnya setiap sore aku melihatnya dipinggir danau, merenung. Tapi, sekali lagi ku tegaskan. Apa yang bisa di lakukan sosok introvert sepertiku?

Maka dari itu. Saat ini, disini, aku melihatnya lagi. Dengan kondisi yang lebih buruk dari sebelumnya. Kubulatkan tekadku untuk menghampirinya.

Sasuke pov end.
.
..
...

Hening.

Saat ini, dipinggir danau. Terdapat Naruto yang tidak menyadari kehadiran sosok disampingnya. Sosok itu adalah sasuke yang sedang berusaha mencari topik untuk mengalihkan perhatian Naruto dari keheningan danau dihadapannya.

"Ehem! " Dehem Sasuke memancing respon.

"..."

'Oh ayolahh, siapapun katakan padaku bagaimana caranya memulai pembicaraan! Shit, dia bahkan tidak menoleh sedikitpun. Apa deheman ku kurang keras? ' Tanya Sasuke dalam pergulatan batinnya.

"Hahh, Naruto! " Seru Sasuke

"Apa yang terjadi dengan mu? Kemana saja kau lima hari ini? Apa kau sedang ada masalah?
Kenapa tidak memberitahuku?" Lanjut Sasuke diiringi dengan runtutan pertanyaan.

Siapapun, beri Sasuke penghargaan atas pengendalian diri yang baik. Siapa yang akan menyangka bahwa saat ini Sasuke sedang gugup? Lagi pula, itu ucapan perpanjang Sasuke saat ini. Ya, saat ini.

Berhasil! Naruto kini menatap Sasuke dengan tatapan yang sulit diartikan oleh otak jenius keturunan Uchiha ini.

"Hahahaha, apa maksudmu teme? Aku baik-baik saja." Ujar Naruto mencoba meyakinkan Sasuke. Hah! Anak kecil juga tau kau sedang tidak baik-baik saja dobe. Batin Sasuke menggerutu.

"Sudahlah teme, aku pulang dulu ya. Jaa ne! " Pamit Naruto tanpa menunggu respon dari lawan bicara.

"Aku tau kau sedang tidak baik-baik saja dobe." Gumam Sasuke sambil memandang bahu rapuh Naruto yang semakin menjauh.

♥.                      ♥.                             ♥.

Esoknya, Sasuke mendapat kabar mengejutkan.

"Heii, apa kau sudah dengar kabar terkini..?"

"Memang apa?"

"Kau belum dengarkan, katanya ada siswa dari sekolah ini yang bunuh diri! "

"Hiiii, apa itu benar? Seram sekali! "

"Itu benar! yang ku dengar siswa itu merupakan cucu dari kepala sekolah! Tapi aku bingung, kenapa siswa itu melakukan hal seperti itu. Bukankah menjadi cucu dari pemilik sekolah itu menyenangkan? "

"Kau benar"

Sekilas, hanya itu yang Sasuke tangkap dari Indra pendengarannya.

"Siapa?!" Secara tidak sadar, Sasuke menanyakan siapa siswa yang tadi mereka bicarakan.

"A-ahh. Oh, itu kalau tidak salah namanya Uzumaki Naruto" Jawab salah satu siswi.

Tanpa disadari, kakinya melangkah ke ruang kepala sekolah berada.

"Akan aku pastikan itu tidak benar! " Tekadnya.

"Ya, si dobe itu tidak mungkin pergi kan..?"

Sesampainya di ruang kepala sekolah, Sasuke langsung menyatakan tujuannya kemari.

"Dimana Naruto? Berita itu tidak benar kan? Hahaha, T-tidak mungkin Naruto bunuh diri! Tsunade-sama, kumohon! Jelaskan sesuatu."

"Siapa kau? "

"Sasuke, Uchiha Sasuke"

"Aku tidak bisa menjelaskan apapun. Tapi, mungkin buku ini bisa" Ucap Tsunade.

Lalu, Tsunade selaku baa-san Naruto menyerahkan buku harian bercorak orange dengan halaman pertama dibuat tulisan

          ★  MY TOMODACHI ★






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Tomodachi. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang