Chapter 5

100 14 9
                                    

sorry lama updatenya. Kinda enggak yakin mau lanjut atau enggak. hope u like it sodara-sodara.

Chapter 5

Aura Junhyung tampak suram di meja makan pagi ini, membuat Junsung enggan mengeluarkan suara, sementara Dujun dengan tenang memakan sarapannya. Junsung heran sekaligus takjub dengan kekebalan Dujun terhadap aura kelam Junhyung.

"mungkin ini bagaimana cara cinta bekerja?" ucapnya dalam hati, membuat pernyataan yang berujung pertanyaan.

"Ah, Dujun hyung, bagaimana tidurmu semalam? Apa nyenyak?" Tanya Junsung memecah keheningan. Mulutnya gatal jika tidak berbicara, tapi mengajak bicara Junhyung sama saja mencari mati, lebih baik mengobrol dengan Dujun.

"Tentu saja. Berbagi ranjang dengan kekasihmu akan memperbaiki kualitas tidurmu. Aku juga begitu dengan Junhyung-ie."

Duagh

Terdengar suara menyakitkan dari bawah meja makan membuat Junsung kaget, ia mengerenyit heran hingga sadar akan ringisan Dujun yang menjawab segalanya.

"Jangan berkata yang tidak-tidak pada adikku." Junhyung memicing bengis yang diabaikan oleh Dujun. Ia sibuk mengelus kakinya. Sekali lagi Junsung takjub dengan mental baja Dujun. Melihat bagaimana Dujun meringis sambil mengelus kakinya, membuat Junsung ikut meringis.

"Tadi itu pasti menyakitkan sekali..." batinnya. Junsung menatap Junhyung yang memakan sarapannya dalam diam namun tetap dengan aura mengerikan.

"Mm.. Aku selesai. Aku pergi duluan hyung." Ucap Junsung setelah menyelesaikan sarapan kilatnya. Ia tidak tahan dengan aura di ruangan ini. Makanannya bisa saja jadi beracun seketika jika ia tetap tinggal disini.

"Ndee.." ucap Dujun dan Junhyung yang sialnya berbarengan, mengundang senyum kecil dari Junsung. Junsung kemudian bertekad untuk membuat hyungnya bahagia bersama Dujun karena mereka terlihat manis saat bersama. Junsung mengenal hyungnya, tak ada orang yang tahan dengan aura kelam Junhyung yang badmood, karena itu hyungnya sering tampak murung lebih lama jika badmood karena tidak ada yang menjadi moodboosternya dan Junsung takjub dengan kegigihan Dujun menghadapi hyungnya, dan dia berharap Dujun mampu menjadi moodbooster bagi hyung tecinta. Terlalu banyak murung itu tidak baik bagi kesehatan, kan?

Junsung memilih pergi meninggalkan sepasang kekasih itu.

"Jangan bicara macam-macam ke Junsung." Ucap Junhyung ketika pintu depan terdengar tertutup menandakan Junsung sudah keluar dari rumah.

"Aku kan hanya berperilaku sewajarnya." Elak Dujun.

"Apa yang sewajarnya? Hubungan ini saja sudah tidak wajar. Apalagi yang aku bisa harap tentang wajar. Ish."

"Tsk. Ini hanya masalah kecil. Seingatku, semalam kau imut sekali saat memelukku. Kenapa sekarang jadi ganas lagi." Gerutu Dujun yang dibalas getokan sendok yang ntah Junhyung dapat darimana.

"Appo!!"

"Berhenti bicara." Hardik Junhyung dengan muka memerah dan melajutkan makannya dengan tergesa. Untuk sesaat Dujun merasa Junhyung sangat lah imut.

----

Sarapan pagi yang selanjutnya berjalan damai dan kikuk, Junhyung terus menundukkan kepalanya, bahkan saat Dujun menawarkan tumpangan pun tanpa mengiyakan dan perdebatan langsung masuk ke dalam mobil. Ingin rasanya Dujun menukar semua koleksi poster bola favoritnya untuk seorang Junhyung yang penurut.

RibbonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang