part 5

1.1K 106 9
                                    

Sudah lima hari sejak Jiyeon di rawat di rumah sakit, akhirnya Jiyeon diperbolehkan untuk pulang, selama berada di rumah sakit Kyuhyun tidak pernah meninggalkan putrinya karena takut terjadi sesuatu kepada putrinya.

"Selamat datang kembali Noona". Ucap semua para maid di rumah keluarga Choi.

"Nde, terima kasih". Jiyeon tersenyum senang karena merasa sangat di perhatikan oleh para maid selain keluarganya.

"Sayang, sebaiknya kau istirahat". Siwon mengelus rambut Jiyeon.

"Daddy, jiyi sudah sembuh, jiyi tidak mau kalau harus berbaring di tempat tidur lagi". Jiyeon merenggut kesal

"Apa yang di ucapkan daddymu benar sayang, ingat apa kata dokter tadi". Ucap Kyuhyun.

"Iya iya, tapi mom, jiyi sudah sembuh". Kesal Jiyeon, dilangkahkan kakinya menuju sofa ruang keluarga, Siwon dan Kyuhyun hanya menghela nafas melihat kelakuan putrinya yang tidak pernah berubah.

"Sama sepertimu baby". Gumam Siwon sambil memandang Kyuhyun.

Kyuhyun mendelik kesal ke arah Siwon "mwo? Dia putriku". Kyuhyun pun menghampiri Jiyeon dan duduk di sampingnya.

"Aishhh.. dia juga putriku". Gerutu Siwon.

"Wahh..wahh.. princess baru pulang sudah ngambek". Ucap Minho yang baru saja datang dari arah dapur.

"Yakkk oppa, jiyi tidak ngambek eoh". Jiyeon semakin kesal

"Aigo.. adik Oppa ini tidak berubah eoh". Dicubitnya pipi kanan Jiyeon.

"Appo.. mommy.. Oppa jahat". Adu Jiyeon

"Minho hentikan". Kyuhyun memukul lengan Minho. "Aigo putri mommy pipinya melebihi bakpao".

"Mwo? Aishhh mommy dan  Oppa sama saja". Jiyeon bangun dari duduknya dan berjalan kearah kamarnya.

"Mau kemana sayang?". Tanya Siwon sambil terkekeh geli.

"Ke kamar dad". Jawab Jiyeon

"Lihatlah karena kalian Jiyeon jadi marah". Siwon menghela nafas melihat kelakuan istrinya dan anaknya yang sangat suka menjahili Jiyeon.

"Anak itu akan baik dengan sendirinya". Ucap santai Kyuhyun.

Siwon menggelengkan kepalanya dan memandang tajam ke arah Minho, Minho yang di tatap oleh daddynya merasa gugup.

"Kau sudah meminta maaf kepada adikmu?". Tanya Siwon.

"B-belum dad". Lirih Minho

"Minta maaf sekarang, mau bagaimanapun kau juga bersalah Minho". Ucap Siwon.

"Baik dad, Minho akan minta maaf". Minho bangun dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju kamar Jiyeon.

Siwon menghampiri Kyuhyun dan memeluk pinggang ramping istrinya.

"Apa aku terlalu kasar?". Tanya Siwon tanpa melihat kearah Kyuhyun.

"Ani, kau hanya ingin yang terbaik untuk anak-anakmu Hyung". Kyuhyun menyamankan dirinya di pelukan Siwon.

"Ya, sekarang mereka sudah besar dan kita sudah semakin tua". Kekeh Siwon.

Kyuhyun mencubit pinggang Siwon "aku tidak tua". Cibirnya 

"Hahaha.. Ya karena kau masih sangat terlihat cantik". Siwon mencium sekilas bibir Kyuhyun yang merenggut kesal.

"Aishhh dasar tidak ingat umur". Gumam Kyuhyun.
.
.
Tok..tok~

Minho mengetuk pintu kamar Jiyeon. "Jiyi boleh Oppa masuk?"

"Nde, masuk saja". Teriak Jiyeon dari dalam kamar.

Minho membuka pintu kamar Jiyeon dilihatnya adik tersayangnya sedang duduk bersandar di tempat tidur sembari memeluk boneka kesayangannya - Boneka pemberian dari Sehun. - diduduki dirinya di samping Jiyeon.

"Mianhae". Ucap Minho mengelus rambut Jiyeon

Jiyeon menoleh kearah Minho dan menatapnya heran. "Mwo? Untuk apa Oppa?".

"Karena Oppa kamu jadi dihukum".

"Nde, tapi Oppa jangan mementingkan teman Oppa dibandingkan jiyi, arraseo?".

"Nde..nde.. Oppa janji, Oppa akan selalu mementingkan adik kesayangan Oppa ini". Minho mengacak rambut Jiyeon dan merebut boneka yang sedang di dekap Jiyeon.

"Yakkk oppa kembalikan boneka jiyi". Terima Jiyeon kesal

"Lihatlah bonekanya sudah jelek, sebaiknya Oppa buang dan Oppa belikan yang baru".

"Aniyo.. jiyi tidak mau". Jiyeon mencoba merebut kembali bonekanya yang berada di tangan Minho.

"Wae? Ah apa karena boneka ini pemberian dari Sehun?".

Jiyeon terdiam sesaat dan hanya menundukkan kepalanya.

"Jiyi dengarkan Oppa". Minho menaruh boneka Jiyeon di sampingnya dan menyentuh kedua bahu Jiyeon

"Sehun sudah punya tunangan dan Oppa tidak ingin jiyi sakit hati".

"Jiyi mengerti Oppa, jiyi juga tidak bisa berharap banyak". Jiyeon memainkan ujung bajunya.

"Atau kita minta bantuan kepada Daddy biar orang tua Sehun membatalkan pertunangannya?".

"Tidak.. jiyi akan menjadi jahat kalau begitu".

"Wae? Bukankah kau mencintainya?".

"Iya Oppa, tapi Sehun mencintai tunangannya".

"Jiyi yakin? Yang Oppa dengar mereka ditunangkan karena perjanjian dan Sehun pun tidak mencintai tunangannya malah tidak peduli".

"Mwo? Oppa tau dari mana?".

"Tentu saja dari Sehun". Minho mengelus kepala Jiyeon.
"Oppa yakin Sehun mencintaimu dan Oppa hanya percaya kepada Sehun untuk menjagamu". Minho mengecup kening Jiyeon dan berjalan keluar kamar Jiyeon.

Sedangkan Jiyeon mencerna perkataan Minho.
"Benarkah? Bolehkan aku berharap hun?".gumam Jiyeon.
.
.
.
Siwon memasuki sebuah bangunan tua yang tak terpakai, dilangkahkan kakinya menuju kearah halaman belakang bangunan, terlihat sebuah kolam berisi air yang di tutupi sebuah pabber, ditenga-tengahnya terdapat nayeon yang hanya terlihat kepalanya, gadis itu masihlah hidup, karena Siwon ingin menyiksanya secara perlahan.

"Daddy, kasihan sekali dia, apa tidak sebaiknya Daddy langsung bunuh saja?". Tanya Suho.

"Itu terlalu mudah baby". Siwon menjambak rambut nayeon.

Nayeon mengerjapkan matanya, pandangannya sudah sangat buram karena hanya diberi minum saat dia disekap disini, tubuhnya mati rasa karena di rendam air selama 2 hari, belum lagi luka-luka yang dia dapatkan dari para penjaga yang telah melecehkannya secara bergilir.

"Bu...nuh..aku..". Ucap nayeon terbata.

"Kamu mau mati?". Siwon menghela nafas sejenak "baiklah.

Siwon mendorong kepala nayeon dengar keras karena lubang itu hanya selebar leher nayeon, Suho yang membantu Siwon mendorong kepala nayeon agar masuk kedalam lubang, darah mulai bercecer karena luka dari wajah dan kepala nayeon hingga akhirnya kepala nayeon masuk kedalam kolam yang terisi air dingin.

"Hancurkan tempat ini, jangan sampai ada yang menemukan mayatnya". Ucap Siwon sebelum meninggalkan tempat itu.
.
.
.
"Ya".
"...."
"Baiklah, kerja yang bagus"
Myungsoo mematikan sambungan telponnya.
"Akhirnya, Choi Jiyeon sampai bertemu besok dan kita mulai permainan untuk menghancurkanmu". Smirk Myungsoo
.
.
.
-TBC-
.
.
Oke sampai disini dulu..
Terima kasih yang sudah menyempatkan diri untuk mampir 😊
Jangan lupa untuk vomennya, tapi gak maksa kok 😊

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang