Slice 1

9 2 0
                                    


"Maaf telah memintamu jauh-jauh datang kesini," ucap lelaki tersebut.

"Sebaiknya kau langsung saja kepada permasalahan intinya. Katakan apa yang membuatmu ingin bertemu denganku?" ujarnya. Terlihat angkuh setelah melipat kedua tangannya tepat di depan dada.

"Krys, Aku memintamu untuk menjai istriku."

"Apa kau gila?" ucap Krystal kepada lelaki dihadapannya ini. Hal itu membuat lipatan tangannya terlepas begitu saja dan pupil matanya bergetar.

Mereka tak sedekat itu sebelumnya hanya tahu tentang satu sama lain karena masalah bisnis perusahaan orang tua masing-masing. Pikiran Krystal seketika kosong setelah mendengar apa yang terlontar dari mulut Kai.

"Bisa kau katakan begitu. Tapi tolong aku, aku butuh bantuanmu. Kita bisa berakting seolah baik-baik saja." Menyedihkan melihat seorang lelaki memohon seperti ini.

"Aku bisa membantumu tetapi tidak untuk menikah. Aku tahu perusahaanmu sedang collapse, aku benar-benar tidak tahu maksudmu berbicara seperti ini. Apa kau mau main-main dengan pernikahan?" sela Krystal dengan sengit. "Oh, ayolah... kita masih 23 tahun," tambahnya

"Ayahku, keadaannya semakin buruk, dia kritis. Hanya cara ini yang bisa kulakukan demi dirinya. Satu-satunya cara yang bisa kulakukan untuk dirinya," ia menekankan kalimat terakhirnya. Sorot matanya meredup, membuat Krystal jengah.

Kalau menyangkut orang tua seperti ini ia tidak bisa. Ia terlalu iba. Gadis itu bergeming, kemudian menenggak cairan dihadapannya. Pada akhirnya berujar, "Tidak, aku tidak bisa melakukannya."

----

----

----

1 years 9 months 21 day later...

Lelaki itu menarik pinggang wanitanya untuk mengikis jarak. Sedangkan si wanita tetap fokus dengan buku yang ada di tangannya. Tercetak besar tulisan Pride and Prejudice di halaman sampul. Si lelaki terus saja mengganggu wanita yang sedang bersandar pada dada bidangnya tersebut. Ia memainkan rambut wanita tersebut sampai-sampai si wanita harus meletakkan bukunya di meja depan sofa.

"Kai," ujar wanita itu lembut.

"Krys," balasnya kemudian mengecup punggung tangan wanita yang ia panggil Krys itu dengan lembut.

"Berhenti menggangguku untuk sebentar saja," ucap wanita itu, bibir mungilnya menggerutu. Ini hari libur ia ingin bersantai dan membereskan novel yang ia beli minggu lalu.

"Ini hari libur. Aku meluangkan waktuku untukmu, Krys. Kenapa kau malah menghabiskan waktumu dnegan novel itu?"

Wanita itu menoleh menatap wajah suaminya tersebut. Suami? Apakah mereka akhirnya menikah? Memang benar mereka akhirnya menikah sekitar kurang lebih satu tahun yang lalu setelah pemilik panggilan Kai tersebut mengiriminya bunga, makanan, tas, sepatu selama satu bulan setengah. Membuat Krystal akhirnya jatuh dalam ketulusan lelaki tersebut.

Kai juga menebar rayuan jika setelah menikah ia akan setia dengan Krystal memberikan seluruh hatnya kepaa Krystal. Menjadikan Krystal satu-satunya wanita yang ia cintai selama hidupnya.

Krystal meletakkan telapak tangannya pada pipi lelaki tersebut kemudian mengusap ibu jarinya lembut. "Kau cantik, aku lelaki yang beruntung," ujar Kai lembut. Krystal terkikik geli mendengarnya ia kemudian mengalungkan tangannya pada leher Kai.

"Benar begitu Tuan Kim?" tanyanya menggoda sang suami. Kai bergumam untuk mengiyakan.

Lelaki itu kemudian meraih wajah Krystal kemudian mengecup bibir Krystal dengan lembut sehingga membuat Krystal memejamkan kedua kelopaknya. Wanita itu membalas sentuhan yang dilakukan suaminya itu. Mereka tersenyum ditengah ciuman yang mereka lakukan. Sentuhan tersebut membuat raga Krystal tak berkutik. Kai menghentikan ciuman itu kemudian berbisik bahwa ia mencintai istrinya. Membuat Krystal tersenyum dibuatnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 06, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The ConvenantWhere stories live. Discover now