Part 32

560 25 0
                                    

Cinta itu seperti air hujan, yang tidak bisa di tebak dengan secara pasti kapan akan datang dan kapan akan pergi, dan cinta itu seperti angin, kita tidak bisa melihatnya tapi kita bisa merasakan nya. Semakin besar rasa cinta, semakin besar pula tragedinya ketika cinta itu berakhir.

πππππππππππππππ^^^^^^^^ππππππ

Tak terasa pesawat yg membawa Cintya dari kota Australia kini telah sampai di kota kelahiran nya yaitu amerika, kini Tya tengah berjalan kaki untuk menuju ke rumah nya, karena kedatangan nya gak ada pihak keluarga yang tau sama sekali jadi ia gak ada yang menjemput nya dari bandara, ia bisa saja memesan atau menelpon salah satu supir orang tua nya,tetapi ia sudah lama gak menikmati udara segar di sekitaran kota kelahiran nya ini , jadi nya ia memilih menyusuri jalan dengan sebuah koper di tangan kanan nya, hingga retina mata nya menangkap sepasang suami istri yang tengah berjalan berlawan arah dengan nya dan jika gak salah lihat Tya begitu gak asing dengan orang tersebut hingga dugaan nya ternyata benar..

" Enak ya kalian, berasa pacaran kembali ''Ucap Cintya setelah kini jarak diantara mereka sangat lah dekat dengan sepasang suami istri tadi..

" Eh putri Mamih yang cantik kok ada di sini ? '' Gisell menurunkan tangan Baja dari bahu nya yang sedari tadi bersender di bahu nya tersebut, sedangkan Baja hanya menyengir saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Eh putri Mamih yang cantik kok ada di sini ? '' Gisell menurunkan tangan Baja dari bahu nya yang sedari tadi bersender di bahu nya tersebut, sedangkan Baja hanya menyengir saja.

" Eh Orang tua nya Tya yang durhaka sedang bersenang-senang di amerika ternyata, Aawwwsshhhh......'' Celetuk Cintya dengan sebuah ringisan di akhir kalimat nya karena Baja sang Papih menjitak kepala .

" Lama di Aussie omongan kau makin gak bisa di kontrol ya anak Papih ini sekarang '' Ucap Baja dengan mengambil alih putri nya dari pelukan sang istri yang sekarang beralih memeluk nya.

" Makanya jangan kirim anak mu yang cantik ini lagi ke Aussie '' Tya menjawab dengan memanyunkan bibir nya dalam pelukan Baja.

" Kok gitu dan kenapa bisa kamu mau Amerika gak ngabirin dulu Mamih atau Papih dahulu,heumm ?? '' Baja mengurai pelukan nya dan menatap putri nya .

" Kan kejutan Pih, kalau Tya bilang dulu kalian bukan kejutan lagi dong nama nya, Tya kan kangen sama kalian,lagian kalian gak pernah ada nengokin anak nya ke Aussie ''

" Kan bisa Video Call sayang gak perlu kamu yang kesini,itu akan membuatmu repotdan suruh kami kesana kalau ingim bertemu. Tapi Papih gak yakin itu jawaban nya '' Jawab Baja dengan melihat sebuah koper besar di tangan nya, tumben - tumbenan anak nya ini bawa koper besar, biasa nya juga klo hanya untuk mengunjungi dirinya dan istri dia akan hanya membawa tas kecil bukan koper seperti saat ini, dan Baja mencium bau kebohongan dari sang anak.

" Kenapa sayang heumm ? '' Gisella angkat bicara setelah melihat putri nya terdiam mendapat perkataan sang Papih nya, dan Gisella pun melihat ada yang gak baik-baik saja pada sorot mata sang anak.

" Kita pulang dulu kerumah ya Mih, entar Tya cerita kalau sudah di rumah , intinya tugas Tya di sana sudah selesai jadi Tya balik ke sini ''

" Yaudah kita pulang sekarang '' Gisella menggandeng sang putri dan
" Kau, tolong bawa koper anak saya ke mobil kita pulang kerumah sekarang , ayo Pih '' Gisella menyuruh salah satu bodyguard nya yang sedari tadi mengikuti mereka tak jauh dari nya sedari tadi dan mengajak suami nya untuk mengikuti nya.

Kaulah KebahagiaankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang