Suasana rumah kini begitu sepi, tak ada seorang pun di dalam sini kecuali diriku dan wanita berhijab yang kini berlutut di sampingku dengan tangan yang masih memeluk ku erat.
Dingin ac yang menerpa kulitku tak sebanding dengan rasa dingin yang di berikan hatiku, kakiku bergetar hebat di kursi roda yang ku duduki, tangan ku masih terus menyengkram album hitam dalam dekapan, dan sungai deras yang terus mengalir di atas pipi chubby ku belum berhenti sejak satu jam yang lalu sehingga berhasil membingkai wajahku yang terlihat pucat semangin memucat.
Pikiran ku kosong, hatiku dingin berlapisi awan es yang siap memporak poranda kan dengan badainya, dengan perban yang masih melekat pada beberapa bagian tubuhku dan rasa sakit yang dikalahkan dengan perasaan hatiku kini.
Tatapan ku kosong menatap dinding putih penuh pigura dengan potret yang begitu ku rindukan. Mulutku terbuka seakan akan mengeluarkan suara yang entah bagaimana menjadi sulit ku keluarkan.
Hingga batasnya tiba, badanku kini melemas. Tangan ku kehilangan kekuatannya untuk terus mencengkram album hitam ini,mataku yang tak berhenti mengeluarkan kristal bening kini mulai mengguram hingga aku menemukan kegelapan yang sangat teramat dalam mengistirahatkan segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In My Mind
Historical FictionGadis belia yang kini baru menginjak dunia barunya, gadis belasan tahun yang selalu mengharapkan kehidupannya selalu berjalan secara lancar, gadis muda yang selalu memenuhi kepalanya dan hatinya dengan harapan, harapan dan harapan yang begitu besar...