BAB II
Terbuka mata ini dari peristirahatan tadi malam sejenak ku biarkan tenang menghampiri jiwa yang kemudian beranjak dari tempat tidur. Membuka jendela untuk sekedar menghirup udara segar pagi hari. Sinar mentari pun memasuki ruang kamar yang tadinya gelap gulita lalu terpaku pandangan pada kertas dan pena yang tergeletak di atas meja setelah ku tumpahkan semua rasa yang berkecamuk dalam alam pikiranan ini.
"Wid...... bangun sayang sudah jam 08:00 nih kamu tidak kuliah?" ucap Mamah berteriak dari ruang tamu yang terletak di lantai bawah. " Iya mah... sebentar lagi widia turun kok" sahut ku.
Selalu bahkan hampir setiap saat apabila ku bangun dari tidur hati dan pikiran berkata kejadian membosankan seperti apa lagi yang Aku temukan hari ini. Melangkah turun kedua kaki perlahan menapaki anak tangga untuk bersiap mandi dan pergi kuliah.
" Mah... dimana Papah?" Ucap ku dengan kepala yang menengok kanan kiri. Papah mu sudah pergi duluan ke kantor katanya ada miting untuk kariawan pagi ini. Yaaa begitulah Papah mungkin karna Dia sekarang naik jabatan menjadi direktur makanya Papah sudah mulai sibuk dengan kegiatan kantornya saja bahkan sarapan pun tidak sempat pagi ini " jawabnya dengan rasa sedikit kesal. "ohhhh... yaudah widia mandi dulu ya mah."
***
Widia itulah nama yang diwariskan orang tua terhadap ku. Tidak tahu kenapa nama itu menjadi identitas ku. Papah lah yang memberi nama itu kepada ku entah apa yang ada dibalik arti nama ini. Setelah mandi Aku pun siap-siap kemudian sarapan pagi bersama Mamah lalu "Mah....Widia pamit dulu yah mau ke kampus" Sambil cipika-cipiki dengannya. "iya.. hati-hati di jalan ya sayang jangan lupa di kampus nanti makan siang" Sahut mamah dengan lembut. "siap bos hehehe dadah mamah umwah..". Ku sahut sambil bercanda serta melambaikan tangan sesaat.
Berangkat menggunakan sepeda motor yang diberikan Papah sewaktu Aku lulus dari SMA untuk pergi ke kampus, sebelumnya aku selalu diantar dan dijemput olehnya. Tidak ada waktu untuk berkumpul menghabiskan waktu bersama teman-teman kelas setelah pulang sekolah. Akibatnya sekarang Aku tidak terlalu banyak memiliki teman yang akrab hanya satu orang Dia bernama Wiwin kami berteman sejak dari bangku Sekolah dasar.
***Sesampai di kampus ku tengok jam sudah pukul 09:00 wajar saja soalnya jarak dari kampus dengan rumah lumayan jauh dan sering kali macet di jalan membuat kesal saja. Hari ini di perjalanan tadi ada Ibu-ibu menyalakan lampu sen sebelah kanan tiba-tiba belok sebelah kiri hampir saja Aku tabrak terus sudah gitu ada Bapak-bapak di depan naik motor pelan sekali seolah neneknya yang membuat ini jalan raya, yaaa kalau pelan jalannya sih tidak apa asalkan jangan menghalangi pengendara lain dong.... di samping jalan nya jangan di tengah-tengah gimana tidak kesal coba? Yaudah Ku coba balap saking kesalnya saat sudah berada di sampingnya Aku buka kaca helm lalu teriak "Pa..! kalo tidak berani kencang menjalankan motornya jagan bawa motor di jalan tapi di TAME ZOON sana!!" dengan nada kesal.
Hari ini mata pelajaran yang diajarkan tentang jaringan membosankan ditambah lagi dosennya sangat ketus jadi ingin bolos saja. "Emang kenapa dengan jaringan? Lagian Laba-laba juga kan yang membuat upss itu kan jaring sarang bagi huniannya heheh" gumam ku untuk menghibur diri.
Jam pelajaran pun dimulai saking malasnya Aku duduk paling belakang pojok kiri. Mendengarkan sekitar lima menit setelahnya tidur namun salah seorang teman melempar ku dengan kertas yang tergumpal sontak aku terkejut dan berdiri " iya Pak... Jaringan merupakan bagian yang sangat penting bagi umat manusia untuk berkomonikasi melalui perantara alat elektronik........" dengan suara yang keras. Seisi ruangan seolah di banjiri tawa karna Aku tiba-tiba berdiri dan berteriak. " ada apa Wid...?" Ucapnya dengan nada yang menjengkelkan lalu sedikit senyum seolah terbawa suasana. " tidak apa-apa Pak" sahut ku dengan muka yang sangat merah karna malu. " baik pelajaran kita lanjutkan" sahutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Widia
Short Storyseorang wanita yang menemukan liontin yang sangat dia sayangi.