Autor
"Hey lihat itu! Si putih datang!!" teriak seorang anak laki-laki hingga membuat seisi kelas menghentikan kegiatannya.
Crystal masuk ke kelas. Ia berjalan perlahat menuju bangkunya. Seorang anak menendang pelan tongkat Crystal sehingga ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Mereka pun tertawa sinis saat melihat Crystal yang kesusahan mencari tongkatnya.
"Hey, kau mencari ini?" Ucap Jane sambil menyerahkan tongkat milik Crystal.
"Th..ank you Jane" ucap Crystal sembari mengambil tongkatnya. Namun Crystal tertawa sinis lalu mengangkat tongkat Crystal tinggi-tinggi.
"Hey, kalian dengar? Si putih tadi berterimakasih lo.. hhhhh" teriak Jane sambil tertawa terbahak-bahak diikuti oleh teman temannya.
"HENTIKAN!" Teriak Crystine. Ia lalu berlari dan merebut tongkat Crystal dari Jane. Ia membantu Crystal berdiri lalu memberikan tongkatnya.
"Apa kalian semua sudah bosan hidup? Mengapa kalian mengganggu Crystal lagi?! Bukannya sudah kubilang kalau kalian masih mengganggunya aku akan menghajar kalian satu-persatu!!" Teriak Crystine sambil menunjuk-tunjuk mereka.
Namun teriakan Crystine hanya disambut oleh tawa. Wajah Crystine merah padam. Ia menggertakkan giginya lalu mengepalkan tinjunya. Saat ia ingin melangkah maju Crystal menghentikannya. Ia menggeleng dan mengucapkan tidak apa-apa.
"Wah wah wah... Pertunjukan yang sangat manis dan mengharukan. Seharusnya aku memberinya penghargaan bukan?" Ucap Dave sambil menepuk tangannya.
"Crystine.. kalau aku boleh jujur... Sebenarnya aku kasihan sama kamu. Why? Karena harus punya saudara kembar seperti Crystal. Wajah kalian memang mirip.. sangat mirip. Tapi, apa kau tidak malu karena memiliki saudari cacat? Udah cacat, albino lagi." Lanjut Dave sambil menekankan kata Cacat sehingga membuat Crystine semakin kesal.
'PLAK'
Crystine menampar Dave. Ia menatap tajam Dave sambil memendam perasaan marah yang sangat mendalam. Ia kesal dan marahkarena saudarinya dihina.
Crystal memegang tangan Crystine dengan erat. Walau ia tidak bisa melihat, namun dari suaranya ia tau kalau Crystine telah menampar seseorang. Crystal terus membisikkan 'stop it' dan 'i'm okay' kepada Crystine agar ia menghentikan tindakannya.
Namun itu tidak cukup untuk menghentikan Crystine. Saat Dave menaikkan tangannya untuk memukul Crystine, Crystine menghentikan tangan Dave dengan cengkraman yang kuat. Ia tersenyum sinis dan memasang wajah yang penuh kebencian.
"Aku tidak mengerti kenapa kalian terus memperlakukan Crystal seperti makhluk rendahan. Tapi aku rasa kalian seharusnya malu dan menatap cermin kalian masing-masing karena orang yang kalian bilang cacat itu lebih berguna dan lebih unggul dari kalian semua." Ucap Crystine lalu melepaskan tangan Dave.
Ia menarik tangan Crystal lalu mengajaknya keluar dari kelas. Crystal terus meneriakkan nama saudarinya itu dan menyuruhnya untuk berhenti namun tidak dihiraukan. Sesampainya di depan gerbang sekolah, ia menelepon supirnya untuk menjemput mereka. Crystal terus bertanya-tanya kepada Crystine dan sekali lagi ia tidak di hiraukan. Crystine menggenggam tangan Crystal dengan erat. Ia memejamkan matanya untuk meredakan amarahnya.
Sesampainya di rumah, ibu mereka bertanya kenapa mereka kembali lagi ke rumah. Namun Crystine tidak menjawabnya ia menghiraukan seluruh pertanyaan ibunya.
"Hey Crystine dimana sopan santunmu? Ibu tanya mengapa kalian tidak sekolah?" Tanya ibu.
"Itu tadi karena.." ucap Crystal namun terhenti. Ia tidak ingin ibunya cemas karena tahu kalau anaknya habis di bully.
"Mengapa kau berhenti?" Tanya Crystine. "Beritahu kalau kau habis di bully. Mengapa kau memendam semuanya sendirian. Apa kau tidak tahu kalau tadi itu kau terlihat sangat menyedihkan?!" Teriak Crystine sambil mengeluarkan air mata.
Ibunya terkejut mendengarkan kata Crystine. Ia tidak tahu kalau anaknya sedang dibully dan sedang merasa tertekan.
Saat malam tiba, ibu mereka membahaskan hal tadi kepada suaminya. Ia mengusulkan untuk pindah ke kampung halamannya di Korea. Suaminya sempat menolaknya karena Benedict anak Bungsu mereka masih terlalu kecil. Namun, Setelah memikirkannya dengan matang akhirnya mereka pindah ke Korea. Lebih tepatnya di Busan.
Mereka sementara tinggal di tempat tinggal orang tua su jung (ibu si kembar) sembari mencari rumah di sana.
"Waa.." Ucap Desyca terpesona dengan rumah kakek neneknya. Desyca adalah kakak si kembar.
Rumah Kakek dan nenek mereka masih bergaya tradisional. Mereka menyebutnya rumah Hanok. Rumah yang terbuat dari bahan bahan alami seperti jerami, kayu, tanah, batu, dll.
Desyca dan Crystine berlari-lari mengitari rumah kakek nenek mereka. Sedangkan Crystal duduk sendirian sambil menyenandungkan lagu.
Crystal memejamkan matanya sambil merasakan hembusan angin dan mendengarkan suara-suara yang ada disekitarnya.
******
Ya.. ini cerita pertamaku di wattpad... Kritik dn saran selalu diterima asal masih tergolong sopan. Jadi ceritanya ini, si Jieun unnie ini lahir di luar negeri yaitu di UK makanya ia punya nama inggris. Semoga kalian suka dengan ceritanya. Maaf kalau membosankan.
Sorry tadi terunpublish karena terpencet adikku pas lagi ke toilet
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love U (GD×IU Fanfic) || End
FanfictionSeorang perempuan bernama Jieun memiliki masa lalu yang buruk. Karena kekurangannya ia di bully dan di asingkan. Saat menjadi Idol pun hidupnya tidak semembahagiakan seperti yang ia kira. Namun, kedatangan seorang pria bernama Jiyong mulai mewarnai...