Nona Rimba

64 5 4
                                    


Rimba Sissilya Sasmitha.

"Rimbaaaaa!!" suara melengking terdengar memecah pagi di sebuah rumah mewah.

Pasti si Mami itu. Bodo ah. Masih ngantuk, pura-pura tidur aja lagi. Sissy gadis yang dimaksud hafal betul kebiasan Maminya kalau melihatnya telat bangun pagi. Mami, Sissy tak kan segan-segan mengeluarkan suara delapan oktaf-nya atau menggedor pintu kamar anak gadisnya itu sekeras-kerasnya.

"Satu...dua..tiga." Sissy mulai menghitung, tidak sampai lima pasti sebentar lagi akan terjadi gempa di depan kamarnya, Eh, bukan. Pasti Mami Sissy akan dengan semangat 45 nya menggedor serta mendobrak kamar sang anak jika perlu.
"Rimbaaaa...bangun!" titah mami Sissy berdiri tepat di depan pintu kamar.

Tuh kan. Apa gue bilang, dasar Mami nggak bisa lihat anak-nya seneng barang bentaran aja. gerutu Sissy berdecak.

"Berisik, ganggu aja sih Mam!" protes Sissy tak terima. Dengan sangat terpaksa mau tidak mau gadis itu harus melangkah untuk membuka kamar yang sengaja dikunci dari dalam.

"Rimba bangun!! Mau sampai kapan kamu malas-malasan begini." tak menghiraukan kuliah subuh sang Mami. Sissy kembali  menjatuhkan lagi tubuhnya ke atas ranjang karena  matanya memang masih sangat mengantuk sekali.

"Rimba Sisilya Sasmithaaaaa!!!"

"Mami apaan sih. Masih subuh udah teriak-teriak aja. Malu sama tetangga Mam," ucap Sissy memrotes dan masih dengan mata setengah terpejam.

Sementara perempuan paruh baya yang keliatan anggun dan cantik itu hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak gadis satu-satunya.

"Astagaa, Rimbaaaaa. Bangun!!"

"Mami, bisa nggak sih jangan manggil pake nama itu. Masa anak cantik begini dipanggil Rimba. Emang Aku keturunan Tarzan apa!"

"Memang kamu itu keturunan tarzan. Yang anak Mami itu kan Sissy, anaknya penurut, manis, dan yang pasti tidak pernah membantah Mami."

"Terus Rimba itu anaknya siapa Mam?"

"Rimba itu anaknya tarzan paling. Soalnya gadis yang bernama Rimba itu pembangkang, nggak nurut sama orangtua dan hidupnya tidak teratur, makanya lebih cocok jadi anaknya tarzan kayaknya."

"Ih Mamiiiiiiii, nanti kalau aku di ambil sama tarzan benaran. Mami jangan nyesel lho ya." Sissy mendengkus, gadis itu tahu betul  jika sedang kesal dan kumat ngomelnya pasti  sang mami akan memanggilnya dengan sebutan Rimba. Ya, Rimba adalah nama depan Sissy, yang di berikan oleh papinya. Alasan sang papi memberi nama depan 'Rimba' karena dulu waktu masih muda Papi Sissy itu adalah seorang petualang yang sangat menyukai kehidupan di rimba. Masa mudanya banyak di habiskan untuk menyusuri berbagai hutan atau mendaki gunung, hanya untuk sekadar menghilangkan penat atau berwisata alam. Baru setelah bertemu dengan maminya, papi Sissy mulai total meninggalkan dunia yang dicintainya itu, dan mulai serius menekuni bisnis hingga sekarang.

"Buruan mandi sana kamu! Anak perawan kog bangunnya ngalah-ngalahin ayam berkokok," ujar mami Sissy sambil membuka korden di kamar gadis itu.

Whaat..ternyata memang beneran sudah siang. Waduuuh pantas saja si Mami ampe ngasih kuliah subuh begitu meskipun waktu subuh sudah habis. cicit Sissy dalam hati.

"Ini yang kamu bilang masih subuh Rimba, lihat matahari saja sudah nggak malu-malu buat menampakkan sinar," cerocos Maminya lagi.

"Hehehe...iya iya Mami, ini kan udah bangun. Mami jangan ngomel-ngomel terus dong nanti cepet tua lho," tukas Sissy dengan cengirannya ke arah sang mami.

"Memang Mami kamu ini sudah tua. Tapi sungguh buruk nian nasib tua Mami, punya anak gadis tapi tidak pernah menurut sama Mami, ada saja bantahannya," ucap sang mami lagi bernada sindirin ke arah Sissy serta  dengan wajah yang di buat-buat seolah-olah sedang bersedih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan Cinta Pura-puraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang