Sembilan Belas~

20 3 0
                                    

Fey meneruskan perjalanannya ke kantin, tak peduli suara samar yang menyindirnya. " Makan apa ya, pengen nyoba yang baru. " gumam Fey sambil menaruh telunjuk didagunya. Saat sampai dikantin, ia memutar pandangannya.

Kantin sekolahnya sangat ramai di jam istirahat. Ia pun membeli bakso ikan dan memilih tempat duduk di tengah kantin. Karna hanya itu yang tersisa.

Sedikit pincang Rey berjalan, mencari Fey yang tak terlihat. Rey sudah ke kelas Fey, tapi tak ada Fey dikelasnya. Ia pun menuju ke kantin. Baru sampai, ia sudah melihat Fey yang asyik memakan bakso ikan. " Apa perjuangan gue kurang? " tanya Rey pada dirinya dalam hati.

Rey mendekati Fey dan langsung duduk dihadapannya. Fey menoleh dan mengernyitkan dahi sebentar lalu melanjutkan makannya.

Rey terduduk lesu, ia hanya diam menatapi Fey yang sedang makan. " Nih " tiba-tiba Fey memberikan 1 bakso ikannya pada Rey. Rey yang melihat langsung semangat, ia tahu akan disuapi Fey.

Saat mulut Rey sudah dekat dengan bakso ikan tersebut, tiba-tiba Fey menarik garpunya lagi. " Yee, siapa yang mau nyuapin lo sih kak? Makan sendiri. Nih ambil garpunya. " Fey memberikan garpu ketangan Rey. " Njir, lo selalu buat gue terbang dan jatuh disaat yang sama " umpat Rey dalam hati.

Rey pun mengambil garpu tersebut, memakan bakso ikannya dengan raut wajah yang terlihat kesal. " Gue udah selesai makan. Balik dulu ya. " kata Fey yang diiyakan oleh Rey.

" Baru juga ketemu, udah ditinggal aja. Huft. " Rey menarik nafas berat.

Fey meninggalkan Rey tanpa rasa bersalah apapun, Fey dingin ini sangat susah peka pada orang lain.

Ia ingin pergi ketoilet sebentar. Saat tiba didepan pintu toilet, Fey yang hendak membuka pintu tiba-tiba mendapat siraman air dari Dena dan Rena. " Byurrr!! "

Entah bagaimana mereka tahu bahwa tak salah orang. " Mampus lo! Masih aja deketin Rey! Gue kasih siraman rohani nih biar bersih pikiran lo! " kata Dena dengan nada sedikit dinaikkan. Fey yang kaget karna disiram pun langsung menatap Dena tajam. Fey menarik baju Dena, mendekatkan Dena kepadanya. " Gue tau lo kakak kelas, tapi kalo lo terus kayak gini. Gue bisa abisin lo berdua dengan tangan kosong! " ancam Fey lalu melepaskan tangannya dari baju Dena. " Pergi lo! " suruh Fey pada Dena dan Rena. Mereka yang kaget pun langsung meninggalkan Fey.

" Untung aja jam terakhir olahraga. Ga keliatan basah deh bajunya. " gumam Fey sambil menarik nafas berat.

// stay tune guys. Chapter 20 wajah Rey, Aldy, dan Fey akan saya kemukakan wkwkw //

Live, Food, and Football. Lil Bit Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang