Menyakiti hati wanita, itu memang hobi kamu ya?
- Alisa Ananta
Alisa berdiri di depan kelas yang bahkan bukan kelasnya. Sambil membawa beberapa buku ditangannya, Alisa berjalan memasuki kelas itu dengan salam yang diutamakan.
Senyum yang selalu mengembang itu selalu ditampilkan untuk mereka yang melihat Alisa. Bahkan senyum itu selalu mereka lihat saat bertemu dengan Alisa.
Setelah meletakkan buku itu di salah satu meja yang berada di paling depan. Alisa berpamitan untuk kembali ke kelasnya kepada guru yang sedang mengajar. Setelah itu Alisa berjalan kearah dimana kelasnya berada.
Sesampainya dikelas, bel istirahat berbunyi nyaring. Alisa yang ingin masuk sempat tertahan oleh teman sekelasnya yang berjalan keluar untuk menuju kantin.
"Alisa, ke kantin yuk?" ajak Cahya, salah satu teman sekelas Alisa.
Alisa tersenyum, kemudian menggeleng tanda ia tidak ingin pergi ke kantin. Setelah itu Alisa masuk kedalam kelasnya dan duduk dimana kursinya berada. Setelah itu ia membaca buku pelajaran yang tadi sempat tertunda.
"Alisa, nih ada surat untukmu."
Alisa menoleh, disana teman sekelasnya memberikan sebuah kertas berwarna biru langit padanya. Alisa menerima surat itu dengan mengucapkan terima kasih setelahnya. Lantas, siswa itu pun keluar dari kelas.
Alisa memperhatikan secarik kertas itu, secara perlahan Alisa mulai membuka surat itu. Rasanya seperti mendapat lotre saja, sebab baru pertama kalinya Alisa mendapatkan surat itu setelah surat pengambilan rapot atau pemberitahuan tentang kegiatan sekolah.
Nanti malam gue tunggu di Cafe deket sekolah. Jam tujuh lo harus udah datang.
- Cahyo Diatama
Alisa membaca ulang kata demi kata yang tertera disana. Nama yang tertera disana bukan pria yang sering sekali membuat onar disekolah kan? Yang sering digilai oleh kaum hawa disekolah ini. Atau ada nama Cahyo selain dirinya itu? Tapi setau Alisa di sekolah ini hanya satu orang yang memiliki nama Cahyo Diatama.
Seorang siswa pria yang sangat amat dikagumi oleh wanita wanita yang ada di sekolah ini. Bahkan ada beberapa guru muda yang menyukainya. Jika boleh mengaku, Alisa pun menyukai pria itu. Entah sejak kapan, tapi perasaan itu selalu tumbuh dengan sendirinya.
🐇🐇🐇
Alisa berdiri di depan cermin besar. Ia sedang memperhatikan pakaian yang kini dipakainya. Terkadang untuk menemui seseorang yang kita sukai, membuat jantung kita seperti maraton di dalam sana.
Setelah memoles sedikit lipsgloss berwarna pink pucat, Alisa berjalan keluar dari kamarnya. Untuk saja kedua orang tuanya belum pulang, jika mereka berada di rumah sudah dipastikan Alisa tidak diberi izin untuk keluar malam ini.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya Alisa sampai di cafe yang dimaksud oleh Cahyo. Perlahan kaki jenjang Alisa masuk kedalam cafe yang bisa dibilang lumayan ramai itu.
Pandangan Alisa jatuh pada sosok yang tengah duduk di ujung sana. Hoddie berwarna pink itu senada dengan dress yang dipakai Alisa malam ini. Alisa tersenyum. Alisa baru ingat bahwa pria itu sangat menyukai warna pink sama seperti dirinya.
Alisa perlahan jalan kearah dimana Cahyo berada. Alisa mengatur napasnya, bertemu secara langsung seperti ini membuat dirinya seperti salah tingkah seperti ini. Padahal mereka sering bertemu di sekolah, ya walau dalam jarak yang begitu jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
END OF STORY
Historia CortaKumpulan cerita pendek yang pastinya bakal nguras tenaga saat kalian membacanya, apalagi sambil berimajinasi tentang para tokoh dan situasi yang terjadi. so? ayo kita baperan dan patah hati bareng bareng, ajak temen temen kamu juga buat baca!