3. Salting

35 0 0
                                    

Rendy berjalan ke arah meja kosong di pinggir kantin yang sudah ditinggalkan penghuninya. Diikuti indah yang berjalan anggun dibelakang rendy. Tak berapa lama mereka sampai dimeja tersebut, duduk dengan bertatap muka, dan rendy masih tetap saja kebingungan tentang apa topik pembicaraan yang akan dia mulai.

"Kenapa kak rendy diem?" Tanya indah mengawali pembicaraan yang membeku

"Oh.. enggak... kamu apa kabar?" Jawab rendy gelagapan

"Baik kok kak, kakak sendiri?"

"Baik in, jangan panggil kakak dong"

"Terus panggil apa?" Tanya indah dengan manja

"Panggil aja rendy biar lebih akrab" pinta rendy

"Gak enak ah kak, gak sopan. Masa sama senior panggil nama langsung" elak indah tidak menuruti pinta rendy

"Serius, panggil aja rendy"  ucap rendy memaksa

"Iya deh kak, ups,, rendy maksudnya"

"Nah gitukan enak, bisa minta nomer w.a?" Ucap rendy sambil tertunduk

"Buat apa? Emang aku cewek apaan langsung ngasih nomer w.a??" Teriak indah dengan wajah kesal

"Eh... bukan gitu maksudnya... aku.. emm.. aku... maaf aku lancang, aku...."

"Hehehe" potong indah "ren kamu lucu ya kalo lagi salting, aku tadi cuma bercanda ren, kamu sampe segitunya. Ini nomer w.a aku" indah ngambil pulpen disakunya dan tisu untuk nulis nomer w.a nya lalu ngasih ke rendy.

"See you next time  ren" kata indah sebari tersenyum hangat disela kepergiannya.

Senyuman yang tulus dari hati terdalam, terpancar jelas dalam lekuk bibir indah. Senyuman yang membuat rendy diam seribu bahasa, ia bagaikan patung yang bernafas, dalam hati rendy berkata.
" inikah cinta? Gila gue suka sama indah" ucap dari dasar hati rendy

Rasa TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang