Annyeong!
Syra kembali dengan double chapter untuk minggu ini
tentu karena kemarin syra ga apdet
mian :" karena kuota yang tidak memadai
Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah ya!
so, selamat membaca! <3
.
.
.
Yuri mengambil benda persegi panjang itu. Ah, bukan benda. Lebih tepatnya, makanan.
Menatap sebentar, lalu Yuri tersadar itu adalah salah satu cokelat hitam mahal yang sering ia lihat di supermarket. Ia ingin sekali membeli cokelat itu dari lama. Sayang sekali keuangan nya tidak bisa mencukupi nafsu nya itu. Satu bungkus kecil bahkan bisa mencapai 7,000 won(sekitar 100,000 rp).
Tak ada catatan disana. Hanya ada cokelat itu. Yuri ingin memakannya, namun ia sedikit takut. Karena itu, ia mengurungkan niatnya, lalu menaruh cokelat itu di meja. Sesaat, matanya melihat sekeliling.
Tak ada yang aneh lagi kan?
Namun sebuah sticky notes tertempel di komputer menarik perhatiannya. Ia mendekar ke komputer itu. komputer yang ingin ia pakai, tapi enggan. Ia mengambil sticky notes itu. membaca kata-kata yang terurai disana, lalu mengukir senyum diwajahnya.
Kau bisa memakai komputer ini, aku sudah memindahkan hal-hal penting dan yang tidak perlu, kau bisa menggunakannya sebebasmu –YG
Yuri meregangkan badannya, lalu duduk di kursi yang berada di hadapan komputer itu.
Baru saja akan menyalakan komputer, seseorang mengetuk pintu.
"Yuri-ya, aku membawa beberapa barang, sepertinya kau akan membutuhkan ini."
Suara Yoongi.
Yuri kembali berdiri, menyegerakan dirinya untuk membuka pintu.
Ia terkejut ketika melihat Yoongi membawa sebuah kardus. Ia mengambil kardus itu ketika Yoongi menyerahkannya. Penasaran dengan isinya, Yuri membuka kardus yang ternyata lumayan berat itu.
Eh...?
"Ini semua..." Yuri terkejut dengan isinya. Sebelum Yuri bisa melanjutkan perkataannya, Yoongi sudah duluan memotong.
"Barang-barang lamaku, tapi masih bagus untuk dipakai, untukmu," ucap Yoongi. "Aku tahu kau suka menulis lagu karena saat itu kau cerita padaku." Lalu ia langsung pergi meninggalkan Yuri yang masih mematung di depan pintu. Yuri terdiam sebentar, lalu kembali masuk kekamar dengan kardus itu.
Terima kasih.
Yuri meletakkan kardus itu di kasurnya. Tak sabaran, Yuri mengeluarkan seluruh barang-barang yang ada di dalam kardus itu. Mic dan hal-hal lainnya. Barang-barang yang dulu ia miliki. Barang-barang yang dulu dihancurkan oleh ayahnya. Ingin rasanya ia menangis. Namun semangatnya mengalahkan rasa terharunya. Ia mengambil barang-barang itu, menyambungkan nya dengan komputer, lalu menatanya di meja.
Ia merasa hidup kembali.
ia menyalakannya komputernya, lalu ia kembali meregangkan punggung dan tangan.
Waktunya bekerja.
***
"Jadi, kita mau kemana?"
"Rahasia," ucap Jungkook, menggoda wanita disebelahnya. Jungkook hanya terkekeh ketika melihat gadisnya itu mem-poutkan pipinya. Begitu imut. Sambil menyetir, Jungkook menoel pipi gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTANCE
Fanfiction"Kau akan terus disini kan?" "Tentu saja." dan itu adalah kebohongan terbesar yang pernah kubuat. Update setiap hari: sabtu/minggu #404 for #junghoseok ⚠️ bahasa semi-baku