Bel pulang berbunyi sejak 5 menit yang lalu, koridor yang sepi berubah dalam sekejap menjadi lautan murid yang baru saja keluar dari kelas mereka masing-masing.
"Nay? Balik gak lo? Diem mulu lu njir." Viora mencolek lengan Naya, membuyarkan lamunannya.
"E-eh hm lo duluan aja deh, gue mau bareng bebep." Naya memutar bola matanya ke arah Dirga yang sedang memasukan buku-bukunya.
"Oke deh, sukses PDKT nya sis."
Viora menarik tangan Siska untuk keluar dari kelas, meninggalkan Naya yang sedang berusaha untuk mendekati Dirga.
"Hai Dirga." sapa Naya dengan senyuman lebarnya.
"Hm." jawab Dirga singkat.
"Pulang bareng yuk?"
"Astaga ini cewe urat malunya udah putus kali ya, baru kenal aja udah gini. Pake ngajak pulang bareng lagi." Dirga mengumpat dalam hati.
"Gue duluan." Dirga berdiri dan berjalan menuju pintu kelas untuk meninggalkan gadis aneh yang di hadapannya.
Naya yang tau cowo itu akan menghindar pun berusaha mencekal lengan kekar Dirga, dan berhasil. Lalu Dirga menoleh ke belakang.
"Mau lo apa sih?"
"Gue cuma mau pulang bareng lo, boleh ya? ya ya?" Dirga melepas cekalan tangan Naya, dan berjalan cepat meninggalkan cewe itu di dalam kelas sendirian.
"EH DIRGA KOK GUE DITINGGAL SIH?!" teriakan itu membuat Dirga semakin kesal dan menambah kecepatan langkahnya.
Mengapa di hari pertama ia masuk sekolah harus bertemu lagi dengan cewe aneh ini?! Sumpah rasanya Dirga ingin bunuh diri sekarang.
Naya berlari mengejar Dirga yang sudah mulai menghilang dari pandangannya, dan setelah berlari kencang dengan sesekali menabrak siswa siswi yang berjalan berlawanan arah. Naya pun berhasil mensejajarkan langkahnya dengan Dirga.
"Dirga! Naya cape tau ngejar-ngejar Dirga!" Naya mengelap keringat yang mengalir di dahinya.
"Bodo!" Dirga berlari ke arah parkiran dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Huh syukur lah dirinya sampai dengan selamat, ya selamat dari cewe aneh itu.
"Hai calon pacar Naya."
Suara itu? Saat menoleh ke samping kiri, Dirga mendapati Naya yang duduk manis dengan menunjukkan gigi rapihnya. Cewe itu menyengir sangat lama, dan yang dilakukan Dirga hanya membuka mulutnya lalu setelahnya ia membanting kepalanya ke stir mobil beberapa kali.
"Eh Dirga kenapa? Kok kaya orang kesurupan gitu?" tanya Naya yang menusuk-nusuk pipi kiri Dirga.
"Keluar dari mobil gue." Sungguh Dirga saat ini sangat kesal dan terus mengumpat dalam hati.
"Yah kan Naya mau pulang bareng Dirga."
"Gue yang gamau pulang bareng lo! KELUAR! GUE BILANG KELUAR YA KELUAR!"
Naya sedikit tersentak mendengar bentakkan Dirga, selama ini Naya di perlakukan lembut di lingkungan keluarga dan juga teman-temannya. Jadi hatinya sedikit sakit mendengar Dirga berteriak kencang padanya seperti tadi.
Naya berusaha untuk tidak menjatuhkan air matanya yang sudah tergenang, dan ketika Naya berkedip, air matanya turun begitu saja. Sial.
Dirga yang melihat Naya menangis pun langsung panik sendiri, apa dirinya terlalu kasar dengan berteriak pada cewe ini? Sungguh Dirga sedang diselimuti oleh kekesalan sekarang. Mungkin karna itu ia refleks membentak Naya.
"Aduh lo jangan nangis dong, maaf deh ya? Udah ya nangisnya ntar dikira gue ngapa-ngapain lo lagi." Dirga berusaha membujuk Naya agar berhenti menangis, walaupun tidak terdengar isakan, air mata gadis itu malah semakin deras.
"Tapi anterin Naya pulang ya?" Naya menghapus air matanya lalu tersenyum pada Dirga.
"Aduh iyadeh, tapi lo berhenti nangisnya ya, kalo gak berhenti gue gajadi anter lo pulang."
"Iya Naya janji berhenti nangisnya."
Ingin tau rahasia? Sebenarnya Naya tak benar-benar sakit hati dengan bentakkan Dirga, dirinya tadi menangis hanya agar Dirga luluh lalu mengantar dirinya pulang.
"Aduh Naya udah cantik, menggoda iman, sekseh, jago akting pula, cocok lah ya jadi aktris. Kan gue mirip-mirip chelsea islan." Naya terkekeh geli dan terus berteriak senang dalam hati karena usahanya berhasil.
Dirga sangat sial bertemu dengan cewe ini, spesies dari mana sih Naya sebenarnya?! Mengapa dirinya tidak kembali ke habitat aslinya saja?! Sudah make up sangat tebal, dan menggoda dirinya tanpa henti sejak jam pertama, Dirga tambah yakin kalau urat malu Naya memang sudah putus, mungkin sejak lahir? Entah.
"Itu Rumah Naya yang gerbang putih." Naya menunjuk salah satu gerbang yang menjulang tinggi.
Dirga tau jika komplek ini adalah pekarangan yang sangat elit, dilihat dari tampilan Naya saja sudah diduga jika dirinya orang tajir, secara barang-barang yang dipakai di tubuhnya hampir semua branded, salah satunya tas dan sepatunya, ditambah kalung, gelang, dan cincin yang terlihat sangat mengkilap. Jangan lupakan ponsel mahalnya.
"Terima kasih Calon Pacar Naya."
Naya turun dan melambaikan tangan ke arah mobil Dirga yang sudah melaju kencang untuk keluar dari lingkungan rumahnya.
Demi apapun jika bukan terpaksa Dirga tidak akan melakukan hal bodoh ini untuk kedua kalinya, pertama dirinya diminta id-line, kedua dirinya harus mengantar Naya pulang. Dasar cewe aneh.
"Mama, Papa, tolong Dirga." Dirga menjambak rambutnya frustrasi karena risih atas perlakuan Naya padanya.
Semoga saja dirinya tidak suka pada Naya, lagipula tipenya bukan seperti cewe aneh yang tak tau malu sepertinya. Tipe nya jauh lebih berbobot dari Naya, rasanya Dirga ingin mengajak Naya ke pantai, lalu melemparnya ke tengah laut.
☀☀☀
"PAK BURHAN, BI SURTI, BUKAIN GERBANGNYA DONG! HELLOW INCES NAYA PULANG NIH YUHU! MAMA, PAPA, KAK KEVIN BUKAIN GERBANGNYA DONG! NAYA PANAS NIH DISINI!"
Setelah terus berteriak bak di hutan akhirnya gerbang rumahnya terbuka dan menampilkan sosok kakak kesayangannya, Kak Kevin namanya. Umurnya 25 tahun, seorang dokter anak yang tampan dan berpendidikan tentunya.
"Bacot banget lo kobokan resto." Kevin menyentil kening adiknya lalu berjalan ke dalam rumah.
"DASAR KAKAK KEVIN JOMBLO! ADUH NAYA PRIHATIN DEH SAMA KAK KEVIN, SETIAP MINGGU SELALU DAPET UNDANGAN PERNIKAHAN ATAU LAMARAN TAPI DIA SELALU SENDIRI DATENGNYA HAHAHAHAHAHA! Mam-hmpttt."
Kevin berlari ke arah gerbang lalu menutup mulut adiknya dengan tangan kanannya, Naya yang tadi sedang berteriak senang sambil menutup gerbang itupun terpaksa berhenti.
"Bau banget sih tangan lo!" Naya menepis tangan Kevin.
"Iya soalnya tadi gue abis makan pake sambel terasinya Bi Surti, gimana dek baunya? Enak kan?"
"Najisin lo! Pergi sana! Pantes gaada yang mau, bau gini!" Naya berlari ke arah pintu utama dan Kevin mengumpat kesal, mengapa dirinya memiliki adik seperti ini sih?! Tetapi entah kenapa Kevin sangat menyayangi adiknya bahkan melebihi dirinya sendiri.
"DASAR ADIK DURHAKA!" teriak Kevin sambil ikut berlari ke arah pintu utama untuk mengejar dan menangkap Naya.
✈✈✈
Jangan Lupa Vote!
Happy Reading :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirnaya
Roman pour AdolescentsThis story just my imagination oke! Don't forget to vote and comment! Enjoy guys! :) Follow my instagram : najwanfs_17 Thanks. Happy Reading!