45. Lucunya Siska

2.5K 170 51
                                    

Baca dulu part sebelumnya kalau kamu lupa sama alur cerita!!
Happy reading,
Readers kesayangan...


~~~

Ini adalah satu hal baru bagi Siska. Dan tanpa penolakan lagi yang sudah Siska putuskan dari beberapa hari lalu, sekarang Siska tak akan mengelak jika ada yang mengatakan semua ini membuatnya nyaman. Mungkin terdengar plinplan, tapi saat ini Siska hanya ingin mengikuti kata hatinya. Tak seperti dulu yang terlalu naif dan menjunjung tinggi ego sialannya.

Garis besarnya seperti ini. Pertama, soal perdamaiannya dengan Sinta, Siska sangat bersyukur akan itu. Dan yang kedua, soal hubungannya dengan Alno, Siska sudah memantapkan hati untuk menerima cowok tengil yang sekarang menjadi pacarnya. Dan satu lagi perubahan yang sangat mencolok dari Siska, adalah sikapnya yang secara blak-blakan mengikuti alaynya Alno.

"Capek?" Siska menyodorkan sebotol minuman isotonik yang sempat ia beli tadi untuk Alno. Disambut anggukan singkat dari Alno yang masih tersengal napasnya.

Ini maksud dari perubahan terbesar Siska. Terletak pada sikap perhatiannya yang muncul tiba-tiba. Dimulai sejak tadi pagi saat memberi separuh jatah sarapannya untuk si cowok tengil.

"Kamu mau langsung pulang abis ini?"

Dan di sini letak peningkatan yang Alno tunjukkan saat ada kesempatan. Untungnya, Siska sama sekali tak protes akan itu. Hanya terlihat sedikit kikuk saja dengan semua hal baru ini.

"Emang mau kemana lagi?"

Separuh isi botol minuman Alno tandas.  Sempat juga ia mengelap kasar peluh di dahi dengan punggung tangannya. "Ya kemana gitu. Makan, nonton, atau nemenin beli novel lagi juga ayo."

Siska menggeleng. "Pulang aja."

"Yah. Nggak peka."

Dahi siska mengernyit. Menatap Alno penuh tanya.

"Masih pengen sama lo tau."

Siska tersenyum simpul ketika melihat Alno cemberut. Apalagi saat Alno mendengus lalu meminum minuman isotoniknya dengan sedikit kesal, Siska pikir itu lucu.

"Yah, kumat deh cueknya. Emang gak peka dasar." Alno mendumel. Untuk beberapa waktu Alno tak memulai percakapan. Ia sedang mengayun pelan botol minumannya sembari berpikir cara unik.

Sementara Siska sedang memerhatikan anak futsal yang lain membubarkan diri. Termasuk mewaspadai adanya Shasha yang sedang berbincang dengan temannya tak jauh dari posisi Siska dan Alno berada.

Siska merasa harus mewaspadai cewek yang ia juluki landak betina itu manakala ia mendekat. Karena radar kepekaan Siska memprediksi, makhluk satu itu pasti akan mendekat untuk mencoba mengambil alih Alno darinya.

"Aku punya game." Alno berujar tiba-tiba.

"Apa?" Siska mengulum senyum samar. Jujur ia masih merasa lucu dengan sikap Alno hari ini.

"Kalo aku bisa bikin kamu nyebut angka lima belas, kita kencan. Gimana?"

Siska sempat mengernyit bingung sebelum ia membuang muka. "Terserah."

Senyum Alno mengembang bersama tubuhnya yang kini menghadap Siska sepenuhnya.

"5 tambah 5 berapa?"

"Sepuluh." jawab Siska acuh. Ia masih fokus memerhatikan Shasha.

"Tambah 5 lagi?"

"Lupa nama angkanya."

"Emmm... 5 kali 3 deh."

Kembar yang Dikembar-kembarkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang