menghitung detik-detik part ending :D yeyeye.. bahagianya..
maaf jika lama tidak up.. semoga ini dapat mengurangi kerinduan kalian..
selamat membaca :) dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak kalian berupa vote maupun comment
lafyu readersku
Hari ini lomba musikalisasi puisi dilaksanakan. Tadi pagi Alex menghubungi Carol untuk berangkat bersama tetapi mengingat kejadian kemarin membuat Carol berpikir ulang untuk berangkat bersama dengannya. Untungnya Alex memahaminya. Carol sudah bangun sejak tadi, bahkan jauh sebelum bunda berteriak membangunkannya. Carol merasakan gelisah dan takut secara bersamaan karena ini hari pertama kalinya kembali melakukan yang dulu sempat ia ingin lupakan.
Drrttddrrrttt
Alexander : semangat tuan puteri :)
Ntah kenapa satu pesan darinya sebelum aku berangkat sekolah sukses membangkitkan semangatku berkali-kali lipat.
"nak, semangat yaa. Bunda yakin kamu bisa" ucap bunda lalu mengecup puncak kepala Carol
"bungsunya ayah pasti bisa apalagi ada yang jagain. Maaf ayah gak bisa nemenin" kata ayah yang ntah kenapa membuat Carol ikut sedih
"ihh bunda, ayah. Gak papa. Doain aja Carol bisa, gak harus menang kan ya" tanya Carol dengan nada bercanda
"kamu udah mau musikalisasi puisi lagi aja bunda sama ayah seneng nak" kata Bunda yang dijawab cengiran oleh Carol
"ayah jadi anter Carol kan?" tanya Carol ke ayahnya
"siap laksanakan. Ke sekolah kan?berangkat sekarang?" tanya ayah dengan gaya siap seperti prajurit yang siap mengantarkan tuan puteri kemana pun.
"yuk yah. Berangkat" ajak Carol lalu keduanya masuk ke mobil dan berangkat ke sekolah
Sesampainya di sekolah Carol sudah melihat Pak Andre, Marco dan Ghea di depan ruang guru, menunggu Bu Nat dan juga surat dispensasi yang akan mereka serahkan ke guru kelas masing-masing. Carol sempat celingukan mencari keberadaan Alex, tetapi segera dialihkan perhatiannya kembali ke Ghea yang mengajaknya berbicara sejak ia telah sampai di tempatnya saat ini. Ditengah pembicaraannya dengan Ghea ada seseorang yang memanggil Carol dengan cukup keras
"Caaarooooolllllll"
Tanpa perlu menengok, Carol bisa 1000% yakin itu suara milik siapa. Saat orang yang memanggilnya sudah mendekat Carol jadi salah tingkah sendiri
"ciyee mau lomba" ejek Dea yang tadi meneriakkan namanya dari ujung koridor
"takut gua" jawab Carol
"kan kemarin udah jalan berdua ya masa takut" kata Marco yang ntah sejak kapan sudah ikut menimbrung diantara 3 gadis yang sedang asik bercengkrama
"kita ikut loh" kata Dea
"ikut kemana?" tanya Carol bingung
"ikut nyemangatin lo lah. Gak suka kita temenin?"
"sumpah?demi apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Enemy [Completed]
Teen FictionMenurut Caroline, Alex itu laki-laki terreseh yang pernah ia kenal selama ia sekolah di SMA Xaverous. Sehari saja Carol ingin hidup damai di sekolah rasanya sulit. Tapi, Alex juga laki-laki yang membantunya bangkit dan berdamai dengan masa lalu. Ale...