Prolog

19 1 0
                                    

...
"Jadi Kak Ziddan nolak aku?" tanya Zihra yang pada akhirnya ia sedang menahan rasa yang sudah campur aduk.

"Bukan begitu maksud kakak, Dek. Tapi seharusnya Dek Zihra itu tahu, bahwa berpacaran itu gak ada dalam prinsip Kak Ziddan."jawab Ziddan sambil menghela nafas, ingin sekali rasanya marah, namun emosi itu diredamnya kembali karena ia tak ingin melukai Zihra yang sebenarnya sudah ia anggap sebagai adiknya. Namun ternyata, perhatiannya itu disalah-artikan oleh Zihra.

"Tapi Kak Ziddan cinta kan, sama Zihra? buktinya Kak Ziddan selalu perhatian sama Zihra. Hingga Kakak juga yang menuntun dan mengajari Zihra untuk berhijrah seperti ini. Emangnya kenapa sih kakak gak mau pacaran sama Zihra? apa Zihra kurang dalam berhijrah? apa Zihra kurang sholehah? jawab, Kak!"

"Astaghfirullah, Dek Zihra. Jangan ngomong begitu. Zihra udah pernah baca belum sih, QS. Al-Isra' ayat 32 yang artinya : "Dan janganlah kamu mendekati zina karena sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk".

Seketika Zihra terdiam, ia memang sering mendengar tentang hal tersebut.

"Tapi kak, apakah pacaran juga suatu perbuatan zina?"

"Pasti dek. Tapi banyak manusia mengabaikannya. Zihra, zina itu bermacam-macam jenisnya dan di dalam pacaran itu banyak zinanya. Jadi maaf dek, Kak Ziddan mencintai kamu tapi cinta kakak buat kamu itu cinta dari seorang kakak ke adiknya."

Zihra menunduk dalam-dalam. Kini ia merasa malu sekali, karena dia sudah percaya diri sekali mengira Ziddan mencintainya. Hingga ia nekat untuk menembak Ziddan. Lalu ia pun berbalik arah ingin meninggalkan Ziddan.

"Dek, tunggu! Kak Ziddan belum selesai ngomong." Zihra pun menghentikan langkahnya dan berbalik arah sambil tetap menunduk.

"Dek,"

"Iya, kak."

"Jika Dek Zihra mencintai kakak, cintai kakak karena Allah, Dek. Jika kita memang berjodoh, Allah pasti akan mempertemukan kita kok, Inshaa Allah. Tugas kita sekarang adalah saling memperbaiki diri. Teruskan hijrahmu, dek. Cuma itu pesan kakak, Assalamualaikum."

Lalu Ziddan pun pergi meninggalkan Zihra sendiri yang akhirnya terduduk di taman. Sebelumnya, ia melirik Zihra yang sedang menahan tangis. Ziddan pun berfikir, bahwa Zihra butuh untuk sendiri.

..

"Waalaikumsalam." Zihra kini merasa bahwa dirinya hancur sehancur-hancurnya. Ia terduduk lemas di taman. Ia sempat dilihat oleh beberapa siswa lainnya. Namun ia tetap menangis sesenggukan.

...

Assalamualaikum..
Hai, XiaXetya comeback.
Alhamdulillah akun ini masih bisa dibuka. Ini sebenarnya ide lama.
Iseng-iseng aja dipublish biar gak jamur.😆

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dalam Diamku MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang