“Banyak yang bilang kalau keluarga adalah rumah paling nyaman untuk kembali ketika merasa lelah. Dan jika itu memang benar, apakah aku salah meminta untuk merasakan memiliki keluarga yang utuh ?"
🍂🍂🍂
Hari demi hari, jam demi jam, menit demi menit, hingga detik demi detik. Semuanya berlalu begitu saja tanpa disadari. Seperti biasa, Dilon telah kembali bersekolah bersama kedua sahabatnya. Banyak yang menyambut kedatangan trio Tsadest itu dengan senyum lebar bahkan tak segan-segan untuk memberikan kado entah apa isinya. Rava dan Gio menerima saja, berbeda dengan Dilon yang mengabaikan pemberian dari penggemar mereka. Entah apa alasannya, demi menghargai perasaan mereka terpaksa Rava ataupun Gio yang menyambutnya.
"Hai calon imam."
"Kakak Dilon minta nomor WA, dong!"
"Kak Dilon jadi pacar aku, ya ?"
"Kak Dilon nanti kita sebarin undangan, ya ?"
"Mukanya mulus banget sih, ganteng lagi!"
"Banyak yang godain lo nih, kiw kiw!" Gio menyikut Dilon yang terus berjalan tanpa ekspresi.
Dilon mengangkat bahunya tak peduli, memimpin kedua sahabatnya yang berjalan di belakang. Macam masa kecil kurang bahagia, Rava dan Gio malah asyik menginjak-injak sepatu siapa saja yang lewat di samping mereka. Bagi yang berambut panjang juga harus rela rambutnya ditarik oleh duo rusuh itu.
Melihat tingkah konyol keduanya, Dilon jadi terkekeh geli. Ternyata, seberengsek dan selaknat apapun, sahabat akan menjadi tempat nomor satu kala ia membutuhkan hiburan.
Ngomong-ngomong soal Hara, cewek itu masih rutin melakukan homeschooling-nya bersama Chaca. Tapi satu yang membuat Dilon bahagia, dia diizinkan Arvind untuk ikut mengajari Hara materi tentang Seni. Jadi, meski di sekolah mereka tidak bertemu tapi setidaknya rasa kangen Dilon dapat terobati karena bertemu Hara di rumah cewek itu.
"Lon, lo udah dapet info apa aja soal bokap lo ?" tanya Gio di saat ia ingin menyeruput jusnya.
Sekarang guru-guru sedang rapat, jadi para siswa-siswi bebas berkeliaran termasuk Dilon, Gio, dan Rava. Mereka tengah duduk santai di kantin sambil menikmati makanan masing-masing.
"Gue gak dapet banyak. Terakhir kali gue cari Papah, yang gue inget karyawannya bilang kalau dia memulai bisnis di Jerman."
"Itu aja ?" Gio menaikkan satu alisnya.
"Apa yang itu aja ?" tanya Rava ikut nimbrung.
"Stt!" Gio menempelkan telunjuknya ke bibir Rava. "Lo diem dulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HARADILON [Completed]
Teen Fiction{BOOK 2 OF LIMBAD SERIES} Hara, adalah gadis yang terlahir sebagai anak tunanetra, sebuah penyakit yang ia derita menghambat kedua matanya dan menyebabkan gadis itu tak dapat melihat objek apapun dengan jelas. Datar, itu yang selalu menyambutnya ket...