12

1.8K 223 4
                                    

Author's point of view

Eunbi membuka pintu kamarnya. Merebahkan diri di atas kasur akan menjadi hal yang paling nyaman bagi Eunbi sekarang ini. Setelah melepas kunciran rambut dan blazer yang ia kenakan, Eunbi menutup matanya sejenak sambil berbaring di atas kasur.

Dia sama sekali tidak punya niat untuk tertidur secepat ini. Moodnya sekarang ini sedang tertuju pada laptopnya. Atau lebih tepatnya, isi yang ada di dalam laptop itu. Sebuah folder yang berisi drama korea yang baru saja ia dapatkan dari Sowon kemarin.

Belum sempat tangannya menjulur untuk meraih laptop di atas lipatan selimut, pintu kamarnya sudah terbuka. Sosok kakak yang sudah lama tidak ia lihat, kini berdiri dengan mata lelah di depan pintu kamarnya. "Bang Minhyun?"

Eunbi menghampiri Minhyun dan memeluk tubuh atletisnya. "Udah selesai kerjanya?" tanya Eunbi samar. Minhyun melepas pelukan adiknya lalu menghela napas berat.

"A-Ada masalah, bang?" Minhyun mengangguk singkat. Dia segera merogoh saku mantelnya dan mengeluarkan ponsel. "Nichkhun hyung bilang kalau kita harus ke Cheongju besok pagi." Eunbi mengerutkan dahinya.

"Kenapa?" tanya Eunbi. Pasalnya, sudah hampir dua tahun lebih ia tidak mendapat kabar dari Om Nichkhun atau istrinya, Tante Tiffany. Tapi sekarang mereka malah mengirim kabar untuk segera mengunjungi Cheongju, kampung halamannya.

Semenjak nenek dari ayahnya meninggal, Eunbi dan Minhyun sudah jarang mengunjungi Cheongju. "Hyunjin kecelakaan."

Eunbi menahan napas sebentar. Hyunjin yang notabenenya adalah adik sepupu Eunbi, memang anak yang nakal. Dia selalu bermain motor bersama teman-teman satu gengnya. Dia sudah berkali-kali diingatkan untuk berhenti melakukannya, tapi tidak berpengaruh. Hyunjin memang kepala batu.

"Yaudah, gue mau beres-beres baju dulu. Lo juga, jangan lupa." Minhyun hendak meninggalkan kamar Eunbi tapi lengannya sudah lebih dulu ditahan. "Kita berapa lama disana?" tanya Eunbi.

"Lima hari aja. Gue gak bisa lama-lama ambil cuti,soalnya. Lo juga jangan lupa izin dulu sama atasan lo. Nggak apa-apa kan, kalau nggak ikut kelas kuliah dulu?" Eunbi menggeleng dan melepas genggamannya pada lengan Minhyun.

Setelah Minhyun pergi dari kamarnya, Eunbi langsung meraih ponselnya yang tergeletak sembarang di atas kasur. Jemarinya tengah menggulir layar ponselnya ke atas ke bawah sampai kontak yang ia cari telah ditemukan.

Eunbi
woo
boleh minta kontak taehyung?
penting bgt pls respon
19.54 read

Jungwoo
*jungwoo send a contact*
buat apa memangnya,bi?
19.55 read

Eunbi
mau izin
nggak akan magang dl lima hari
makasih btw
19.55 read


Eunbi melempar ponselnya dan segera menghampiri lemarinya. Setidaknya, dia bisa menenangkan diri selama lima hari di kampung halamannya.


■ ■ ■

Gadis itu menutup gorden kamarnya. Menyeka setiap bulir air mata yang meluncur di pipinya. Hatinya telah kecewa begitu mengetahui fakta yang sebenarnya ada. Fakta yang tidak pernah muncul sekalipun di pikirannya. Rusaknya sebuah kepercayaan yang selalu ia percaya.

Selalu terngiang-ngiang jelas di telinganya perkataan Somi di telepon tadi malam,

"Sorry eonnie. Tapi aku nggak pernah nyimpen baju aku di apartemen kakak."
"Aku nggak bermaksud bikin kalian berantem atau gimana, tapi itu bukan baju aku."
"Kamu tau kan,eonnie? Aku selalu beli baju warna gelap."

✔️photograph ; sinb + jungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang