Sesampainya Lexa di depan rumah tetangganya a.k.a rumah oma dan opa Aydan dan a.k.a nya lagi adik dari Arsen. Ok ini berlebihan, namun Lexa harus bisa menstabilkan detakan jantungnya.
Baru saja Lexa ingin membuka pintu rumah tersebut namun ternyata ada seseorang yg juga membuka pintunya, Lexa pun menunduk.
"Jangan Arsen jangan..." batin Lexa bergemuruh."Aydan?!"
Deg
Lexa pun menghembuskan nafas pasrahnya, yah kini Lexa benar benar ada di hadapan seseorang yg membencinya, mungkin.
"Abang, Aydan ngantuk mau bobok" rengek Aydan yg kini langsung masuk ke dalam rumahnya, tanpa mengatakan apapun kepada Lexa yg sedari tadi mematung.
"Ehm.." dehem Arsen.
"Eh, gue pulang dulu" Lexa pun berbalik dan segera menuju ke rumahnya, namun baru saja ia ingin melangkah Arsen menggumamkan satu kata yg di yakini memang untuknya.
"Thanks"
Baru saja Lexa ingin berbalik, tapi suara pintu di tutup sudah mendahuluinya, Lexa pun sontak kembali melanjutkan langkahnya menuju rumahnya.
"Kak, ko baru pulang?" tanya Key saat melihat Lexa masuk ke dalam rumah.
"Iya bun, kakak ke atas dulu"
"Lah kenapa itu anak?" gumam Key saat melihat Lexa lesuh seperti itu.
'Gue kenapa sih? Apa ini efek dari Arsen? Ga ga, ga mungkin ga mungkin Arsen. Dan gue ga mungkin suka sama Arsen, karena itu mustahil' batin Lexa.
Capek dg pertanyaan yg membuat ia sakit kepala, Lexa pun memutuskan mandi, shalat dan segera tidur karena ia sedang malas untuk berpikir kali ini.~ ~ x x x ~ ~
Berbeda dg Lexa, kini Xander yg sedari tadi di kamar sedang asik berchatting via WhatsApp dg seorang perempuan, siapa lagi kalau bukan Ara.
Arabela
Lo di rumah?
Kenapa?
Gue boleh ke rumah lo?
Sudah malam
Gak jadi, maaf mengganggu
Lo siap² gue jemput
Gausah Nder gausah
Chat terakhir dari Ara pun hanya di read oleh Xander, Xander pun segera mengambil jaket lalu berpamitan pada orang rumah, dan dia langsung menuju rumah Ara.
10 menit kemudian...
Xander Bintang
Keluar, gue di depan
Ara yg memang sedari tadi menunggu balasan dari Xander pun sontak terbelalak, dia pun lgsg saja melompat turun dari ranjangnya.
"Xander? Lo kesini?" kata Ara yg masih tertegun melihat kedatangan Xander di depan rumahnya.
"Hmm"
"Haish.. Nih orang datar amat dah" gumam Ara yg masih bisa di dengar Xander.
"Ehem" dehem Xander yg mengagetkan Ara.
"Eh, Mau masuk?" tanya Ara ragu² pada Xander.
"Katanya lo mau ke rumah?"
"Emhh eh itu anu kan ini udah malem, jadi gausah deh" kata Ara tak enak.
"Tapi gue udah ada di sini, lo sekarang ambil jaket kita ke rumah sekarang. Jangan lupa minta izin bonyok lo" kata Xander dg nada yg tak ter bantahkan yg hanya di angguki Ara. Ara pun segera bergegas mengambil jaket dan juga baju ganti untuk besok, setelahnya Ara pun anteng duduk di boncengan Xander menuju kediaman keluarga franscorld
~ ~ x x x ~ ~
Kini terlihat ke dua orang yg sedang duduk lebih tepatnya istirahat di tepi lapangan basket yg berada di perumahan sang gadis a.k.a Vio yg juga di temani oleh Alex, keduanya pun sedang berbincang bincang ringan.
"Eh udah jam 8 nih, gue antar lo balik yok?" kata Alex yg kini sudah berdiri dan mengulurkan tangannya pada Vio untuk membantu Vio berdiri.
Vio pun sontak menyambut uluran tangan Alex dg senyum lebarnya.
"Thanks, btw jangan baik baik deh Lex" Alex pun sontak mengerutkan keningnya.
"Kenapa?"
"Nanti gue suka" kata Vio dg santainya yg membuat Alex terkekeh.
"Suka sama gue? Suka mah suka aja, bebas kali. Maklumlah tampang gue kan emang sukaable" kata Alex dg PD nya yg sontak membuat Vio terkekeh.
"Udah ah, pulang dah lu sana hush hush"
"Yee dikira gue kucing, yok gue anter" kata Alex yg kini sudah menyeret Vio ke tempat motornya yg terparkir rapi di luar lapangan.
"Dih rumah gue kan cuma beberapa blok dari sini"
"Gakpapa mumpung gue baik, gue anterin"
"Udah malem Alex, mending lo pulang aja gue jalan kaki aja udah" kekeh Vio.
"Yailah gue cowok, santai aja kali. Yok naik gue anter" kekeh Alex yg akhirnya membuat Vio pun menuruti perkataan Alex. Alex pun mengantar Vio ke rumahnya.
"Thanks ya Lex, mampir dulu?" tawar Vio.
"Gausah deh gue pulang aja, eh bentar" kata Alex yg kini tangannya sudah di atas kepala Vio. Vio yg merasakan pun menegang, dan entah mengapa detak jantungnya kali ini lebih kencang dari biasanya, begitu pun juga Alex.
Entah karena suasana yg hening atau apa, kini kedua mata tersebut saking bertatapan dg detak jantung yg juga sama² berdetak dg kencang.
'Meooongg' yak kini keduanya pun sontak tersadar kembali akibat dari suara kucing yg tiba tiba lewat d hadapan mereka, suasana pun menjadi hening.
"Eh maaf, ada daun kering di rambut mu" tunjuk Alex yg kini di tangannya memang ada daun. Vio pun hanya mengangguk.
Hening
"Lex"
"Soal perkataan gue tadi itu benar adanya. Jangan terlalu baik sama gue, kalau nanti gue suka sama lo bisa susah Lex" gumam Vio yg masih bisa di dengar Alex. Yg sontak membuat Alex mematung.
"Thanks Lex, selamat malam" kata Vio yg kini lgsg saja meninggalkan Alex yg masih saja mematung.
"Selamat malam Vio" gumam Alex setelah sadar dari mematungnya, Alex pun sontak melajukan motornya menuju rumah. Namun lagi² masih ada sesuatu yg mengganjal di benak Alex, akibat dari pernyataan Vio tadi.
= = = = = = = = = = = = = = = = = =
Yakkkkk setelah sekian lamaa saya bisa update wkwk, masih ada yg nungguin? Kayaknya gaada deh. Duhh kek mana lagi crita abal² gini. Haha intinya maafkeun krn baru kali ini bisa update...
Jan lupa vote & comment guyss..
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere
Teen Fiction"I don't know about love, but I don't care!" Kata Alexander serempak. ### Entah apa alasan mereka yg tidak mempercayai apa itu cinta, bagi mereka cinta itu bullshit! Yg dg seenaknya membuat orang bahagia lalu dg sekejap membuat orang itu sakit tanpa...