"Hei, kau terlihat aneh." Bisik Hera. Bagaimana tidak, Jimin yang hampir 'sekarat' karena lapar kini makan dengan pelan dan sangat teratur, bahkan bila itu orang yang sangat gila aturan, tak mungkin untuk seteratur Jimin. terlihat jelas bahwa itu semua hasil latihan sejak dini.
Hera juga ikut merasa aneh, bukannya Jimin kelaparan? Terus kenapa cara makannya tetap saja sangat pelan.
"Yak! Makanlah cepat. Kukira kau lapar."
"Ini kebiasaanku, sulit untuk diubah." Tuan dan Nyonya Park tak ambil pusing dengan kejadian di depan mereka, tapi sebenarnya menyimpan rasa aneh juga.
Sepanjang kegiatan makan ini, tak ada satu topik obrolan yang dibicarakan, semua fokus mengenyangkan perut masing-masing.
"Selesai." Hera yang pertama selesai kemudian disusul Tuan Park. Tebak siapa yang terakhir? Tentu saja Jimin.
"Hera, paman dan bibi pamit duluan, salam pada temanmu."
Bahkan nyonya dan tuan Park pamit duluan saking tak sanggup menunggu Jimin selesai.
Plak!
"Yak, kenapa kau memukul jidatku?"
"Cepatlah makan, Jim! Kau menghabiskan hampir 3 jam hanya untuk makan!"
"Tunggu, kau harus sabar."
Huh, mungkin setelah ini, Hera tak ingin mengajak Jimin untuk makan di luar.
---
Kini kedua orang--Jimin dan Hera-- langsung tancap gas ke rumah Hera, sangat menyebalkan karena waktu terbuang sia-sia hanya karena cara makan Jimin.
"Jimin, sepertinya kau perlu ku ajarkan cara makan yang modern."
Jimin mengerutkan dahinya, tak mengerti apa yang dimaksud gadis di sampingnya ini. "Apa maksudmu?"
"Kau harus makan lebih cepat, dan yah, aku akan mengajarkan hal itu padamu."
"Aku tak mau, aku belajar bertahun-tahun demi kebiasaan ini."
Hera memutar bola matanya malas, hell. Menyebalkan.
"Pokoknya, H.A.R.U.S"
Tak ada pembicaraan setelahnya. Jimin sibuk memikirkan bagaimana nasibnya di dunia baru ini. Isi dunia aneh ini sungguh sangat luar biasa aneh. Tak ada yang dia tahu di sini.
Sedangkan Hera sibuk menghayalkam bagaimana besarnya keuntungan jika Jimin resmi bekerja di cafenya. Hera tak bisa bohong bila pesona Jimin tentu akan membawa dampak baik bagi kelangsungan cafenya.
--
"Aku merasa aneh dengan Jimin Jimin itu." Suara ini berasal dari ruang gelap
Tak dapat dilihat secara jelas karena tak ada pencahayaan, "Aku juga merasa sepeti itu, kukira hanya aku."
Jika kalian bertanya, apa yang dilakukan orang-orang ini? Aku tak dapat menjawab karena ruangan ini gelap dan sama sekali tak ada yang dapat dirasa.
Tenang, dengar saja perkataannya, dua orang ini tak mengenal Jimin secara dekat, kalian bisa tahu dari mendengar dari percakapan.
TBC
TBC GUYS, MAKASIH YAH KAWAN😚😚 INI SO PENDEK 😢😢😢
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Of Mochi ; Park Jimin
Fanfiction✔TIDAK ADA CHAP YANG DI PRIVATE Kau... Mochi?!" Park Jimin, Pangeran Kerajaan Joseon, tanpa sengaja memakan Mochi yang diperuntukkan bagi cendekiawan terkenal Joseon. Tanpa sepengetahuan Kerajaan, ada rencana khusus dibalik dibuatnya kue Mochi ini. ...