Aku bukan orang yang suka diam. Tapi aku juga tau apa yang aku harus lakukan. Aku tak akan menyerah hingga kau sadar bahwa
Ada aku disini yang setia
Menunggumu dan
Siap dengan
Semua
"Silent"
Mu.—Yoon Jisung
💫Aku berlari mencari tempat ternyamanku. Dimana ada dia, aku merasa sangat nyaman. Namanya Eun (Y/n). Aku bertemu dengannya didepan wc ketika di universitas. Kala itu aku benar-benar butuh untuk ke toilet dan aku asal menyelonong masuk. Untungnya, hanya ada dia disitu.
Aku ingat betul wajah datarnya dan berkata "kau duluan saja, aku akan segera keluar" lalu meninggalkan ku sendirian.
Kini, dia ada disana. Duduk dengan tenang dan earphone yang berada di kedua sisi telinganya.
"(Y/n)-ya, kenapa tidak menungguku? Aku mencarimu dari tadi" Dia tidak menjawabku dan masih asyik dengan kegiatannya. Akupun menepuk puncak kepalanya dan langsung mendapat perhatian darinya.
Wajah itu seakan tak berubah, tetap tenang menatapku. "Kau sudah tak ada kelas lagi? " Aku menggeleng kepadanya dan duduk di sampingnya. Dia masih diam dan menatap lurus kedepan.
"Aku putus dengan Kenta"
"Mwo?! Wae? Aish jinjja, apa yang dia lakukan? Dia berselingkuh lagi? Dasar Namja tak tau untung. Bisa-bisanya dia mel—"
"Jisung-ah, aku lelah"
Aku lantas diam. Baru kali ini dia memelukku erat sambil sedikit menangis.
"Aku Lelah harus menangisi, memikiri dia. Aku lelah meyakinkan hatiku sendiri"
Aku mengelus punggungnya memberikan rasa tenang, tapi dia semakin menangis sejadinya.
"Aku lelah haru bercerita padamu mengenai hal ini. Aku lelah jika aku harus tetap tampak kuat didepan semua orang. Namja itu. Aku benar-benar ingin membakarnya lalu membuang abunya di segitiga bermuda"
Aku tertawa meringis, lalu melepaskan pelukannya. Aku tatap wajah itu. Wajah datar itu hilang seketika.
Aku melihat mata sembabnya. Wajahnya yang sedikit memerah seakan pandangan baru bagiku. Aku tersenyum
"Jika kau lelah, beristirahatlah. Mungkin ini hanya mimpi burukmu. Jangan terpuruk. Masih banyak Namja lain"
"Aku bahkan lelah untuk mencari jisung"
Dia menyandarkan dirinya pada diriku. "Aku mau namja itu adalah dirimu"
💫
Aku sadar akhirnya semuanya akan tiba waktunya. Akhirnya, dia tidak melakukan 'silent trearment' kepadaku lagi. Aku melihatnya seperti orang baru. Dia tampak lebih ceria. Bahkan kini dia menarikku pergi ke kantin universitas.
"Jisung-ah. Aku minta maaf atas ketidakpekaanku. Kau bahkan tidak menyerah. Kau selalu ada untukku. Gomawo, jisung-ah
My beloved booster"
Perjuanganku terbayarkan
+Kkeut+
💫
KAMU SEDANG MEMBACA
WannaOne IMAGINE
FanfictionTidak semua imajinasi itu tak berguna. Hanya saja terkadang seseorang menghancurkan imajinasi. Bagaimana jika kau bertemu dengan orang yang mendukung imajinasi mu? (Open Req)