Chap 6 : Hope

4.1K 163 15
                                    

Update!

Disclaimer :
*Naruto belong to Masashi Kishimoto

*Vote If u like

*Enjoy and Happy Reading^^
.
.
.
Harapan, apakah itu suatu keajaiban ataukah sebuah kepalsuan? Yang mana yang akan kau dapatkan akhirnya?
.
.
.

"Aku harus belajar menerimanya" Terlihat seorang siswi dengan pakaian pengurus uks nya berjalan melewati koridor-koridor sekolah menuju atap.

Semalaman ia berpikir tentang ucapan si babi selebriti itu, mungkin saja ia menyia-nyiakan rasa sayang Naruto kepadanya. Mungkin saja ia lah yang selama ini salah karena terus berharap ke pria yang bahkan tak pernah menyebut namanya itu lagi. Dan ia sudah yakin sekarang, ia harus belajar mengenai melepaskan dan menerima. Ia pikir ia juga berhak untuk bahagia.

Dengan perlahan ia membuka pintu menuju atap sekolah. Terlihat siswa laki-laki dengan rambut jabrik tengah tidur dengan tenang di sana. Sakura kemudian mendatangi siswa tersebut.

"Naruto!" Sakura berteriak di telinga Naruto.

"Ahhhhh!" Naruto terbangun dan berteriak sambil menutup telinganya.

"Kau hampir membuatku tuli Sakura-chan" Naruto menggosok-gosok telinganya.

Gadis bersurai pink itu hanya cengengesan melihat respon sahabatnya itu.

"Ada apa Sakura-chan? Tumben-tumbenan kau mendatangiku sendiri" tanya Naruto heran.

"Eyyyy, siapa yang kau harapkan datang denganku Naruto?" Sakura tersenyum jahil ke arah Naruto.

"Tak ada" Naruto mengalihkan pandangannya dari Sakura.

Sakura kemudian duduk di samping Naruto.

"Kau ini selalu bolos pelajaran ya Naruto?" ujar Sakura.

"Aku tidak sebodoh itu Sakura-chan, aku juga belajar dan mengerjakan tugas. Cuman..." Jawab Naruto, kini matanya memandangi langit Konoha.

"Hmmm ?"

"Cuman akhir-akhir ini sesuatu mengganggu pikiranku" lanjutnya.

"Apa itu?" Tanya Sakura penasaran.

"Aku punya orang yang ku suka sejak dulu... Namun, akhir-akhir ini ada seseorang yang selalu merasuki pikiranku. Entah kenapa, bahkan memikirkannya pun terasa... Nyaman" ujar Naruto dengan masih memandangi awan-awan di atas kepalanya.

Mendengar itu, rasanya hati Sakura serasa dipukul dengan keras. Rasa perih dan sakit menjalar di hatinya. Ia bukan orang seperti Naruto yang kepekaannya di bawah rata-rata, ia tahu persis apa yang sedang Naruto katakan. Baru saja ia meyakinkan hatinya, tapi pria yang ia yakini ini malah bercerita hal yang menyakitkan begini. Sakura kemudian tertunduk lesu di samping Naruto. Apakah ia sudah terlambat?

"Tidak, aku belum terlambat" ucap Sakura dalam hati, ia mencoba meyakinkan dirinya lagi.

"Naruto"

"Ya Sakura-chan?" Kini pandangan Naruto beralih ke pupil emerald di sebelahnya.

"Apa perasaanmu itu masih ada?" Tanya Sakura dengan serius.

"Maksudmu?" Naruto menatap Sakura penuh tanda tanya.

"Mari kita akhiri pertemanan kita ini" Sakura kemudian mengecup bibir pria yang ada di sebelahnya itu.

Naruto terkejut bukan main, ia terdiam seperti patung dan matanya terbuka lebar. Wanita yang ia sukai selama 10 tahun menciumnya. Ini berarti, perasaannya selama ini akhirnya terbalas.

Konoha High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang