My Bestfriend, My Boyfriend

376 12 0
                                    

Aku menangkup segelas cokelat panas dengan kedua tanganku, duduk didepan perapian sambil memandangi percikan api yang membara. Pagi ini,salju baru saja turun di kotaku,London. Otot ototku ini terasa membeku karena kedinginan.

“Anna,ada telepon untukmu.” Teriak mama.

Aku langsung beranjak dari tempat dudukku dan mengambil alih telepon.

“Hello,This is Anna” Ucapku kepada si penelepon.

“Hei Anna, this is Alex. Hari ini kau ada acara? Aku ingin mengajakmu ke toko buku.”

“Musim dingin seperti ini kau mengajakku ke toko buku? Baiklah kau jemput aku pukul dua belas siang, jangan sampai telat.”

“Okay An, see you!” Jawab Alex dan langsung memutus teleponnya.

Dia Alex Butler. Aku dan Alex sudah berteman lebih dari dua tahun. Mungkin ini hanya  kebetulan, kami lahir dihari yang sama dan dirumah sakit yang sama. Dan sekarang kami bersekolah di sekolah yang sama. Dunia ini memang sangat sempit. Sebenarnya, aku sangat menyukai Alex. Aku menyukainya sejak pertama bertemu Alex di toko buku. Yang membuat aku tertarik pada alex adalah senyumannya yang manis. Aku tidak tahu apakah ia menyukaiku atau tidak. Dia sangat tampan, baik dan perhatian. Aku tidak tahu ia sudah mempunyai seorang kekasih atau belum. Selama kami berteman,ia tidak pernah bercerita padaku kalau ia menyukai seorang gadis atau mempunyai seorang kekasih. Aku pernah menanyakan hal itu padanya tetapi ia tidak menjawab. Mungkin ingin merahasiakan hal itu dari diriku.

**

Tepat pukul dua belas siang Alex datang menjemputku dengan mobilnya. Ia terlihat sangat tampan meskipun tubuhnya dibalut dengan baju yang sangat tebal. Tanpa basa-basi aku langsung masuk ke mobilnya. Diperjalanan, aku dan Alex tidak berbicara satu sama lain. Aku tidak tahu harus berbicara apa karena tidak ada topik untuk dibicarakan.

“Cuaca sangat mendukung ya buat tidur” Ucap Alex memecah keheningan sambil menoleh kearahku dan memberikan senyuman termanisnya.

“Tidur mulu lo!” Aku tertawa kecil “emang mau beli buku apaan?”

“Ada deh.”

“Palingan juga beli buku tata cara mendekati perempuan”

“Sok tau lo!” Jawab Alex sambil tersenyum.

Ditoko buku, kami berpencar dan janjian bertemu dipintu masuk jika sudah selesai. Aku melihat lihat buku biografi dan membeli biografi anggota kerajaan Inggris. Aku melihat Alex dipintu masuk sedang mengobrol dengan seseorang ditelepon. Aku mendengar ia bilang “Iya, gue bakal nyatain cinta ke tuh cewek besok.” Setelah Alex selesai menelpon, aku langsung menghampirinya dan mengajak pulang. Tadinya Alex mengajak untuk makan dulu, tapi aku bilang aku lelah. Sebenarnya aku tidak lelah, hanya saja aku ingin menangis saat ini. Seseorang yang aku cintai mencintai orang lain. Itu sangat menyakitkan.

*

“Bye, An, thanks ya” Ucap Alex dengan senyumannya yang khas.

Oh tidak, jangan senyuman itu lagi. Senyuman itu terlalu menyakitkan untukku. Mungkin setelah ia mendapatkan gadis yang diincarnya, senyuman itu tidak lagi untukku. Dulu, Alex pernah bilang padaku “Aku memberikan senyuman termanis dan terindahku hanya untukmu, An.” Tetapi nanti, kalimat itu tidak berlaku lagi.

“Bye, Lex” Balasku dengan memberikan sedikit senyuman dan melangkahkan kakiku  kearah rumah.

Aku membuka pintu rumah dan dengan langkah cepat menuju kamarku. Rasanya aku ingin menangis dan melupakan apa yang terjaadi hari ini. Aku membaringkan tubuhku diranjang dan memikirkan apa yang harus aku lakukan. Haruskah aku menyatakan cinta duluan pada Alex? Mungkin aku sudah gila jika melakukan hal itu.

“Anna, makan dulu” Teriak mama dan membuyarkan lamunku.

“Iya ma!” Aku beranjak dari ranjangku dan langsung menuju meja makan.

“Cuma berdua, ma?” tanyaku

“Iya, adikmu kan sedang les balet”

“Ma, mungkin gak sih seorang cewek nyatain cintanya duluan ke cowok?”

“Ya mungkin mungkin aja, cewek yang ngelakuin itu berarti dia cewek yang berani. Dia berani menyatakan perasaannya dan mau menerima apapun jawaban dari si cowok dan itu membutuhkan nyali yang besar.” Jelas mama panjang lebar.

*

Aku terus menerus memikirkan jawaban mama itu. Ya, aku akan menyatakan perasaanku padanya. Besok, hari ulang tahun aku dan Alex. Mungkin besok adalah hari yang tepat untuk aku menyatakan perasaanku.

**

Pagi ini aku mendapatkan SMS dari Alex berupa ucapan selamat ulang tahun. Aku membalas SMSnya,mengucapkan selamat ulang tahun dan beberapa wishes untuk Alex. Dalam pesan tersebut aku juga mengajaknya untuk bertemu di cafe biasa kami menghabiskan waktu bersama. Aku memikirkan kalimat apa yang harus aku katakan padanya nanti.

Saat kami bertemu di cafe, aku meyakinkan diriku untuk menyatakan perasaanku.

“Alex, lo udah punya pacar?” tanyaku ragu.

“Apa? Eemm belum” Jawab Alex lirih.

“Tapi lo udah ngincer cewek kan?”

Alex hanya mengangguk. Dan itu menandakan bahwa jawabannya iya, dia sudah mengincar seorang cewek. Saat ini, hatiku rasanya tercabik-cabik. Betapa sakitnya hatiku mengetahui hal itu ditambah sakitnya hatiku memendam perasaanku ini selama dua tahun dan ternyata cintaku hanya bertepuk sebelah tangan. Saat mendengar jawaban Alex, aku hanya menghela nafas dan menunduk tak berdaya. Kini, aku tidak punya nyali untuk menyatakan perasaanku padanya.

“Dan lo tau, cewek itu..”

“Gak usah diterusin” aku memotong penjelasan Alex.

“Lo”

Aku langsung mengangkat kepalaku dan memandangnya. Aku sangat terkejut mendengar apa yang ia katakan tadi.

“Iya, cewek yang gue incer itu lo” lanjut Alex

“Ha gue?” Balasku dengan rasa tak percaya dan bahagia

“Iya elo, Anna” ujarnya dengan memberikan senyuman khasnya. “Gue suka sama lo sejak kita ketemu di toko buku waktu itu. Selama ini gue memendam perasaan gue ke elo. Gue terlalu takut  untuk nyatain perasaan gue ke elo. Dan gue pikir inilah saat yang tepat buat gue nyatain cinta ke lo. Anna, be my girlfriend?”

“Yeah, gue mau jadi pacar lo”

“Yes!! Gue mau kita bersama selamanya”

“Selamanya.”

Terima kasih, Tuhan. Lahir dihari dan tempat yang sama, bersekolah disekolah yang sama, dan memiliki perasaan yang sama, aku pikir itu hanyalah kebetulan, tetapi aku salah, ini adalah takdir aku dan Alex. Takdir kami untuk dapat bersama-sama.

My Bestfriend, My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang