01

492 19 0
                                    

"YAK! PARK JIMIN!"

Chae Rin berteriak sambil mengejar-ngejar pria yang kini sedang melarikan diri darinya dengan menggunakan sepeda. Dengan napas yang sedikit tersengal, dia mencoba menangkap pria itu.

"Hah.. Hah..." Chae Rin berhenti berlari, merasa tidak kuat mengejar pria yang sedang menertawainya saat ini, terlihat merasa puas saat sekarang Chae Rin memilih untuk duduk menepi dipinggir jalan.

Jimin mengayuh sepedanya mendekat, berhenti dan turun dari sepedanya yang kemudian dia cagakkan.

"Hei nona gendut, kalau kau tidak kuat berlari harusnya kau belajar naik sepeda."

Chae Rin menatap nyalang pada Jimin. "Nona gendut, katamu?"

Jimin mengangguk. Bibirnya menyunggingkan senyum, membuat matanya menyipit dan berbentuk sabit.

"Kau memang gendut, Nona."

Chae Rin bangkit dari posisinya saat ini, melipat kedua tangannya dan meletakkannya didada dengan memasang wajah angkuhnya.

"Oke, mulai sekarang kau dipecat!"

Jimin mengangguk.

"Kalau begitu aku akan lebih puas mengataimu gendut. Sudah tidak ada lagi hubungan nona muda dan anak pelayan kan? Hahaha..."

"Yak... Park Jimin!"

Chae Rin berlari, mengejar Jimin kemudian melompat ke punggung Jimin dengan kedua tangannya mengalung dileher pria itu. Dia memang suka bertingkah seperti ini, manja pada sahabatnya.

"Aku akan mati karena menggendongmu."

"Aku tidak akan turun. Kau harus menggendongku sampai resort."

"Lalu sepedaku?"

"Kau harus kembali mengambilnya sendiri. Hukuman untukmu yang menyembunyikan surat cinta yang hampir ku baca tadi."

"Bukan surat cinta."

"Bohong."

"Sungguh."

"Lalu?"

Jimin tersenyum, "hanya ungkapan hatiku untuk seseorang."

"Wow... Kau sudah besar sekarang, Park!"

"Tentu saja."

Chae Rin meletakkan dagunya ke pundak kanan Jimin, mencoba melihat ekspresi Jimin saat ini.

"Kalau kau punya kekasih, aku mohon jangan berubah padaku."

"Iya."

"Hei, ngomong-ngomong dimana suratnya?"

"Ku simpan ditempat yang aman."

Chae Rin mengerutkan dahinya, sementara Jimin terkekeh geli.

"Jim, jangan bilang kau melakukannya lagi."

Pun Jimin mengangguk.

"Yak! Park Jimin, berhenti memasukkan sesuatu ke celana dalammu!"

Chae Rin memukul-mukul pundak Jimin. Seperti biasa, Jimin hanya tersenyum menerima perlakuan Chae Rin yang notabene adalah nona-nya, puteri dari orang yang mempekerjakan keluarganya.

Chae Rin adalah seorang Puteri dari seorang pengusaha yang hartanya bahkan membuat geleng-geleng kepala. Sejak sebelum dia lahir, Orangtua Park Jimin sudah bekerja dirumahnya, ayahnya seorang supir dan ibunya pelayan. Mereka bahkan lahir dalam waktu berdekatan, hanya berselang hitungan jam. Mereka tumbuh dalam satu asuhan yang sama, oleh Ibu Jimin. Sejak kecil Ibu Chae Rin sudah sangat sibuk bekerja, meninggalkan Chae Rin dalam pengasuhan para pelayan, terutama Ibu Jimin yang saat itu sudah naik jabatan menjadi kepala pelayan. Itulah sebabnya, Chae Rin tidak seperti puteri sungguhan yang bertindak seenaknya, dia punya tata krama yang baik, sifat yang baik, rendah hati dan peka pada sekitarnya.

Heirs in the trap || Kim Seokjin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang