Kejutan Terburuk

4 0 0
                                    

Dengan segera aku langsung mengeluarkan motorku dan mengajaknya pergi. Diperjalanan kami memikirkan taktik yang akan kami gunakan untuk mempertahankan kedokku sebagai pria.

"Sel, lu jago juga bawa motor tua gini? Skillnya lu bawa dari orang yang namanya Arselan itu ya?"

"Ya, gitu deh.. Tapi, kenapa sekarang kamu ngilangnya? Gak pas disana aja?"

"Males gue dikenal orang, dan ada yang perlu gue ingetin. Gue gak bakal balik lagi kalo disana ada yang bongkar penyamaranlu."

"Iya-iya, terserah kamu deh. Yang penting aku bisa tetep nyamar.

Tak lama dari situ, kami sampai ditempat yang dimaksud oleh Rexa, dan benar saja disana ada acara meet up pro player. Posisi tempat duduk sudah disesuaikan dengan timnya masing-masing.

"Hoi, Arselan! Sini! Ngapain celingak-celinguk kayak orang ilang lu." Teriakan yang datang dari tim yang ada di depanku.

Aku langsung mendatangi mereka dengan posisi hood yang masih menutupi kepalaku.

"Mumpung udah cukup berempat. Mabar kuy! Arselan, lu duduk aja disini. Pro player harus dihormati iya gak gan?"

"Yoi." Sahut temannya yg lain.

"Orang ini teriak semau-mau, bikin malu aja." Gumamku dalam hati.

"Oiya, lu belum tau nama kita ya? Gue Feri, ini Aldo sama Vio." Menunjuk diri dan kedua temannya.

"Fer, si Syarif mana? Katanya mau dateng?" Tanya Aldo selagi menunggu gamenya dimuat.

"Lagi, nyiapin acara. Nanti dia kesini gabung ma kita."

"Arselan, lu dari tadi gak ada suara? Nape?" Tanya Vio sambil mengetik diponselnya.

"Sel, gerakin aja mulutlu. Gue bakal kasih suara gue buat elu." Bisik Rexa didekat telingaku.

"Aku agak pendiem orangnya jadi ya kayak ginilah." Ucapku dengan suara Rexa.

"Oh... Kalian belum download K.O.K versi mobilenya ya? Tarok saja ponselnya dimeja. Gue kasih filenya." Menujuk meja dengan mulut dan matanya.

Hanya berselang sepuluh menit, kami sudah bisa main bareng game K.O.K versi ponselnya. 30 setelahnya aku berhasil membantu mereka menang. Tak lama dari itu Syarif datang dan mendekati Feri.

"Sorry gan, gue telat. Banyak banget yang belum diberesin. Ini siapa?" Menepuk pundak Feri dan menunjuk kepadaku.

"Ini Arselan, sang pro yang pendiam banget." Ucap Feri.

"Oh.. Oke, gue ambil minum dulu sekalian ngembilin punya kalian."

"Yoi." Jawab mereka bertiga dengan serentak.

"Sel, gue punya firasat jelek sama Syarif. Lu ati-ati aja." Bisiknya ketika aku sedang fokus bermain game.

Karena terlalu fokus, aku mengabaikan ucapan Rexa dan hanya memikirkan kemenangan yang bisa kuraih untuk timku.

*SRAAAK!*

Hoodieku ditarik dari belakang. Penyamaranku langsung terbuka dengan lebar. Karena panik, aku langsung menutup kedua kepalaku dengan tanganku yang sedang memegang ponsel.

"Lho, Gisele? Ngapain disini? Katanya kamu gak bisa main game?" Ucap Syarif dengan santainya dan memegang kedua pundakku.

Feri, Vio dan Aldo langsung menatapku dengan hidung mereka yang sudah mengalir darah seakan terpukau dengan kecantikanku.

"Hah?! Lu cewek ternyata? Tadi suara siapa?!" Ucap Feri dengan terheran-heran.

"Eh... itu, hm..." Aku kebingungan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Semua IN : Expectations of RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang