Seperti matahari dan hujan yang memiliki tempatnya masing-masing untuk bersinar dan terjatuh, begitu juga kita.. kembali ke tempat dimana seharusnya kita berada, dengan harapan meski sekarang terjatuh, nanti kita akan kembali bersinar.
"Sun pulangnya lama banget" kata papa Sunny ketika melihat putrinya memasuki ruang tamu dan berjalan ke arahnya.
"oh iya.. kerja kelompok" kata Sunny mencari alasan.
"papa mau bilang sesuatu.. duduk dulu sini" papa Sunny menepuk sofa disampingnya sebagai tanda meminta Sunny untuk duduk.
"apa? gak biasanya muka papa serius gitu" jawab Sunny sambil duduk disamping papanya
"tukang jamu langganan papa gak dateng hari ini?" tanya Sunny menebak
"bukan"
"papa liat sepatu bagus lagi di mall?"
"bukan"
"temennya papa mau ngenalin anaknya ke Sunny?"
"bukan Sun"
"encok? sakit kepala? sakit pinggang?"
"ih ini anak ya. dengerin papa dulu" kata papa Sunny mulai kesal, Sunny hanya tertawa geli melihat raut muka papanya.
"Sun, papa mau ke New York. tinggal sama oma sama tante Juli. kamu inget kan tante Juli baru kehilangan suaminya setahun yang lalu? sekarang oma di sana tinggalnya cuma sama tante Juli dan anaknya tante Juli. mereka disana wanita semua, dan papa pikir.. sebagai kakaknya tante Juli dan anak sulung oma, papa harus ada disana buat mereka." kata papa berkata sepelan mungkin, berusaha agar Sunny mengerti apa maksudnya.
"papa mau Sunny ikut?"
"semua orang tua pasti maunya deket sama anaknya Sun.. tapi itu pilihan kamu juga.. mungkin karena seseorang Sunny mau disini" kata papa Sunny menggoda putrinya.
"papa apaan sih.. Sunny ganti baju dulu" kata Sunny berdiri dan langsung masuk ke dalam kamarnya.
"Sun tapi keputusannya harus cepet loh, paling lambat papa pesen tiket tiga hari lagi" teriak papa Sunny dari luar.
"iya iya" Sunny segera mengambil telpon genggamnya dan menghubungi Rein, setidaknya jika ada alasannya untuk tetap disini, ia mau alasan itu yang menahannya pergi.
"halo" jawab Rein dengan semangat
"hai"
"sudah sampai rumah?"
"sudah"
"ganti baju? makan?" tanya Rein lagi
"belum."
"cepetan ganti baju, tapi jangan makan"
"kenapa gak boleh makan?"
"makannya sama aku"
"kenapa harus sama kak Rein?"
"kan ini hari pertama kita.."
"hari pertama? kok bisa?"
"kan tadi kita..."
"ah stop jangan dibahas" teriak Sunny tiba-tiba membuat Rein terkejut dan langsung tertawa.
"di jembatan deket taman oke? jangan lama" kata Sunny kemudian
"gak mau dijemput?"
"enggak usah. bye. love you" Sunny menutup telpon tanpa membiarkan Rein membalas kata-katanya. ditempat yang berbeda Rein hanya tersenyum mendengar kata-kata Sunny.
"bu, Rein boleh pergi sebentar gak?" tanya Rein pada ibunya yang sedang disuapi bubur oleh Arka. hari ini kamar Ibu Rein sedang ramai karena ayahnya libur bekerja, sedangkan Arka, Bima, dan Aryo sudah ada disini semenjak pulang sekolah dan berencana menginap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan & Matahari
Ficção AdolescenteHujan turun semakin deras, Rein mengernyit dan menghentikan langkah kakinya. "kenapa gak mati sekarang aja? Apa bedanya sama mati besok?" Kata Rein pada dirinya sendiri. Rein menghela nafas panjang lalu berjongkok dirumput, menghela nafas panjang se...