23.20 PM
Entah apa yang membuat Adel melaksanakan ide gilanya untuk mengunjungi salah satu kediaman sahabat lamanya. Karena Adel sekarang benar-benar sedang membutuhkan refreshing. Beruntung Adel ternyata belum tidur layaknya kudanil, namun bisa kulihat raut wajahnya sedikit kesal. Tak apa, Adel sudah biasa menjahilinya seperti itu dan Adel bahagia sekali.
Dia mengajaknya ke sebuah Caffe dan duduk dimeja yang bernomor 14, tempat dimana mereka bertemu pertama kali.
"Hei, mau pesan apa?" kata Kai.
"Coca cola dan burger as always Kai!" Ucapnya tentu dengan semangatnya yang selalu berkibar.
"Haish.. kau tidak boleh minum soda! Aku pesankan hot orange juice saja ya!"
Sumpah demi pemuda Indonesia raya, Adel rasa anak ini benar-benar merindukan tamparan dari sendal mautnya.
"Tak perlu bertanya kalau akhirnya kau memaksakan pilihanmu sendiri, Tuan Hitam!" Ucapnya dengan ketus. Lihat? Bukankah dia sangat menyebalkan?
Kai hanya terkekeh dan menampilkan senyum andalannya itu yang rasanya membuat mata Adel ngilu dan kesemutan saja.
Sebelum pesanan mereka datang, Adel bercerita dengan semangat bagaimana kisah bersekolahnya. Kai mendengarkan, hanya saja matanya terfokus dengan benda segiempat ditangannya itu. Ingin rasanya Adel menarik ponselnya dan menceburkannya dikolam renang Caffe itu kalau saja tak ingat ada nomor berharga baginya disana.
Adel bercerita dengan penuh pengkhayatan tentang sekolahnya sampai Adel tak menyadari bahwa Adel sendiri menyenggol piring dan minuman yang sedang dibawa oleh pelayan hingga pecah.
Adel menutup mulut tak percaya apa yang dia lakukan. Adel sedikit mendengar umpatan dari sahabatnya itu, namun Adel tak memperdulikannya. Segera Adel membantu pelayan itu membersihkan kaca-kaca yang melalang buana dengan bebasnya dilantai.Karena suara pecahan itu, Adel langsung didatangi oleh manager restoran yang kebetulan ada disana dan segera mendapat ceramah ala mamah dede bersama aa yang menusuk belahan jiwa. Adel menatap tajam Kai yang hanya menertawainya dari jauh.
Akhirnya Adel disuruh untuk bertanggung jawab mengganti dan mencuci piring dicaffe itu. Melihat Adel mencuci piring sendirian, Kai akhirnya tak sampai hati melihat Adel dan segera membantunya juga. Tapi karena dendamku padanya tadi, aku malah melemparinya busa-busa bekas cucian piring dan manager tadi pun melihat kami dan langsung mendatangi kami lagi. Kali ini Kai ikut terkena imbasnya dan aku senang setengah mampus.
Kai hanya menghembuskan nafas kasar dan berbisik,"Kena kau, nanti."
TBC
••
••
••
Lanjot ke chap selanjutnya mwa
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS X EXO DRABBLE
Cerita Pendek;-💫Silent Reader huh? Die saja :) sekumpulan cerita drabble BTS maupun EXO dibaca saja dlu nde❤