🥀8. Jealousy Kook!

4.3K 696 314
                                    

"I-iya, Ayah!"

Jiseo cepat-cepat menutupi 2 tangkai bunga tersebut dengan selimutnya sebelum berjalan kemudian membukakan pintu untuk ayahnya.

"Ayah bawakan sandwich telur untukmu," ujar Taehyung yang membawa nampan beserta satu piring sandwich dan juga susu hangat. Tak lupa, ia juga meletakkan tulip merah untuk putrinya.

"E—em! terima kasih," ujar Jiseo gugup.

"Sayang? ada apa? kenapa kau nampak pucat? apa kau sakit huh?"

Taehyung segera meletakkan nampan tersebut di meja kemudian memeriksa kening Jiseo.

"Ti—tidak ayah, aku baik-baik saja," ujar Jiseo.

"Kau yakin? tapi kau—"

Jiseo lantas memeluk ayahnya erat sembari mengusakkan kepalanya di dada yang berbalut sweater merah maroon di hadapannya.

"Jiseo-ya ..."

Taehyung membuang nafasnya lalu membalas pelukan putrinya, ia lantas mencium puncak kepala itu sebelum akhirnya melepas pelukan dan menatap putrinya yang tersenyum kotak serupa dirinya.

"Tulip itu—"

"Ah, ini sebagai permintaan maaf ayah karena harus menginap di kantor semalam," kata Taehyung.

"Em! terima kasih!" kata Jiseo.

"Kau pasti kesepian semalaman. Apa kau menghubungi Seokjin atau bibimu?" tanya Taehyung.

"Tidak, aku perempuan yang berani. Aku tidur sebelum jam 10 malam setelah mengerjakan tugasku," bohong Jiseo.

Taehyung tersenyum lantas mencubit pipi Jiseo setelahnya. Ia mengusap kedua lengan Jiseo sebelum memberikan nampan itu pada putrinya.

"A—ayah?"

Taehyung berbalik, ia yang hendak pergi menghentikan langkahnya saat suara putrinya memanggil.

"Iya?"

"Bo—bolehkah aku sa—sarapan di meja makan dengan—Ayah?" tanya Jiseo.

Taehyung terbelalak, biasanya Jiseo selalu meminta sarapannya dibawakan ke atas atau terkadang ia sendiri yang memilih makan setelah Taehyung berangkat atau gadis itu hanya menyambar makanannya dan menunggu di luar atau segera berangkat menaiki bis. Ya, Jiseo memang sudah seperti itu semenjak kecil. Bahkan dengan asisten rumah tangga pun dia seperti itu. Ia bahkan memakan bekalnya sendiri di kelas daripada harus ke kantin dan makan bersama teman yang lain.

"Ayah?"

"I—iya?"

Mata Taehyung berkaca-kaca, ia seperti terkejut dan tidak bisa mengucapkan apapun.

"Ayah—tidak mau?" tanya Jiseo.

Taehyung beranjak lalu mengambil nampan yang putrinya pegang kemudian mengajaknya turun. Mereka sarapan bersama sebelum akhirnya Jiseo bersiap-siap untuk berangkat kuliah.

Setelah selesai, Jiseo berjalan dengan membawa banyak sekali gulungan kertas ditangannya. Ia juga membawa tulip hitam dan merah tersebut didalam ranselnya. Jiseo mencari ayahnya, namun ia tidak menemukannya dimanapun. Saat ia keluar, ia melihat ayahnya sedang berbincang dengan Jeon Namjoon, tetangga baru mereka.

"Ayah!" teriak Jiseo.

Taehyung menoleh, ia melambaikan tangannya kemudian berpamitan dengan Namjoon. Taehyung berlari kecil menyebrangi jalan lalu mengambil alih gulungan di tangan Jiseo beserta ransel putrinya seperti biasa. Sebelah tangan Taehyung mengambil tangan Jiseo lalu mereka berjalan melewati trotoar setelah mengunci pintunya.

검은 튤립 [Black Tulip] × Jungkook [CLOSED PO] [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang