menempuh jarak.

Dikala sore menjelang ditatapan mata seseorang begitu sangat terancam olehnya. Di pikiran ego dan otak di simpan orang yang di jiwai sangat indah. Menjelang larut malam sedihnya memukau hangat bahagia karena seorang gadis berhijab panjang tuturkan kata" malam ini kita makan bareng ibu yah" diamnya orang itu terasa senyum manis. Di meja bundar makan terutlah sesuap demi nyuap makanan hidangan sang gadis berhijab.

Esok kala dia menjumpai kerumah sang kumis berkumis tebal dengan hangat mengetuk pintu dikala pagi pukul 09:00 sang gadis berhijab menyambut kedatagannya. Tunggu sebentar ya nak/ ibu cakap dengan lembut tutur kata. Lelaki itupun turun tangga dengan wajah ngantuk yang bermalam hanya karena gadis seorang adalah wanita idaman fajar yaitu rebi berkulit hitam manis. Terlihat manis dari kejauhan tutur kata kumis berkumis tebal sedikit berambut.

Fajar dan seorang gadis hitam manis bertatap muka. waktu berbincang dan berkontribusi dalam sebuah argumen dalam masalahnya. Di waktu siang fajar ingin menenangkan sanggawan nyambut senja di bukit tinggi dekat rumah nya. Mengajak sembari melihat muka melas rebi" re kita main yu ke bukit di depan sana deket kok ga jauh" seorang gadis pun mengangguk kepala seakan jawabannya teringin untuk pergi.

Dalam perjalan memakai sepeda motor tua bersuara cempreng dan rebi seakan memeluk punggung lelaki kumis tebal. Dalam itu fajar bercerita inilah bukit yang sering aku temui hanya karena teringat kau re. Gadis itupun berduduk hati senang sekali.

Sesudah sampai di bukit yang setidak nya mereka berjalan menempuh bukit yang tinggi hanya karena ingin melihat sosok senja yang tiada duanya di alam semesta yang jingga nya tak kala menyerang awan putih dan langit birunya dan cemburu melihat mereka berdua seakan mengisi alam baru.

Diatas bukit mereka bergurau dan bersenag senang di kala sorennya. Lelaki itu pun menjauhi wanita manis sanggawan hanya karena teringin menghisap sebuah rokok yang mengasap tebal. Rebi mendekat seakan dia menjatuhkan sebatang rokok milik lelaki kumis tebal. Gadis manis itu bermuka dan menatapi mata di tengah senja menyala di langit. fajar mejamkan mata seakan ingin menoleh bibir tipis milik rebi dan berlanjut bertukar air liur meneteskan bibirnya yang lumus dalam hidup senja.

Rebi dengan anak berkumis tebal itu turun sehabis bercinta karena hanya malam sudah larut dan hujan menetaskan bersamaan sehingga menerbitkan pakaian mereka lelap basah. Fajar memeluk rebi saat menuruni bukit tinggi. waktu bicara gadis manis aku kedinginan jar dan dipelukannya menghangatkan suasana hati dalam sambut malam hari.

Sesudah sampai di pemukiman persimpangan motor mereka berdua menaiki motor tua itu dengan sengajanya rebi memeluk punggung lelaki berkumis tebal. Mereka pulang kerumah sang gadis manis untuk mengantarkan rebi segera pulang ke rumah nya untuk tidur, sebelum itu fajar berpamitan mengecup kening manis nya sang gadis.

Nada yang minor menyambut telepon gengam nya menyala dari seorang ibunda tersayang di kala larut di ujung malam dan menyuruh pulang dan segera makan malam dengan sanggawan keluarga kecilnya.

Berilpur lara ketika mau larut tidur malam mengimajinasikan wajah sang gadis berkulis hitam manis, wajah mengimpikan masa depan meraka seakan untuk menghiami dalam bentuk sosial dan ekonomi bisa menghidupi tapi dengan sederhana dan seadanya.
Dalam benatnya dia harus menempuh kesuksesan nya dulu sehingga kedepan nya harus menyegani dalam bentuk keluarga.

Seumpama cinta bertuliskan warna dan indah
Kita akan mencapai untuk menempuhinya
Dan tak kala cinta hanya bertuliskan minor dan fana
Kita akan menjauhi dan tak teringin memiliki seseoang
Pada umumnya cinta tak harus memilki dan pilihan hidup.

Perjuangan adalah suatu tantangan yang tidak terpanaskan oleh waktu dan setiap kala menempuh jalan kehidupannya. Pagi ke pagi terbitnya matahari dari timur yang indah dan untuk menghiasi nama dalam bentuk sejarah. Cahaya kuning bervitamin untuk tubuh persejarah dan teruntuk berjuang sanggawan menitiskan pejaman yang erat.