Minsoo tidak tahu pukul berapa sekarang. Yang Minsoo tahu, ketika langit sudah berubah kejinggaan, maka sang ayah tidak lama lagi akan pulang dengan membawa sekantung makanan yang nantinya akan mereka makan bersama sang ibu, mereka nanti akan berbincang juga Minsoo yang akan bercerita banyak bagaimana harinya di Day Care bersama teman-teman dan pengasuh baik di sana.
Tetapi ia tidak bisa hanya diam menunggu di ruang tengah bersama mainan-mainannya yang berserakan, terlebih hanya sendirian. Minsoo tidak sungguh sendirian sebenarnya. Bocah laki-laki bermata bulat yang masih berseragam lengkap ala pelaut berwarna biru muda-putih serta dasi merah muda itu berada dalam apartemen bersama sang ibu. Beberapa kali Minsoo mendapati sang ibu bolak-balik masuk dan keluar ruang kerja yang berada di ujung ruangan bersama ponsel yang menjadi perantara panggilannya dengan sang rekan kerja. Hong (atau sekarang sudah menjadi Lee) Jisoo ㅡibunyaㅡ hanya ke ruang tengah untuk mengambil tumpukan kertas ㅡyang katanya pentingㅡ di lemari yang dipenuhi map serta buku tebal lalu kembali tenggelam dalam ruang kerja.
"Tidak, Tuan Hershey, Mom akan marah apabila aku meminta lagi untuk bermain dengannya." Ucap Minsoo pada seekor Affenpinscher yang tengah terbaring nyaman di pangkuannya. Seolah Tuan Hershey mengerti eluhannya, Minsoo mengelus bulu halusnya dengan lembut.
Minsoo menghela napas. Ia jenuh karena Tuan Hershey tampaknya sudah mengantuk dan akan terbang ke alam mimpi beberapa saat lagi.
Minsoo tentu sudah beberapa kali meminta sang ibu untuk bermain dengannya. Sayangnya, Jisoo menolak dengan alasan bahwa dirinya memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
Tetapi untuk saat ini, Minsoo tidak lagi mendengar sang ibu yang menelepon seseorang.
Apa Mom sudah tidak sibuk lagi?
"Tuan Hershey, kau dengar itu?" Minsoo bertanya pada Tuan Hershey yang sudah sepenuhnya mendengkur, ia lanjut berbisik, "Mom sudah selesai menelepon. Mom pasti sudah bisa bermain denganku!"
Minsoo mengangkat Tuan Hershey perlahan kemudian menidurkannya di atas karpet halus berwarna putih yang sedari tadi ia gunakan sebagai alasnya bermain.
Dengan membawa dua pesawat mainan ㅡyang sang ayah berikan sebagai hadiah pada natal tahun laluㅡ, Minsoo setengah berlari menuju ruang kerja sang ibu.
Malangnya, Minsoo malah menemukan sang ibu masih bersama tumpukan kertas yang tengah ia gunakan untuk menulis.
"Mom!" Panggilnya ceria seperti biasanya.
"Hm?" Jisoo hanya bergumam sebagai jawaban.
"Apa kita sudah bisa bermain?" Matanya mulai berbinar ㅡbegitu berharap.
Mendengar pertanyaan itu ㅡlagi, Jisoo menghela napas sembari meletakkan pena-nya, tetapi tidak beranjak dari kursi kerjanya.
"Sudah Mom katakan, pergilah bermain dengan Tuan Hershey."
"Tuan Hershey tertidur, dia pasti lelah."
"Kalau begitu mengapa kau tidak tidur bersama Tuan Hershey? Kau pasti melewatkan tidur siangmu." Jisoo melanjutkan tulisannya pada laporannya.
"Aku sudah tidur siang tadi di sekolah, Mom. Aku tidak mengantuk lagi." Minsoo memang terbiasa menyebut Day Care sebagai sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aftó to Próvlima (SeokSoo Oneshot)
Fanfiction[Seventeen 's SeokSoo Oneshot Fanfiction] Seokmin sudah cukup menyadari lamaran itu berarti sebuah tanda bahwa Seokmin telah bersedia menjadi seorang kepala rumah tangga, bersama seorang anak dan seniornya. Itu terdengar berat sekali. Tetapi Seokmin...