HyungWonho Part 12

1.1K 126 14
                                    

Menjadi makhluk immortal membuat dirimu menjadi setengah makhluk yang terkutuk. Ketika kematian tidak bisa menggapaimu, hingga surga dan neraka hanya terasa seperti bias omong kosong yang tidak mempan di hidupmu.

Tapi menjadi makhluk immortal tidak membuatmu kehilangan perasaan dalam hatimu. Kau tahu rasanya marah, benci, senang, bahagia, bahkan jatuh cinta, dan sakit hati tetap kau rasakan.

Salahkan waktu yang berhenti untukmu, ketika kau jatuh cinta dan tersakiti, rasa itu akan abadi selamanya. Mengikutimu seperti bayangan.

Bersyukur pada waktu yang berhenti, saat dalam dekapanmu ada seseorang yang mampu kau cintai lebih dari kata selamanya, abadi? Jika ada kata yang lebih dalam daripada itu, maka kata itulah yang akan kupakai.

Bulan terlihat mengintip dibalik rimbunnya hutan, Hoseok menatap kearah bulan, matanya semerah darah, tangannya mencengkram erat tubuh kekasihnya, meninggalkan jejak merah remasan tangannya. Sakit tentu saja! Hyungwon meringis merasakan kekuatan Hoseok yang mati-matian dia tahan, tidak ada yang bisa dia lakukan selain memeluknya erat.

Tidak jauh dari mereka seekor rusa sudah kehabisan darahnya, Hoseok meminumnya rakus, nyaris merobek begitu saja leher si rusa karena tenggorokannya sangat kering. Hingga saat darah itu menyembur membasahi bibirnya, dia tidak dapat berhenti menghisapnya sampai habis.

"Ssshh... tenanglah Hyung.. akh!" Hyungwon meringis merasakan bahunya diremas kuat.

"Hyung, sadarlah.. ini aku sshhh.., kendalikan dirimu" Hyungwon memeluknya erat, dia tahu kemungkinan ini bakal terjadi, karena mau bagaimanapun perubahan baru ini membuat Hoseok kehilangan kendali dirinya.

Perlahan, cahaya bulan itu tercermin di mata Hoseok, dia memejamkan matanya erat, perlahan remasan tangan itu mengendur.

"Hyungwon.." Hyungwon yang dipanggil lega, dia dapat merasakan Hoseok yang kembali melembut.

"Maaf, aku pikir kau perlu rusa kedua hyung, tapi aku takut saat aku mencarinya kau bisa mencelakakan manusia yang sedang mendirikan tenda di hutan sana" Hyungwon menatap Hoseok khawatir.

"Aku takut kau tidak bisa mengendalikan diri. Jadi aku tidak berani meninggalkanmu" Hyungwon menangkup kedua pipi Hoseok, menempelkan kedua kening mereka.

Hoseok tersenyum, dia menggesekkan kedua hidung mereka, mengecup bibir Hyungwon sekilas.

"Aku yang harus minta maaf, aku membuatmu kesakitan?" Hyungwon menggeleng, Hoseok tahu bahu Hyungwon bergetar saat dia hendak menyentuhnya.

"Aku tidak apa-apa" Hyungwon balas memeluk Hoseok.

"Maaf... " Hoseok membelai lembut pipi Hyungwon. Cinta terlihat melalui tatapan mereka berdua, saat perlahan Hyungwon mendekatkan bibirnya menyentuh lembut bibir Hoseok penuh, merasakan sedikit anyir darah di lidahnya. Pelukannya mengerat, ketika Hoseok merengkuh pinggangnya hati-hati. Seolah barang berharga yang mudah rapuh.

Ciuman mereka makin dalam, saat keduanya mencari cinta lewat kecupan dan rengkuhan tangan mereka.

. . .

Minhyuk dan Kihyun jalan tergesa-gesa di koridor rumah sakit. Raut wajah mereka sedikit lega melihat Changkyun dan Hyunwoo yang duduk bersebelahan.

"Bagaimana Jooheon?" Tanya Kihyun.

"Masih dalam masa kritis hyung. Benturan di kepalanya membuatnya tidak sadarkan diri."
Changkyun menangis, sepanjang Kihyun mengenalnya tidak pernah dia melihat Changkyun menangisi seseorang seperti ini.

Kihyun tahu sejak Hyunwoo sadar Kihyun disini, pandangan matanya tidak pernah lepas darinya. Hanya saja dia menghiraukannya.

"Tenanglah, dia akan baik-baik saja" Minhyuk menenangkan Changkyun, memeluknya erat. Dia tahu, dongsaengnya yang terkesan dingin ini, sekarang mulai takut kehilangan orang yang dia cintai, mengingatnya membuat hati Minhyuk menghangat.

Unmei No Akai Ito (Benang Merah Takdir)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang