Italic berarti flashback
///
Rasa haus membuat Taeyong terbangun dari tidurnya. Masih pukul 4 pagi dan dengan rasa kantuk, Taeyong turun ke lantai bawah untuk mengambil minum di dapur. Lega yang ia rasakan saat meminum secangkir air dingin dari kulkas.
Taeyong mengerutkan dahinya. Suasana yang gelap membuatnya tidak begitu bisa melihat sekeliling dengan jelas. Ia menajamkan pendengarannya saat mendengar suara yang aneh.
Seett
Tidak salah lagi yang didengarnya adalah suara kancing yang ditutup, tapi kancing apa?
Kini suara sesuatu yang diseret membuatnya sukses menaruh cangkir dengan sedikit membanting. Sebenarnya Taeyong nggak ingin berpikiran begini, tapi mau nggak mau dia jadi mikir kalo ada maling yang masuk ke rumahnya.
Duh, Taeyong itu, kan, nggak jago berantem!
Murni keberanian, Taeyong mendekati asal suara yang dekat dengan pintu depan. Semakin dilihat, bayangin itu semakin ia kenali.
"Jisoo?"
Jisoo--bayangan itu--keliatan kaget dan hampir aja terjengkang ke belakang. Dengan tas yang diseret dan setelan jaket, ia tampak siap akan bepergian jauh."Ngagetin banget!" pekiknya.
"Lo mau ke mana?"
"Bukan urusan lo," jawabnya sambil kembali menyeret tas berukuran besar itu.
Taeyong melotot nggak suka. "Lo mau kabur?"
"Bukanlah!" jawabnya sambil berdiri. Ia berhenti menyeret tasnya. "Pokoknya gue pergi dulu."
"Jangan coba pergi kalo lo nggak bilang mau ke mana." Jisoo melotot saat melihat Taeyong udah di depannya, menghalanginya untuk pergi. "Lo mau kemana bawa tas ransel begitu?" tanyanya lagi.
"Kalo gue bilang lo pasti ngadu sama mami dan papi, 'kan!"
"Kalo mencurigakan gitu gue juga bakal bilang ke mereka. Kalo lo nggak bilang, gue bakal ngikutin lo."
Jisoo mendelik. Sebenernya dia yakin alasan Taeyong mau ngikutin dia juga karena cowok itu penasaran. "Gue mau ke rumah nenek Sowon. Udah kan?"
"Ngapain?" Taeyong mengernyit bingung. Pasalnya, jarak rumah nenek Sowon itu jauh, harus menghabiskan kira-kira lebih dari tiga jam perjalanan.
"Nenek Sowon meninggal semalam, terus gue mau nyusul Sowon ke sana."
"Oh."
Jisoo jadi kesal sendiri sama ekspresi Taeyong yang super datar. Keliatan banget cowok itu ngerasa menyesal buang-buang waktu udah nanya sama Jisoo. Cowok itu udah berbalik bakal pergi kalo nggak Jisoo megang bahunya. Taeyong berbalik dan mengernyit melihat Jisoo yang tersenyum.
"Karena lo udah tau, lo harus ikut gue."
"Haa--" jisoo langsung membekap mulut Taeyong. "Jangan jerit. Nanti semuanya bangun. Ikut atau action figure lo gue hancurin."
Taeyong terdiam. Menelan ludahnya ngeliat Jisoo yang udah pelototin dia sambil ancang-ancang untuk mukul. Pada akhirnya Taeyong ngangguk juga.
BRAKK
Ditengah kesadarannya yang memudar, Taeyong merasakan sesuatu menimpa dirinya. Seolah melindungi dan terasa hangat. Taeyong mendongak, tetapi masih nggak dapat mengenali sosok itu. Banyak darah di sekitarnya dan Taeyong baru menyadari ia berada dalam posisi terbalik. Busnya mengalami kecelakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Not) Sibling | Taesoo [✔]
Fanfiction"Jadi pacar gue!" "Bang Mino, Jisoo udah gil-" "Gue beliin action figure limited edition buat lo!" "Deal." -aliceyriz present- SEDANG DIREVISI