9. San Large [5]

51 12 6
                                    

  Millay dan Elisa telah membawa banyak barang keperluan. Tinggal satu yang harus mereka cari, pena bulu dari burung gagak yang sudah menjadi budaya turun temurun. Mereka berjalan melewati jembatan kaki troll.

  "Boleh aku bertanya?" Kata Elisa.

  "Ya, kenapa?"

  "Apa maksud Profesor Knowles kalau kau peri? Bukankah kau sama seperti Katarzyna yang sama-sama Burung merpati?"

  "Kami memang peri, tapi kami termasuk kelompok merpati. Tugas kami sebenarnya hanyalah mengirim surat, kabar, ataupun berita. Tapi jika ada murid baru di Aggarwal, kami terpaksa membantu, karena hal itu seharusnya bukanlah tugas kami. Kami membentuk kumpulan, Kumpulan Merpati."

  Elisa mengangguk, "Tapi, bagaimana dengan Mrs. Sally? Dia bilang sendiri kalau dia Ahli Tanaman Obat dan Ramuan."

  "Aku mungkin bisa menjawab pertanyaan yang kau banjiri dari tadi. Tapi mungkin aku tak bisa menjawab pertanyaanmu kali ini."

  "Karena apa?"

  "Karena Mrs. Sally sendiri yang memintanya. Sudahlah jangan banyak tanya, aku jadi ingin muntah sekarang."

  Karena Millay berkata seperti itu jadi Elisa terdiam mengikuti Millay menuju sebuah toko yang menjual pena bulu.

  Elisa terus mengikuti Millay yang sibuk dengan semua keperluannya. Ia melihat Millay yang memilih dan mencari pena yang tepat untuknya. Lama-lama ia bosan.

  "Millay,"

  "Ya?" Millay menjawabnya dengan dirinya yang masih mencari pena bulu burung gagak.

  "Aku tahu kau tak ingin menjawab pertanyaanku lagi. Tapi kuharap kau menjawabnya kali ini. Sekali ini saja. Aku janji ini pertanyaan terakhirku." Kata Elisa.

  Millay mengangguk masih tak menatap Elisa, "Ya, baiklah, apa pertanyaanmu?"

  "Kulihat di sini sudah menggunakan uang sebagai alat berdagang jadi..."

  "Jadi?"

  "Bagaimana dengan masalah keuanganku?"

  Kali ini Millay menatap Elisa, "Aku dengar orang tuamu dulu tinggal di sini, tentu saja mereka meninggalkan uang untukmu."

  "Benarkah? Seperti uang ansuransi?"

  "Ansuransi?" Tanya Millay tak mengerti.

  "Sudahlah lupakan saja. Dimana aku mendapatkan uang itu?"

  "Tunngu saja nanti, petugas merpati akan mengantarnya, mungkin. Aku tahu kau akan bertanya 'kenapa?' jawabannya adalah jika ada pewaris yang memiliki barang peninggalan, maka itu akan menjadi miliknya. Yang terpenting itu memang untuknya, begitulah."

  Elisa mengangguk mengerti, mengikuti Millay yang ingin membayar pena bulu burung gagak. Dan akhirnya selesailah sudah mencari barang-barang yang merepotkan.

  Elisa kembali mengikuti Millay entah kemana arah tujuannya. Setelah tahu kalau Millay berhenti di sebuah rumah yang mirip dengan rumah-rumah yang lain, Elisa tak tahu apakah ia akan masuk atau tidak.

  "Masuklah, Profesor Knowles yang memintaku supaya kau tunggal disini."

  Elisa cukup terkejut dengan itu, tapi ia pun berjalan masuk melewati pintu yang menurutnya tak asing, karena ia pernah melihat sbelumnya.

  Millay meletakkan barang-barang Elisa di meja kamar. Keluar, melepas jepit rambut merpatinya, melepas sepatu tingginya, dan membiarkan dirinya duduk dengan damai. Ia memandang Elisa yang antusias melihat rumahnya.

  "Kau sudah punya binatang peliharaan?"

  Elisa menoleh, menatap Millay, dan teringat kucing barunya. "Ya," Ia tersadar kalau kucing barunya tak ada bersamanya. Ia mulai ketakutan, jika ia menghilangkan kucing itu. "Tapi..." Ia mencari-cari sesuatu bingung melihat sekelilingnya yang tentu tak ada kucingnya disana.

  "Kucingmu akan datang kalau malam sudah tiba."

  Elisa tersentak mendengar kata-kata yang tiba-tiba keluar dari mulut seseorang yang tak asing baginya. Begitu juga dengan Millay yang tengah menikmati istirahatnya.

  "Katarzyna," Kata Elisa menatap Katarzyna yang tiba-tiba mengejutkan tadi.

  Katarzyna menyapa Millay terlebih dahulu dan melangkah menatap Elisa, "Kucingmu tak akan ke manapun Elisa, dia selalu datang kalau malam hari tiba. Atau... Jika kau benar-benar membutuhkan kucing itu."

  Elisa menatap Katarzyna dengan senyum mengerti. Dan alisnya berkerut samar ketika Katarzyna tiba-tiba menyodorkan sesuatu untuknya, sebuah kotak besar.

  "Ini uang ansuransi yang kau maksud."

  Elisa menerima kotak berisi uang itu, "Darimana kau tahu aku menyebut ini uang ansuransi? Apa kau seperti Profesor Knowles yang bisa membaca pikiran seseorang?"

  "Tidak, Millay yang memberi tahuku. Dan darimana kau tahu kalau Profesor Knowles bisa membaca pikiran seseorang?"

  "Dia yang membuktikannya sendiri. Anak kecil juga akan tahu itu."

  Katarzyna tersenyum hambar, ia mencoba mengalihkan pembicaraan, "Selamat bersekolah di Aggarwal Elisa."

  Bab San Large selesai.

Tbc.

Note: maaf banyak typonya. Vote dan comment ya, biar author makin semangat nulisnya.( ^∇^)

The Ice Moon : Year 1717Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang