Chapter 4

84 11 1
                                    

Dark's POV

Malam ini adalah Sabtu malam, di saat orang lain pergi makan bersama keluarga atau orang yang dikasihinya, pergi menonton film atau sekedar berbincang disebuah cafe, aku harus bertugas jaga di rumah sakit.

Tepat jam 12 malam, aku harus mengecek ke bangsal Pak Ming. Pak Ming sangat baik, dia selalu saja memanggilku dengan panggilan dokter, padahal aku sama sekali belum mendapatkan gelar itu.

     "Selamat malam dokter." Pak Ming menyapa. Dia sangat baik dan tentu saja meningkatkan kepercayaan diri kami para koas.
---
Koas / Dokter Muda :
adalah mahasiswa kedokteran yang sudah menyelesaikan jenjang sarjana S1 (gelarnya S.ked) dan magang di RS untuk mendapat gelar dokter (dr.).

Jika dipanggil dengan sebutan 'dok' beberapa koas terpacu untuk memberikan peayanan yang terbaik untuk pasien, aku salah satunya.

     "Selamat malam Pak Ming." akupun menjawab dengan senyum diwajahku.

     "Tadi pagi anak saya dari daerah menjenguk, dia membawa banyak sekali oleh-oleh. Ambillah... untuk menemani dokter jaga malam ini." Pak Ming menunjuk ke arah meja disampingnya.

Disitu sudah terdapat Black Canyon Coffee khas Thailand.

     "Pak Ming tidak usah repot-repot."

     "Terimalah dok, untuk apa saya meminumnya, saya sedang terbaring sakit seperti ini. Lagi pula ini oleh-oleh khusus saya yang memintanya kepada anak saya untuk membawakannya kesini." Pak Ming menjelaskan.

     "Oih terima kasih banyak Pak Ming, saya akan memberikannya juga pada suster dan dokter jaga malam ini."

Pak Ming tersenyum. Setelah memeriksa semuanya, aku pun segera berpamitan untuk mengecek bangsal lain.

Jika saja aku tidak terlalu lelah, seharusnya aku tidak akan tidur di bangku panjang di ruang tunggu rumah sakit ini. Tidur dalam posisi terduduk pula. Aku menghabiskan malam ini dengan berjaga bergantian dengan Koas lain.

Siapa pun orangnya tidak akan betah berlama-lama duduk di kursi berbentuk segi panjang tipis panjang membujur itu. Jika duduk terlalu lama, akan membuat pantat seseorang tercetak bergaris-garis, meski dia sudah terbiasa duduk di bangku kayu tersebut. Bagiku hanya cukup tidur sejenak, itu bisa membuatku segar kembali dan bisa melanjutkan jaga.

Jadwal rumah sakit hari ini sangat padat, dan selalu padat di stase bedah untuk dokter muda sepertiku. Setiap hari adalah hari kerja bagiku.

Ketika pagi mulai datang, aku bersiap untuk menyiapkan visite dokter, paginya memeriksa pasien, siang sampai sore kuliah, dan kembali malam giliran aku berjaga. Begitulah jadwalku setiap hari ya, sampai tidurpun aku bermimpi mengenai tugas ilmiah. Mimpi dikejar-kejar tugas.
-----
Visite :
adalah salah satu aktivitas rutin dokter di rumah sakit yang memeriksa dan mengevaluasi perkembangan pasien yang dirawat inap, termasuk rencana terapi dan pemberian obat.

Pengalaman pertamaku melihat orang meninggal tepat di depan mataku, melihat Ayah dan Ibu yang menangisi kepergian anaknya yang masih belia, masih berumur belasan tahun. Dia meninggal dengan sangat mengenaskan sesaat dibawa ke rumah sakit setelah diberi resusitasi jantung paru sambil memberi napas buatan sampai setengah jam.
-----
Resusitasi jantung paru-paru atau CPR (Cardiopulmonary resuscitation) :
adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas karena sebab-sebab tertentu.

Anak itu menabrak trotoar jalan dalam pengaruh obat-obatan terlarang. Kepalanya terbentur kaca mobil yang ia kemudikan, namun penyebab kematiannya bukanlah hal itu, akan tetapi dia meninggal karena luka dalam yang berada tepat di dadanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang