BAGIAN DUA

64 12 10
                                    

Selamat membaca ❤

***

Pelajaran yang sangat panjang dan membosankan telah di lewati siswa siswi di SMA Garuda.

Sekarang banyak yang berhamburan untuk mengisi perutnya di kantin, ada yang ke perpus untuk membaca atau hanya numpang tidur di pojokan, dan ada yang main di lapangan.

Zahra, Rachel, dan Sinta seperti biasanya akan ke kantin karna perutnya dari tadi meronta-ronta minta di isi. Apalagi Zahra yang memang kalau makan tidak akan berhenti kecuali saat perutnya tiba-tiba mual bahkan dia tidak akan makan apa-apa seharian.

Lagi enaknya makan sambil ketawa tidak jelas, tiba-tiba ada yang memukul meja mereka sampai seisi kantin kaget.

"BANG ALDOOO" teriak mereka bertiga serentak

Aldo hanya nyengir tanpa dosa dan tidak memedulikan tatapan seisi kantin terhadapnya. Setelah mereka tahu Aldo membuat kerusuhan, mereka kembali ke aktifitasnya tak terkecuali Zahra dkk.

Aldo langsung duduk di samping Zahra yang sendiri dan didepannya ada Sinta dan Rachel.

"adek-adek abang yang cantikk..." belum sampai Aldo berucap Zahra langsung memotongnya

"OGAH" ucapnya dengan ditekankan

"ayolah dek,, kasihani abang mu ni" ucap Aldo dengan muka yang dibuat-buat melas sampai mereka mau muntah melihatnya

"ahh jijik muka lo bang" ucap Sinta sambil bergidik ngeri

"abang mau apa? Pesan aja nanti Zahra yang bayar" ucap Rachel tanpa dosa

Dasar. Temen gak tau diri.

"iya? Makasih pendek sayangg" ucapnya sambil mengelus puncak kepala Zahra dan Aldo langsung ngacir untuk memesan makanan karna lapar dari tadi. Ya itu lah kebiasaannya. Selalu minta makan ke 'adek-adeknya itu' padahal uangnya banyak. Katanya buat hemat pengeluaran keluarga. Cihh keluarga apaan coba. Dasar abang gak tau diri.

Zahra memutar bola matanya malas dengan tingkah mereka. Karna Zahra yang terkenal baik dan pintar, jadi mereka akan mengandalkan Zahra dalam hal apapun. Dan diantara mereka Zahra juga yang loyal kalau temannya itu butuh.

Aldo kemudian datang dan duduk di tempatnya tadi dan makan bersama 'adek-adek' nya.

Disela-sela makan mereka tiba-tiba Aldo memulai pembicaraan "eh Sin, gimana hubungan lo sama Azka?"

"ya baik-baik ajalah. Emang kenapa coba? Tumben." balas Sinta

"ohh" ucap Aldo santai sambil makan

Sinta merasa aneh dengan Aldo yang tiba-tiba menanyakan pacarnya. Biasanya dia tidak peduli karna hubungan mereka baik-baik saja. Hanya saat awal jadi pacarnya, Aldo over protektif terhadap Sinta dan menanyakan berbagai macam pertanyaan ke pacar Sinta itu. Mungkin takut kalau dia menyakiti Sinta.

"kenapa sih bang?" tanya Sinta penasaran

"kemaren gue liat dia jalan bareng cewek sambil pegangan tangan" balasnya dingin.

Sinta kaget dan langsung menepis pikiran negatif yang ada di otak nya "gak mungkin. Bisa jadi itu adeknya."

"Sin...gak mungkin adeknya merangkul mesra pinggang Azka. Biasanya Azka bakal melingkari tangannya di pundak adeknya atau adeknya pegang lengan Azka. Gue tau adeknya dan itu bukan dia" Aldo mulai emosi dengan kata yang diucapkannya.

Jelas saja Aldo emosi karna dari awal dia memang tidak menyukai Azka menjadi pacar Sinta sebenarnya. Dia tahu Azka seorang playboy karna mereka cukup dekat. Sebelumnya Azka sudah mengatakan tidak akan mengulangi dan akan setia dengan Sinta. Aldo tidak akan langsung percaya apalagi Sinta menjadi korbannya. Azka kemudian berjanji akan menjaga perasaan Sinta. Dan Aldo akan benar marah jika Azka berani main belakang dari Sinta.

Listen to Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang