Aku fanboy dan aku tidak sendirian

13 4 1
                                    

Hinaanmu, cacianmu, aku jadikan kekuatan untuk bertahan dalam segala situasi

"Reza, kamu itu laki-laki macam apa? Kok sukanya sama Koreaan sih, banci kamu!" Cacian kembali aku dapatkan dihari pagiku.

"Ri, apa yang aku suka tidak merugikan kamu kan?" Rina, gadis manis yang selalu mengolokku.

"Rugi atau ngga, aku ngga peduli, kamu itu laki-laki Za! Harusnya kamu ikut main bola! Bukan nonton Korea!"
Aku tersenyum kecut. Ah Rina hanya tidak mengetahui siapa aku.

Aku memang tidak begitu berbakat dalam olahraga, begini-begini aku selalu menjadi kandidat olimpiade, bukan sombong, aku hanya ingin memberitahu! Aku berbeda dengan yang lainnya bukan berarti aku tidak memiliki prestasi apapun!

"Udah deh Rin, jangan gitu, kasihan Reza!" Rena, teman duduk Rina.

"Iya kasihan! Ngga ada yang membelanya! Hahaha!" lanjut Rena.

Aku kembali tersenyum dengan kecut, kembali berfokus kepada buku berjudul 'Matematika itu tidak sulit' sampai seorang wanita muda memasuki kelas.

"Selamat pagi anak-anakku sekalian" Bu Ria, guru killer di sekolahku masuk ke kelas.

Mungkin akan ada murid baru atau pengunguman!

Bu Ria tersenyum, anak-anak di kelas mulai tenang.

"Sekolah kita kedatangan murid baru. Bantu dia beradaptasi, mengerti?" Tegas Bu Ria.

"Mengerti bu!" Jawab kami serentak.

Seorang lelaki dengan perawakan tinggi sekitar 162 cm itu memasuki kelas kami, dengan senyumannya.

"Perkenalkan, aku Fahri. Pindahan dari Jakarta, mohon bantuannya" Fahri, suaramu terdengar gugup saat berkenalan.

"Fahri, silahkan duduk di sebelah Reza, Reza bantu Fahri beradaptasi, saya keluar ya" Amanat Bu Ria.

"Fahri!" panggilku, Fahri menoleh lalu berjalan ke arahku.

"Reza ya?" tanya Fahri, aku mengangguk, lalu menggeser tubuhku.

"Hari ini guru ngga akan masuk, ada rapat, bisa anterin aku keliling sekolah?" tanya Fahri

Aku menoleh, mengangguk. Mengambil handphone ku, lalu mengalungkan headphoneku di leher, aku berdiri lalu mengajak Fahri keluar kelas.

"Reza, kamu suka sekali ya dengan musik?" tanya Fahri

"Ya, terlebih musik Korea" aku jujur, aku tidak ingin ada kebohongan di pertemanan kami, aku tidak peduli jika nanti Fahri juga membully ku, tak masalah.

"Hah? Serius?" kagetnya
"Aku juga, belakangan ini aku mendengarkan lagu I.O.I" aku menoleh, menatap Fahri kaget.

"Aku juga fanboy! Fanboy Jeon Somi! Ngga usah kaget gitu!" Fahri cengengesan!

"Astaga! Aku juga menyukai Somi! Dia cantik, tapi tidak lebih cantik dibandingkan Sowon" aku tertawa pelan.

"Za, apa cuma aku yang hanya terus belajar dengan giat hanya untuk bertemu Somi?" curhat Fahri.

Aku terkekeh, menggeleng.

"Aku juga begitu, aku ingin menikahi Sowon malah, haha, makannya aku berjuang dengan belajar giat terus" sahut ku.

Kami tertawa, aku mengajak Fahri ke kantin, sepertinya ngobrol dengan Fahri akan menyenangkan.

• rezasetya •

Benar dugaan ku! Aku dan Fahri mengobrol banyak, mulai dari Fahri yang akan mengambil beasiswa ke luar negri, lalu mengajakku ikut

Tentu saja aku tertarik! Sangat! Apalagi waktu sekolah SMA ini sisa 6 bulan!

Aku dan Fahri kan kelas 12, kami berencana akan berjuang masuk ke SNU.

"Fahri, rumah mu dimana?" tanyaku

"Jalan Dago Atas, kalau kamu, Za?"

Ah! Bagus! Sama!

"Aku juga, bagaimana kalo kita pulang bareng?" tawarku

Ecxited!

"Wah ide bagus! Aku masih ingin membicarakan tentang Korean girl, hahaha!" Oh iya aku juga!

Aku tertawa, begitu pula Fahri.

"Za, sepertinya kita terlalu lama dikantin, ayo ke kelas lagi" ajak Fahri

Kami pun keluar kantin, sesekali mengobrol bagaimana suara Somi yang menurut Fahri dapat meluluhkan hatinya, tertawa mengingat kelakuan lucu seorang Jeon Somi.

Aku fanboy, dan aku tidak sendirian.

"Za, teman dekat kamu siapa?" Fahri bertanya, aku tertawa.

Selama aku masuk SMA ini aku tidak memiliki teman dekat sama sekali.

"Fahri! Reza itu ngga punya temen deket, dia itu freak! Kamu lebih baik jangan sama dia deh!" Rina kembali menghinaku.

"Oh benarkah? Reza freak dalam hal apa?" tanya Fahri

"Dia itu banci, Fahri! Masa iya laki-laki sukanya Koreaan! Harusnya kan ikut main bola! Iya kan, Ri!" balas Rena

Anak kelas tertawa, aku diam tidak menanggapi.

"Ah, benarkah? Padahal aku juga suka Korea kok, apa kamu masih mau bilang Reza banci juga?" Fahri menjawab enteng.

"Candaanmu ngga lucu sama sekali, Fahri! Kamu itu macho! Masa iya sukanya Koreaan" Romi adalah salah satu laki-laki yang suka mengolokku, aku tidak membencinya aku hanya kesal padanya.

"Kalian bisa lihat sendiri lockscreen handphone ku, jika ngga percaya, dan apa salahnya sih kalo Reza suka Koreaan?" Fahri

"Alah! Sama banci ternyata!" ujar Romi.

• TBC •

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku kamu dia dan merekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang