Seorang gadis sedang berbaring di sebuah tempat tidur. Di tangan kirinya ada sebuah infus yang dipasang. Hampir seluruh tubuhnya dipasangi perban. Bahkan, matanya juga. Dia pun mulai sadar. Lalu dia pun bangun. Dia pun melihat ke sekelilingnya dengan kebingungan. Lalu ada seorang perawat yang masuk ke dalam kamar itu sambil membawa sebuah baki dengan obat-obatan.
"Ageha? Kamu sudah sadar?" kata perawat itu sambil menaruh baki itu di meja yang berada di sebelah tempat tidur.
Gadis yang bernama Ageha itu pun mengangguk.
"Bagus, dokter berfikir kamu sedang koma."
Ageha pun memiringkan kepalanya. Perawat itu pun memegang tangan kanannya Ageha.
"Kamu kena kecelakaan. Kamu ditemukan di danau Swan, terluka. Otakmu tidak bisa berfungsi sepenuhnya, karena itu kamu kehilangan suaramu."
Ageha terlihat kebingungan.
"Badanmu, banyak luka. Ada beberapa yang sangat dalam, tulangmu sampai terlihat. Matamu juga terluka. Jadi kamu tidak bisa melihat."
Ageha hanya diam.
"Ageha? Apakah kamu tidak sedih?" Ageha menggeleng.
"Kenapa kamu tidak sedih?" Ageha hanya diam.
"Ah, bodohnya aku." kata perawat itu sambil menepuk dahinya. "Aku lupa kamu tidak bisa bicara. Sebentar, aku akan mengambilkan kamu pulpen dan kertas." perawat itu pun pergi ke luar kamar Ageha untuk mengambil pulpen dan kertas.
Ageha pun turun dari tempat tidurnya. Dia mengambil kantung berisi cairan yang tergantung di dekat tempat tidurnya, lalu dia keluar dari kamar itu melalui jendela yang terbuka. Dia pun berjalan sampai dia berada di taman rumah sakit. Lalu dia mencari bangku taman. Ketika dia menemukan sebuah bangku taman, dia pun duduk di bangku taman itu.
Sementara itu, perawat yang tadi kembali lagi ke kamar Ageha sambil membawa beberapa kertas dan sebuah pulpen. Ketika dia masuk ke dalam kamar Ageha, dia langsung berteriak begitu melihat tempat tidur Ageha yang kosong. Teriakan itu terdengar oleh seorang dokter yang bernama Vice. Vice pun masuk ke dalam kamar Ageha.
"Ada apa?" kata Vice.
"Ageha menghilang! Aku hanya pergi untuk mengambil pulpen dan kertas, dan dia menghilang!" kata perawat itu.
"Ageha? Gadis yang luka parah itu?" Vice menaruh tangannya di dagunya.
"Iya! Yang jelas kita harus cari dia! Dia masih belum sembuh, dan dia sudah berjalan!"
"Baiklah, aku akan tanya dokter yang lain, siapa tau mereka melihatnya." Vice pun pergi dari kamar Ageha untuk mencari Ageha. Dia menanyai dokter yang lain, tapi tidak ada satupun yang melihatnya. Akhirnya dia memutuskan untuk mencarinya di taman.
Di taman, dia melihat seorang dokter yamg sedang berbicara dengan Ageha.
"Itukan Sonar? Dan itu Ageha! Hei Sonar!" Vice pun mendekati Sonar dan Ageha.
"Hai, Vice! Nggak ada pasien?" kata Sonar.
"Hai Sonar. Ini si Ageha ngapain disini?"
"Dia udah disini dari tadi, aku cuman jalan-jalan pas ngeliat dia, ya udah aku ajakin aja ngobrol."
"Dia kabur dari kamarnya. Aku mau balikin dia ke kamarnya."
"Nggak bisa, aku udah coba. Dia nggak mau. Tadinya mau kuseret, yah tadinya. Tapi ngeliatin lukanya. Jadi nggak tega." lalu perawat yang tadi pun menghampiri mereka bertiga.
"Eh, Hana? Ada apa?" kata Sonar.
"Kenapa Ageha belum kembali ke kamarnya?" kata perawat yang bernama Hana itu.
"Oke kita gendong aja deh." kata Vice. Lalu dia menggendong Ageha.
"Ayo. Waktunya kamu kembali ke kamarmu." kata Vice sambil mengelus rambut Ageha. Lalu dia pun membawa Ageha kembali ke kamarnya. Ketika mereka sampai di kamar Ageha. Dia pun membaringkan Ageha di tempat tidurnya, dia pun menggantung kembali kantung berisi cairan itu ke tempatnya.
"Ageha, kenapa kamu kabur dari kamarmu?" tentu saja, Ageha tidak menjawab.
"Kenapa aku lupa? Sebentar." Vice pun mengambil sebuah pulpen dan kertas lalu dia memberinya ke Ageha. Ageha pun mulai menulis.
Kasihan anak ini, dia masih muda dan dia sudah kehilangan penglihatan dan suaranya. Orangtuanya juga belum menjenguknya. Apakah dia anak jalanan? Mungkin iya sih. Apa aku tanya saja?
"Apa kamu sudah selesai?" kata Vice. Ageha pun menunjukan apa yang dia tulis. Isinya 'Aku tidak ingin berada di sini, aku mau bebas'
"Kamu masih belum sembuh. Jadi jangan coba-coba kabur."
Ageha membuka pulpen yang dia pegang. Lalu dia melemparnya ke Vice. Tinta pulpen itu pun menetes ke jas dan kaus Vice. Vice pun memegang kaus dan jasnya.
"Ageha, kenapa kamu melakukan itu?"
Ageha hanya menatapinya. Lalu dia mengambil selimutnya dan dia pun melemparnya ke Vice.
Vice pun meronta-ronta, berusaha melepaskan selimut itu.
Dia pun berjalan keluar lalu dia pun tersandung. Dia pun berhasil melepaskan selimutnya. Dia pun kesal.
Anak itu terkutuk, aku harus sabar menghadapinya besok dan seterusnya.
Bersambung...
Tolong vote dan comment ya
(Sorry aku Hiatus, gue kena writer's block)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing
AventureTubuhku terasa berat, tapi aku tidak bisa meminta bantuan. Aku merasakan sakit yang kuat, tapi aku tidak bisa berteriak tolong. Aku mendengar orang-orang, tapi aku tidak tahu bagaimana wajah mereka terlihat. Ini... Adalah terakhir kalinya... Aku bis...