Dia Kembali

22 3 0
                                    

Aku mempunyai masa lalu, dan kamu pun begitu. Aku di sini karena aku mampu melewati masa itu, dan kamu pun begitu. Aku tak masalah dengan masa itu, yang terpenting adalah sekarang aku baik-baik saja, tentu dengan kamu di sisiku. Ku harap kamu pun merasa seperti itu.

Aku selalu percaya bahwa kini, sekarang, dan saat ini hatimu adalah milikku. Meski pun banyak kecurigaan yang sering ku lontarkan, itu tidak lah ku tunjukkan untuk mu semata. Aku percaya padamu. Namun aku tidak percaya padanya.

Kamu bilang bahwa kamu hanya berteman. Kamu bilang ia hanya seseorang yang tak spesial. Namun intensitas interaksi kalian membuatku takut dan takut setiap harinya.

Sikapmu mulai berubah. Kamu mulai mengabaikanku. Kamu mulai membuatku merasa bersalah padahal tak ada yang benar-benar ku lakukan selain membuatmu membalas pesanku.

"Aku pusing," ujarmu di suatu hari. Aku yang mendengarnya hanya bisa tersenyum paksa. Aku sudah melakukan apa yang bisa ku lakukan. Segala bentuk perhatian sudah ku berikan, namun yang kamu tunjukkan adalah rasa terganggu akan kehadiranku.

Awalnya ku pikir ini bukan tentang dia. Dia dari masa lalu mu yang tiba-tiba datang lagi di kehidupanmu. Namun, semakin aku menelisik kedalamnya, ternyata penyebabnya memang karena dia.

"Siapa namanya?" tanyaku di suatu malam. Entah kenapa, rasa penasaran itu muncul dengan menggebu. Aku sudah tahu cerita kedekatan kalian saat kanak-kanak itu dari beberapa tahun yang lalu, namun rasa penasaran akan sosok itu baru ku rasakan sekarang.

"Dia menghubungiku," ucapmu tanpa menjawab pertanyaanku mengenai namanya. Oh, hatiku mencelos. Ingin rasanya aku menangis, namun aku tahu bahwa itu tak akan membuatku tahu bagaimana kronologi kedekatakan kalian kembali.

"Kapan?" tanyaku dengan sekuat tenaga tanpa mengeluarkan air mata. Aku itu cengeng, sulit bagiku untuk menahan tangis.

"Sebulan yang lalu."

Semenjak malam itu. Mimpi buruk terus menghantui diriku. Kamu bilang dia berbeda dengan perempuan-perempuan yang ku kenal. Kamu bilang ini dan itu yang membuatku tambah merasa patah dan takut.

Aku tak bisa bertanya lebih jauh, karena itu menyakiti hatiku. Namun aku tak bisa tak tahu sebanyak itu, karena itu pula menyakitiku.

Tolong, katakan sesungguhnya situasi macam apa yang kini sedang kamu lakoni? Aku tak tahu dia. Aku tak tahu bagaimana kedekatan kamu dan dia. Dan itu, benar-benar membuatku frustasi setengah mati.

💧💧💧

Kamis, 5 Juli 2018

Story of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang