Spesial

20 2 0
                                    

Kami semakin dekat.
Temanku, seperti kak Sani dan kak Tiara suda tahu jika aku dan kak Faisal sama-sama ingin memiliki.
Perihal kekasihnya, ternyata bukan kekasihnya yang ia belikan bunga. Tapi kekasih yang kuduga itu adalah ibunya. Dia ternyata tidak memiliki kekasih seperti yang aku kira.
Aku mengetahuinya ketika dia berkata di toko bahwa dia mencintaiku.
Agak kaget sebenarnya. Aku kemudian bertanya tentang kekasihnya itu. Dia malah tertawa. Kemudian dia menjelaskan bahwa waktu itu dia membelikan bunga untuk kekasihnya. Dan kekasihnya itu adalah ibunya sendiri. Lalu tentang foto-foto di instagramnya. Ternyata wanita-wanita itu bukan siapa-siapanya, bahkan dia tidak kenal. Wanita yang bernyanyi itu adalah entah siapa, dia pun juga tidak tahu. Suaranya indah katanya. Jadi dia mengirimkannya.
Lalu wanita yang tak sengaja dia potret. Itu juga dia tidak mengenalnya. Itu wanita asing yang tidak sengaja dia potret. Ekspresinya lucu, jadi dia mengirimkan juga ke akun instagramnya.
Aku sekarang tahu kebenarannya.

Besok ulangtahunku, dan malam ini ada karnaval se Kota Batu. Cukup banyak desa di Kota Batu yang mengikuti acara karnaval ini. Malam habis isya’ aku pergi ke tepi jalan raya yang sudah banyak orang. Aku duduk dan memeriksa ponselku dan ternyata ada pesan dari kak Faisal
“Kamu dimana?” dia mengirimkan pesan ini kepadaku.
“Aku di depan toko sepatu.”
“Toko sepatu sebelah mana?Banyak toko sepatu disisni.”
“Toko cahaya kak...” sebenarya namanya bukan toko cahaya, tapi untuk merahasiakan nama toko tersebut, jadi ku pilih saja toko cahaya. Cahaya dimana Faisal dan Fatiya bertemu.
“Mana ku tahu toko cahaya.”
“Tinggal cari saja!” Aku sadar.Dia sudah lama tinggal di Jakarta.Mungkin dia tidak tahu toko cahaya.Toko ini tergolong toko baru. Ah biarlah dia cari.

Kemudian ada seseorang yang menepukku dari belakang.
“Fat!!!” dia memanggilku.
“Iya...” aku menoleh, dan ternyata itu kak Faisal.
Wah..dia benar-benar datang, ku kira dia tidak akan datang karena dia tak tahu mana toko cahaya. Tapi malam itu dia datang.
“Nah... ini tahu tokonya.” Sahutku.
“Kamu tahu, aku nyari-nyari dari tadi.”Dia bicara dengan menghela napas.Nampaknya dia berlari tadi.
“Nggak tahu...hehehe.” aku mengejeknya.
“Dasar!” dia menjawab ejekanku.

Malam itu malam pertama kami keluar bersama.
Malam yang pertama bagi seorang Fatiya dengan seseorang yang dia sukai.
Nampaknya malam ini adalah yang terbaik.Bisa melihat karnaval, sekaligus bertemu dengan seseorang yang dicintai.Sungguh aku menjadi orang yang paling bahagia diantara ribuan penonton karnaval.Dan besok ulang tahunku.Malam itu adalah kado dari segala kado yang pernah ku terima.Kado yang melebihi apapun.

“Aku pamit, sudah malam.” Aku berpamitan padanya.
“Iya hati-hati.”
“Siyap bos!”
Aku pergi meninggalkan dia di kerumunan banyak orang saat itu.
“Jangan lirik-lirik, awas kamu.” Dia mengirimkan pesan itu kepadaku ketika aku sudah agak jauh dari tempatnya berdiri.
“iya bawel...” fikirku begitu.untuk apa lirik sana sini jika yang aku inginkan sudah di depan mataku. Kau ini aneh dan misterius.
Hampir jam dua belas, dan aku belum juga tidur. Dia bertanya padaku
“Sudah tidur??”
“Belum.”
“Jangan tidur dulu ya fat.” Dia berkata seperti itu.
“Iya kakak.”
Saat itu dia menelponku. “selamat ulangtahun.” Katanya seperti itu.Aku tadinya sedikit mengantuk, tapi setelah mendengarnya mengucapkan kata-kata itu, aku jadi semangat untuk tidak tidur, sungguh ini malam yang indah.Telponnya kemudian ku tutup, sebab dia menyuruhku untuk tidur.

“Tidur sana, sudah malam.”
“nanti boleh?” aku bicara seperti itu.
“Jangan nanti, sekarang,”
“Aku masih mau bicara.” Aku sedikit memaksa disini.
“Begini saja, besok kita pagi-pagi ke lapangan. Lari-lari.” Dia mengganti permohonan bicara dengan pertemuan.
“Jam berapa?”
“Habis subuh.” Gila orang ini.Habis subuh di lapangan masih gelap.Banyak setan tauk.
“Yakin??” aku bertanya padanya.
“Yakin lah. Jangan bilang kalau kamu takut, hahaha.” Ah orang ini. Dia selalu menebak perasaanku.Kemudian setelah itu aku tidur.

Subuh, sehabis sholat.
Aku kemudian pergi ke rumah kak Sani. Dia ku suruh menemani. Takut soalnya hehehe.
Setibanya di lapangan, dia sudah duduk di pinggir lapangan dengan baju voly kebanggannya, dia juga memakai sepatu. Dia benar, aku yang salah. Semalam dia mengajakku jogging dan aku memakai sandal. Tapi aku tidak membuatnya kesal. Aku dan kak Sani dipersilahkan duduk di bangku yang sudah asli ada disana sejak lama. Lalu

“Selamat ulangtahun Fatiya Kharisma....” dia memberiku sebuah bingkisan. Bentuknya kubus dan dibalut kertas kado bercorakkan bunga. Pita warna hijau. Dan dibungkus dengan tangannya sendiri.

“Ah..kok repot-repot kak!” aku mengembalikan sesuatu yang dia berikan padaku waktu itu.
“Tidak apa-apa, terimalah.” Dia memberikan kubus itu lagi kepadaku.
“Terimakasih ya kak.”
“Iya...sama-sama.”
“Woi!!Ada orang disiniii....” tiba-tiba kak Sani berteriak.
“Iya Sanii iya....” kak Faisal menjawab keluhan kak Sani.
“Jadi?? Sudah Sal?”
“Sudah apa??” aku langsung memotong pembicaraan mereka.
“Sudah ini, mau pulang?”
“Kok pulang?” aku bingung, apa yang sebenarnya mereka bicarakan.

Akhirnya aku dan kak Sani pulang, percakapan yang ku tuliskan di atas sebenarnya hanya sekelumit hal yang dia katakan. Banyak hal yang dia bicarakan denganku waktu itu. Tentang lagu apa yang dia suka, tentang lagu sekolah pas SMP dulu. Dia menanyakan banyak hal pagi itu.Tanganku membawa sebuah kubus yang dibalut kado bercorak bunga dengan pita hijau di atasnya. Aku membawa kado itu kerumah.
Aku sangat...senang hari itu.
Hari ulangtahun yang paling hebat yang pernah ku dapat.
Seharian aku ditemani kak Faisal.

Tentang bagaimana aku dan dia resmi menjadi sepasang kekasih. Mungkin hari ini ku kira, adalah hari dimana kita akan bersatu. Tanggal 9 Maret 2017.Itu tanggal yang indah bukan. Sempat ku tanyakan padanya. Kapan tanggal jadian kita?Dia menjawab terserah kamu. Sampai kami bahagia kami tidak tahu kapan tepatnya tanggal itu kita miliki. Yang terpenting adalah aku mencintainya, dan dia juga mencintaiku.
Dan tanpa sadar. Kebersamaan kami, tidak lagi terjaga seperti awal yang indah yang pernah kami miliki. Cinta kami berakhir tak indah. Ternyata kamu banyak menyelipkan pisau di hatiku. Aku bersabar. Aku mencintaimu. Tapi di bagian ini aku sedang membahas kebahagiaan bersama kamu. Nanti akan ada saatnya, kejahatanmu ku bongkar!.

"Kamu Berhasil"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang