Sebuah kisah cinta tak selalunya harus berakhir dengan bahagia ada juga yang berakhir menyedihkan, ini adalah sebuah kisah cinta yang penuh dengan panantian tak terbalaskan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pip Pip Pip
"Aargh"
Alaram telah berbunyi untuk menyadarkanku dari tidurku, sebenarnya aku enggan sekali untuk bangun dan menyapa matahari yang tersenyum cerah sekali pagi ini berbeda dari kemarin kemarin yang selalu sendu. Seakan ia tahu bahwa aku tlah menunggu lama untuk hari ini, hari kembalinya seseorang yang berharga dalam hidupku dan ia telah meninggalkanku sendiri selama 5 tahun ini demi karirnya sebagai seorang desainer.
Flashback on..
"chanyeol~"
Panggilnya seraya mempoutkan bibir cerinya itu dan aku hanya bergumam untuk membalas panggilannya. Sejujurnya aku sangat kesal terhdapnya karna kalian tahu dia akan meninggalkanku ke Paris yang katanya pusat mode dunia itu untuk melanjalanankan karirnya yang sebagai seorang desainer, dan dia baru memberi tahuku sekarang sedangkan dia berangkat lusa. Sungguh aku ingin sekali memarahinya untung sayang, untung cinta.
"kau masih marah sama aku ?" oh sunggguh tak usah ditanya lagi.
"kamu pergi lusa! Dan kau baru memberi tahuku hari ini!"
Dia kaget karna aku membentaknya, selama 2 tahun kita menjalin hubungan sejujurnya aku belum pernah semarah ini terhapnya. Tapi sekarang sungguh aku kecewa terhadapnya ..
"hiks.. hiks maaf kan aku, sungguh maafkan aku"
Sunggguh aku tak sanggup melihatnya menangis karna aku tadi membentaknya, walaupun aku kecewa terhadapnya tapi aku juga sakit saat melihatnya mengis seperti itu. Akhirnya kurengkuh tubuhnya dengan erat sambil ku usap pelan punggungnya untuk menenangkannya.
"sudah lah tak usah meminta maaf, kau tak salah. Aku mengerti kau pergi untuk mencapai cita citamu kan, tak apa aku mengerti. Hanya saja aku tak habis pikir bahwa kau baru memberi tahuku sekarang sedangkan lusa kau berangkat"
Itulah yang dia katakan saat mendongakkan kepalanya untuk melihat ku dengan matanya yang merah dan bengkak disertai hidung yang memerah dan pipi yang sudah seperti sungai yang mengalir deras, kuusap pipinya dengan ibu jariku perlahan dan langsung kudekap dia dengan erat dan membisikan kata kata penenang agar ia berhenti mengis.
"sudahlah tak apa, sekarang berhenti lah menangis. Aku tak apa sungguh"
Setelah ia mulai tenang akhirnya ia melepaskan pelukanku dan menatapku dengan mata bengkaknya dan menyisakan jejak air mata di pipi tembamnya, lali ku usap perlahan dengan penuh kasih sayang. Dan dia menatapku dengan rasa bersalah yang amat besar.
"maafkan aku, sungguh aku minta maaf chan"
"tak apa baek, kau kesana juga untuk untuk mengejar cita citamu yang sedari kecil kau impikan bukan"