Desa Kepluk sekali lagi dibuat geger, kali ini bukan karena ditemukannya mayat gadis terbujur kaku disungai tanpa celana, atau lelaki tua loyo yang tertembus peluru di jidatnya, Itu sudah biasa. Ini tentang Sukesih si Kembang desa yang kecantikannya tiada tara yang sudah berani menolak ajakan kawin dari Darmono si Tuan tanah.
Luar Biasa. Entah apa yang ia cari, jika dilihat-lihat Darmono masih lajang, kaya tujuh turunan dan soal tampang pun tak begitu jelek. Masih dikatagorikan layak jika di ajak kondangan. Begitu kata ibu-ibu yang berbisik di kebun teh. sebenarnya kabar ini disambut dengan suka cita oleh penduduk desa hanya mereka takut menunjukannya dan memilih berbisik-bisik saja, takut jika Darmono dengar mereka tak dapat lagi bekerja karena di Desa Kepluk hanya ada dua orang yang berkuasa pertama Tentara Nipon dan yang kedua Darmono yang memiliki delapan puluh persen lahan perkebunan di Desa.
Ini bukan kabar biasa, Bagi pemuda lajang berarti masih ada kesempatan mendapatkan Sukesih yang cantik jelita dan bagi gadis lajang berarti masih bisa mendapatkan kesempatan merebut hati Darmono. meskipun Ia tak tampan tapi setidaknya kawin dengan Darmono berarti mereka sudah bisa memperbaiki nasibnya.
***
Sudah enam bulan lamanya semenjak tentara Nipon ada disini kondisi desa semakin memprihatinkan, para lelaki disuruh kerja siang dan malam untuk menyiapkan segala keperluan yang mereka butuhkan, gadis-gadis belia juga dipaksa melayani nafsu para tentara Nipon yang haus setelah lelah berperang dan yang membuat jengkel lagi preman-preman kere sekarang semakin merajalela, semakin tak tahu diri saja tingkahnya. Tentara Nipon sengaja memperkerjakan mereka sebagai kacung untuk menagih upeti dari warga dan tak jarang juga preman kere mengambil paksa anak gadis milik orang desa, ketika itu terjadi para orang tua hanya bisa pasrah karena jika ia melawan, timah panas sudah pasti bersarang di jidatnya atau rumah mereka dibakar beserta isinya. Lalu nasib para gadis beruntung jika ia hanya disuruh melayani tentara nipon akan lebih sial lagi setelah melayani mereka, para preman kere juga ikut memperkosanya dengan keji dan secara bergiliran sampai mati. Setelah mati dengan gampangnya si preman kere mengembalikan mayat mereka ke keluarga masing-masing untuk di kebumikan atau dilemparkan ke sungai.
Sukesih adalah satu-satunya anak gadis yang tak bisa disentuh oleh tentara nipon dan juga preman kere, sebagai seorang yatim-piatu Sukesih termasuk orang yang paling beruntung di desa, semua itu karena Darmono yang rela membayar upeti sangat besar agar tak ada satu orang pun yang berani menyentuh tubuh Sukesih walaupun sedikit. Apapun Darmono lakukan untuk membuktikan besarnya cinta pada Sukesih. Sungguh si Tuan tanah yang dibuat buta oleh keindahan manusia. Kecantikannya sendiri diwarisi oleh kedua orang tuanya, ayahnya adalah seorang guru ngaji dan ibunya seorang pelacur. Kombinasi yang sangat unik, dulu ayahnya menikahi ibunya karena berharap agar bisa menuntun pelacur cantik itu kembali ke jalan yang benar. Meskipun pernikahan mereka banyak yang menantang tapi ayah Sukesih tetap melaksanakannya hingga berujung kematian kakek dan neneknya karena tak kuat menahan beban melihat anak semata wayangnya menikahi pelacur terlebih keluarga mereka adalah keluarga yang taat agama, sedangkan dimata ibu Sukesih menikah dengan guru ngaji menjadi pilihan yang tepat selain karena ia sadar bahwa melacur bukanlah profesi yang baik, ia juga paham betul itu satu-satunya peluang untuk kembali ke jalan yang benar. Tapi bangkai tetaplah bangkai, setelah kelahiran Sukesih si ibu merindukan kembali masa kejayaannya ketika ia bisa memperbudak lelaki dibawah ketiaknya. Pada awalnya ia hanya bermain mata dengan tetangganya tapi lama kelamaan ia mulai berani berselingkuh, dan ketika ayah Sukesih pergi ke Surau untuk mengajar mengaji si ibu mengajak tetangganya masuk ke rumah. Dari satu lelaki lalu dua lelaki hingga banyak lelaki ia ajak kerumahnya untuk bercinta.
Kabar itu sampai pula pada ayah Sukesih, penuh kecemasan ia mencari tahu sendiri kebenarannya, dan pada suatu malam sepulang dari Surau ia sangat terkejut mendapati istrinya sedang bercinta dengan tiga lelaki sekaligus. Kejadian itu menghantam keras kesadarannya hingga ia meninggal ditempat karena serangan jantung. Sementara Ibu Sukesih merasa sangat bersalah atas kematian suaminya dan ia memilih menyeburkan diri ke jurang sebagai penebusan dosa atas kesalahannya. Sepeninggalan kedua orang tuanya Sukesih dibesarkan oleh warga dari desa lain yang merasa iba karena tak ada satu pun penduduk desa kepluk yang mau merawatnya, sampai usia remaja ia memilih untuk hidup sendiri dan menempati rumah yang ditinggal oleh orang tuanya. Disanalah ia bertemu Darmono.
YOU ARE READING
Perempuan yang bernama Sukesih
Historical FictionSukesih , seorang perempuan yang merasa harus mengambil tindakan cepat untuk menghapus penderitaan kaum perempuan di masanya (penjajahan jepang), ia mencoba bertahan dengan segala mimpinya tentang kebebasan perempuan meski dengan cara yang tak bias...