Bagian Tiga

1.9K 187 11
                                    

3 : All about Red

“Pahami aku, Siapa tahu ternyata
Aku bukan pemeran utamanya kan?”

Nata Admadika, 2016







Penyesalan memang datang di akhir ya?

Aira benar-benar sering kali kerap merasa menyesal dalam hidupnya. Pertama masalah soal Nata dan cerita karangannya beberapa waktu lalu.

Dan sekarang perihal rok.

Tak ada yang salah dengan Aira. Hanya terlihat berbeda dengan penampilannya hari ini. Hanya rok abu-abu yang terlihat pendek diatas lututnya sekitar 2 atau 3 senti. Yang biasanya menggunakan rok Satu atau Dua senti dibawah lutut.

Di hari selasa, Peraturan sekolahnya menetapkan bahwa seragam yang digunakan tetap putih abu-abu, Aira paham sekali.

Tapi bermain Hujan dengan Lita semalam sore setelah pulang les tambahan membuatnya merutuki segalanya. Aira pikir ia bisa mengeringkannya dengan kipas atau setrika saat di rumah. Tapi tidak bisa saat Hujan deras seperti badai dan Listrik padam.

Terpaksa memakai rok abu miliknya dulu saat kelas sepuluh yang sudah pendek, karena rok cadangannya rusak dibagian resleting, rok nya pun tak kunjung kering.

Dan Pagi ini ia datang lebih awal. Perempuan itu risih sebenarnya, tak biasa berpenampilan seperti ini dan tak suka jadi pusat perhatian.

Sambil menarik rok nya agar turun sedikit lebih panjang ke bawah, ia berjalan di koridor sepi tanda belum banyak orang yang hadir.

Kecuali dikelasnya ada seonggok manusia dengan Jaket merah maroon menutupi kepalanya.

Sekali lagi, Nata Admadika.

Baru langkah pertama di dalam kelas, kepala itu langsung mendongak dengan wajah yang terlihat mengantuk.

Di luar ekspetasi, Nata berdecak cuek dan kembali tidur. Satu hal yang patut Aira syukuri dengan sepenuh hati.

Ia pun berjalan masuk, sesekali mendesis Risih akan roknya hingga ia duduk. Tak sadar saja bahwa Nata sedari tadi memperhatikannya.

“Rok lo kenapa pendek?” tanya Nata dengan nada datar dan suara serak.

Aira yang  sedang sibuk mengeluarkan semua isi bukunya ke dalam laci agar tas nya dapat dipakai untuk menutupi roknya yang sedikit tersingkap tak menghiraukan Nata.

“Aira” panggil Nata karena Aira tak menyahut ucapannya.

Aira hanya melirik kecil nata yang berada di bangkunya, di sudut kelas itu dengan agak kesal lalu kembali melanjutkan aktivitasnya.

Nata geram, sedikit mendengus, “Oh. Lo belajar pengen jadi cabe-cabean Ega darimana?” kata Nata santai, kelewat santai akan ucapannya. Bodoh saja dia tak sadar sudah melukai harga diri Aira.

“Demi di notice Ega lo mau pake rok segitu pend—”

Brak!

“Kalo iya kenapa?!” Bentak Aira sambil menggebrak meja. Tak menatap Nata sedikit pun, entah kenapa emosinya cepat sekali naik. Efek PMS mungkin.

Dirimu Elegiku [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang